"Pak........... Pak................." Wanita setengah tua itu menepuk nepuk pundak suaminya yang sedari tadi di panggil panggil tidak menyahutnya..
"Ehk.... Itu... Anu.... Apa Bu." Kata Hilman terbata bata karna rasa kaget.
"Bapak kenapa sih.?" Pagi pagi sudah melamun.?" Tanya Nuri istrinya.
"Laksa kemana Pak.. Kok ibu gak lihat apa belum pulang merongsoknya.?" Tanya lagi Nuri.
"Laksa lagi ke Masjid Bu.. Dia udah pulang dari tadi juga. Emang Ibu nggak dengar Laksa tadi ngaji." Kata Hilman rasa kaget nya sudah hilang.
"Nggak... Kok Pak.." Jawab Nuri seraya mengikat rambut yang berantakan dengan penjepit rambut.
"Mungkin pulas banget ibu tidur nya Pak." Kata Nuri.. Ia menatap kearah suaminya yang hanya terdiam.
"Iya! Bu... Bapak mau ke WC dulu mau sholat subuh Bu." Kata Hilman lalu beranjak.
Melihat gelagat suami nya yang mungkin sedang ada di pikirkan. Nuri pun bertanya tanya dalam hatinya..!
Tak lama kemudian sang suami pun keluar dari kamar mandi dan langsung masuk kedalam kamar berukuran kecil tersebut. Sementara sang istri sendiri langsung melakukan aktivitas nya mencuci pakaian dan kebetulan pas hari ini posisi nya lagi libur shalat karna darah kotor yang keluar setiap bulan mengalir.
Hilman yang sudah beres dengan aktivitas kewajiban seorang muslim yang taat.... Ia pun langsung bergegas berdiri dan membuka sebuah lemari yang tampak usang.
Ia mengambil sebuah kotak kayu kecil yang Ia simpan bersama istrinya 19 tahun yang lalu tepat dimana seorang bayi lelaki ia temukan utuh dengan Ari Ari nya.
"Ceklek.........................!!
Pintu kamar pun terbuka.. Nuri nongol dan masuk kedalam kamar, Ia tersentak kaget ketika melihat suaminya sedang membuka kotak kecil yang Ia simpan hampir belasan tahun itu.
"Bapak sedang apa?" Tanya Nuri. Ia melangkah dan duduk di samping suaminya.
"Ini Bu, Mungkin.......... Kalimat Hilman terhenti! Entah kenapa dirinya tak mampu melanjutkan nya. Berat sungguh berat hati nya bila Ia harus mengungkapkan isi hatinya kepada istri yang telah menemani selama 20 tahun lebih pernikahan nya.
Hilman dan Nuri menikah di usia yang muda.. Malah bisa di bilang sangat muda sekali.. Nuri waktu di lamar oleh Hilman saat itu berusia 13 tahun sementara Hilman sendiri berusia 15 tahun... Karna kedua Orang Tua mereka taat dalam segi agama maka takut terjadinya zinah maka mereka pun di nikahkan waktu itu dengan di bawah tangan.
"Pak kenapa.?" Tanya kembali Nuri, penasaran dengan sipat suaminya yang biasa nya ceria dan suka bercanda tapi kenapa akhir akhir ini banyak melamun.
"Bu mungkin sudah saat nya Laksa pergi dari kehidupan kita." Jawab Hilman.. Hal itu membuat Nuri tersentak kaget dengan cepat menggelengkan kepalanya..
"Dia anakku Pak.. Kita yang membesarkan dan mendidiknya sampai dia dewasa kenapa Bapak mempunyai pemikiran kesana." Kata Nuri.. Bergetar bibirnya.
"Ibu sampai kapan pun tak ridho. Bila Laksa harus pergi dari kehidupan keluarga kecil ini." Kata lagi Nuri..
"Bu tenanglah dengarkan dulu penjelasan Bapak! Hilman memeluk Nuri untuk menenangkan nya.
"Pokoknya. Laksa tidak boleh pergi dari kehidupan ini.. Titik tidak pake koma." Tegas Nuri melepaskan pelukannya dari sang suami.
"Kok..... Bisa bisa nya Bapak mau mengusir anak pertama ku dari sini.. Hiks Hiks... Hiks...." Kata Nuri seraya menangis terisak Isak.
Tangisan Nuri pun terdengar sangat jelas oleh Alena yang baru terbangun dari tidurnya... Ketika Alena hendak mengetuk pintu kamar Orang Tua nya. Laksa pun telah kembali dari Masjid dan langsung mendengar suara tangis sang Ibu.
"Kak... Laksa........... Ibu nangis." Ucap Alena penuh kecemasan..! Pemuda itu mengangguk dan mengetuk pintu kamar Orang Tua nya.
"Tok...........!!
"Tok...........!!
"Bu...... Kenapa tolong buka pintu nya." Pinta Laksa dari luar kamar.
"Iyaa.... Bu... Ibu kenapa kok menangis.. Bapak dimana.?" Tanya Alena sama dengan Laksa di luar kamar menunggu jawaban seorang ibu yang sedang menangis terisak di dalam kamarnya. Mereka berdua berharap sang ibu membukakan pintu kamarnya.
Beberapa detik kemudian pintu kamar pun terbuka.. Sepasang suami istri setengah tua pun langsung keluar dari kamarnya.. Tampak mata sang ibu memerah karna habis mengeluarkan air mata, yang entah kenapa sang ibu bisa menangis terka Laksa dan Alena.
"Ibu Kenapa.?" Tanya Laksa..." Iya Ibu kok habis menangis ! Kenapa Bu." Alena ikut bertanya.
"Sayang! Ibu tidak apa apa Nak." Kilah Nuri berbohong Belum saat nya memberitahukan kepada Laksa tentang semua ini.
"Ahk.! Ibu bohong.." Sungut Laksa dia tidak puas dengan jawaban dari sang ibu. Lalu bertanya kepada Bapak.
"Pak jujur pada Laksa. Ibu kenapa menangis.?" Tanya Laksa matanya menatap kearah Hilman bersama kedua mata Alena.
"Ibu kalian menangis karna teringat mendiang kakek yang tiba tiba datang ke alam mimpi." Jawab Hilman berbohong.
"Bu bener kah apa yang di katakan bapak." Kata Laksa meminta penjelasan.
Agar tidak mau terus menerus menanyakan sesuatu yang nantinya menjurus kepada apa yang tidak di harapkan oleh Nuri... Iya pun mengangguk dan mengiyakan jawaban dari suaminya.
"Yaa!! Sudah nanti siang. Kita ke makam kakek sama Laksa ya Bu untuk berziarah agar rasa kangen ibu terobati." Kata Laksa untuk sekedar mengobati rasa rindu ibu nya.
"Alena ikut ya Kak." Kata adiknya Laksa gadis berusia 16 tahun.
"Hmmmmmmmmm''.! Kamu kan sekolah." Jawab Laksa.
"Ahk....... Pokok nya ikut.. Lagian kan ini sekolah nya juga hari bebas tidak ada mata pelajaran." Protes Alena
"Yaa!! Sudah...... Kalau benar tidak ada mata pelajaran di kelas mah kamu boleh ikut." Kata Laksa!
"Iya kakak ku yang paling bawel.. Kan seminggu ke belakang ujian.. Tinggal nunggu hasil ujian." Jawab Alena tak mau kalah.
Laksa pun mengangguk! Ia juga pernah ngalamin sekolah, setelah ulangan selesai dalam waktu seminggu. Walaupun tidak di liburkan sekolah tetapi di kelas tidak ada mata pelajaran yang di ajarkan oleh sang guru.
Hilman dan Nuri setelah kedua anaknya tidak bertanya lagi! Lalu mereka berdua pun kembali menjalani aktivitas di pagi hari nya.. Seperti biasa sang suami menuju kamarnya untuk sekedar beristirahat karna semalaman belum tidur guna mencari barang rongsokan. Sementara sang Istri berjalan keluar membereskan barang rongsokan yang di dapatkan oleh sang suami hasil semalam bersama Laksa anak yang Ia temukan dari tumpukan sampah waktu sedang mencari barang rongsokan di ibukota Jakarta sebelum pindah ke kota Sukabumi atas perintah dari sang Ayah.
Laksa sendiri juga langsung menuju kamar tidurnya untuk tidur sama hal dengan Ayah nya ia belum tidur sama sekali... Semalaman Ia menyusuri kota mengumpulkan kaleng kaleng bekas dan botol botol Aqua di jalanan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
kiara_payung
Lanjut kak author
2023-03-11
11
Kar
gasss thor
2023-01-31
11
Kar
Mantul pisan lanjutkan
2023-01-31
11