Satu unit motor sport mewah terparkir di halaman rumah yang di tempati oleh sepasang suami istri yang berprofesi sebagai pemulung barang rongsokan itu.
Seorang lelaki bertubuh besar dan berotot, setelah motor yang di minta oleh anak majikannya itu untuk di antarkan kepada salah satu rumah yang di kontrak oleh Ibu nya Laksa.
"Nona Muda... Ini kuncinya.. Apakah tidak sebaiknya pergi ke daerah takokak bersama para pengawal Tuan Besar.." Ucap lelaki berotot itu, ia menghawatirkan keselamatan anak majikannya.
"Gak usah Paman... Aku ingin di antar oleh Kak Laksa saja.. Satu orang bagiku sudah cukup untuk mengawal perjalanan menuju saudara yang ada di ujung kulon kota Cianjur.." Kata Dinda menolak halus.
"Baiklah kalau begitu Paman tak akan mengganggu Nona Muda.." Ucap lelaki berotot.. Tetapi dalam hati tetap Ia akan menugaskan beberapa pengawal untuk membuntuti nya, walau bagaimana pun keselamatan Nona muda adalah tugas nya.
Tak lama kemudian setelah pergi kepala pengawal keluarga Syamsul.. Laksa pun sudah selesai dari membersihkan badannya dan memakai pakaian yang sangat sederhana, tapi di balik kesederhanaan serta kerendahan hati nya, para wanita muda bertekuk lutut di hadapan nya.
"Kak... Ganteng amat sih kamu.." Ucap adik nya Alena ketika melihat kakak nya keluar dari rumahnya.. Hal serupa pun di Dinda berkata begitu tetapi Ia katakan dalam hati nya.
Rumor yang beredar di kalangan kampung Cihonye tentang pemuda yang bernama Laksa bukan anak kandung dari pasangan suami istri Nuri dan Hilman pun bukan isapan jempol belaka.. Bukti nya pemuda itu tak ada mirip sama sekali dengan Kedua Orang Tua nya maupun adiknya.
"Jelas dong siapa dulu kakak kamu gitu loh.." Puji Laksa pada dirinya sendiri.
"Uhk sombong..." Timpal Alena.. Hal itu membuat Laksa terkekeh.
"Non...... Ayo kita berangkat Laksa sudah siap.." Ucap nya. Tapi gadis itu hanya terdiam terpaku.
"Non Dinda..... Ayo..." Ucap Laksa lagi karna tak ada jawaban dari pertanyaan pertama.
"Ehk.. Itu.. Ayo.. Kak..." Dinda terbata bata bicara, sesaat ia terpesona dengan pemuda yang baru keluar dari rumah tempat ia mengontrak bersama Kedua Orang Tua nya dan adiknya.
Setelah berpamitan kepada Bu Nuri dan Alena.. Laksa pun lalu menghidupkan motor yang kemungkinan baru satu bulan di beli oleh Dinda itu, karena terlihat motor sport itu tampak mulus dan masih bersih. Bener apa yang di ucapkan oleh Non Dinda, Laksa sudah pandai menjalankan motor..
"Bu apakah tidak akan timbul masalah jika Kak Laksa dekat dengan Non Dinda..?" Tanya Alena sang adik melepas kepergian Laksa bersama Dinda.
"Entahlah Alena....... Ibu berharap Laksa tidak bertindak lebih jauh dan tau diri siapa kita kita ini.." Keluh Nuri sama hal nya dengan menatap kepergian anak nya itu.
"Perbedaan keluarga kita dengan Kak Dinda di ibaratkan antara langit dan Bumi... Tapi............ Kalimat Alena terhenti ketika sang Ayah datang dan berkata kepada mereka berdua.
"Kata siapa perbedaan Laksa dan keluarga Dinda tidak sebanding.. Alena kamu terlalu berpikir sempit..," Kata Hilman.
Istrinya menatap kearah wajah suaminya.. Mata nya berkaca kaca.. Ia menggelengkan kepalanya....!
"Bapak... Kenapa berbicara begitu.. Bukan kah kenyataan nya keluarga kita memang orang yang paling miskin di kota ini.." Jawab Alena.
"Iya kita memang miskin harta.. Tapi kita tak miskin akhlak dan adab.. Kenapa semua orang sangat sungkan kepada Laksa.. Karna sebuah akhlak dan sipat nya, hingga kakak mu tak ada orang yang merendahkan atau pun memusuhinya.. Tetapi nanti suatu saat dan waktu itu tak lama lagi......... Ucapan Hilman tidak di teruskan saat melihat istrinya menatap dengan gelengan kepala nya..
"Pak.... Belum saat nya Alena tahu tentang semua ini..," Kata Nuri membungkam mulut suaminya.
Hilman pun langsung terdiam.. Alena berontak hatinya ada sesuatu rahasia yang sangat besar yang di sembunyikan oleh Kedua Orang Tua nya, tentang seorang Kakak nya.
"Kalau boleh Alena tahu rahasia apa yang Ibu dan bapak sembunyikan kepada ku dan Kak Laksa..," Ujar Alena meminta.
"Boleh dong, tapi nanti belum saatnya sekarang kamu tahu.. Sebaiknya Alena sekarang pergi ke kamar mandi dan selesaikan tugas mencuci piring nya hehehehe.." Kata Hilman seraya terkekeh. Hal itu membuat Alena bibir nya seketika manyun seperti Tutut sawah.
############
Dua jam berlalu, satu unit sepeda motor sport berhenti tepat di halaman rumah panggung yang begitu cantik dengan nuansa pohon pohon di area rumah di pesisir Selatan kota tauco.
Seorang wanita berusia 35 tahunan keluar dari rumah tersebut berkerudung hitam dan memakai baju ala ibu ibu kampung lainnya. Senyuman terukir jelas di wanita yang baru turun dari rumah itu.
"Dinda..........." Sapa wanita itu kepada wanita yang baru turun dari motor yang di bawa oleh Laksa..
Gadis yang di sapa itu tersenyum dan berjalan kearah wanita tersebut.. Sedangkan Laksa juga ikut turun dan mengstandarkan motornya.
"Nona Muda.." Ucap Dinda membungkuk hormat ketika langkah kaki nya sudah berdiri di hadapannya.
"Ayo masuk dan bawa pemuda itu juga untuk masuk.." Titah wanita itu.. Dinda pun mengangguk dan berbalik badannya ke arah Laksa yang sudah turun dari motornya.
"Kak... Ayo masuk...." Ucap nya Dinda...
"Iya Non.." Balas Laksa dengan senyuman...
Sang empu rumah sudah berada di dalam bersama Dinda, terdengar jelas obrolan tentang pemuda yang di minta antar oleh Dinda.. Sedangkan Laksa sedang membuka tali sepatu nya sebelum memasuki rumah panggung yang begitu sejuk untuk di tempati.
"Assalamualaikum..." Ucap Laksa.. Ia mempraktekkan di rumah atau di rumah orang lain ketika mau masuk.. Hal itu membuat dua wanita yang sudah masuk tersentak kaget sejenak sebelum menjawab salam dari Laksa.
"WaallAikum Salam Warohmatuullahi Wabarakatuh.." Ucap mereka berdua.
"Anak muda silahkan masuk.." Titah Sang empu rumah dengan tersenyum.
"Terima Kasih. Buk.." Ucap Laksa dan ia pun langsung melangkah masuk lalu duduk di kursi yang tersedia di ruangan tersebut.
Tak lama setelah pemuda itu masuk, dari arah dapur lelaki seumuran bapak nya Laksa datang dengan membawa beberapa gelas berisi minuman untuk di suguhkan kepada dua tamu yang di tunggu kedatangan nya oleh sang pemilik rumah.
Sang pemuda yang di bawa Dinda, tak luput menjadi pusat perhatian sang empu rumah, di awal turun dari motor dan kini duduk berhadapan dengannya, menandakan bahwa pemuda itu bukan orang asing tetapi masih keluarganya.
"Anak Muda... Perkenalkan nama ku Fatimah.. Kalau boleh tahu siapakah nama mu dan Kedua Orang Tua mu..?" Tanya Sang empu rumah.
"Muhammad Laksa Ilham nama ku Buk... Ibu ku biasanya di panggil dengan sebutan Bu Nuri di kampung yang ada di pinggiran kota Sukabumi, sedangkan ayahku yang berprofesi sebagai pemulung barang rongsokan biasa para tetangga memanggil nya dengan sebutan Pak Hilman.." Terang Laksa menjawab.
"Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
kiara_payung
mulai menarik dan patut untuk di baca kak
2023-03-11
11
Rafi Saputra
☕☕☕☕☕
2023-02-05
6
anugrah
lanjutkan
2023-02-01
9