Bab 3

★★★★★

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

setelah salam ku panjatkan lah terlebih dahulu berdoa. aku memohon pada sang Rabb atas apa yang telah kulakukan sampai membuat dosa besar. terutama saat malam yang membuatku merasa paling bodoh. seharusnya aku tak langsung ikut dengan kak Vina yang keadaan ku tak tau tentang dunia luar.

dan bahkan sekarang aku tak tau kak Vina ada dimana . kenapa malam itu aku tak melawan pria itu. kenapa hanya menangis saja.

jika jujur aku adalah wanita paling lemah dimuka bumi ini. bahkan laki-laki yang tak sadar saja aku tak bisa melawannya.

Aku yang mengingat itu hanya bisa mencoba untuk bisa ikhlas dengan apa yang Allah tetapkan untuk ku.

setelah selesai tugasku pada sang Maha pencipta. dengan membaca Al-Quran, cuman Allah lah yang saat ini ku butuhkan. selesai dengan semuanya, aku mulai bersiap-siap kedapur untuk memasak.

ku akuin aku memang sudah bisa memasak saat tinnggal bersama paman. bahkan selalu aku yang menyiapkan makanan untuk mereka.

ku lihat bahan masakan apa yang ada, ternyata tak ada sama sekali, semua sudah habis. bahkan sayur yang ada dikebun belum bisa untuk diambil, karena emang belum waktunya. nenek pernah bilang, jika ingin ambil atau panen sayuran nya tunggu sampai pas untuk dipanen. jika tidak tanamannya akan jadi buruk.

terpaksa aku kepasar terlebih dulu. aku minta izin pada nenek dan sekalian mengajaknya agar pergi bersama. ternyata nenek tak mau ikut ia ingin bersih-bersih rumah saja.

yah, terpaksa pergi sendirian lah. ku injakkan kakiku membuka pintu. saat ku buka betapa sejuknya udara saat ini. bahkan terbit fajar yang mulai menyinari alam nampak sangat indah. sepertinya hari ini akan memiliki cuaca yang cerah.

aku pun mulai meninggalkan rumah. memang jarak rumah nenek dengan pasar lumayan jauh. apalagi aku yang berjalan kaki, tapi itu tak membuatku merasa lelah. bahkan masih pagi begini sudah banyak yang melakukan aktivitas. ada yang sudah pergi ke sawah, ada yang akan pergi berbelanja seperti ku.

penduduk disini sangat menjaga kebersihan. bahkan didesa ini banyak penduduknya tidak ada sampah yang berserakan. mereka sangat menjaga lingkungan alam.

Aku sangat nyaman berada disini. penduduknya sangat ramah tamah. sering sekali mereka menyapa ku. dari dulu aku ingin sekali memiliki hidup seperti ini tapi aku malah memilih tinggal bersama paman yang hanya menggapku sebagai mainan dan budak mereka.

setelah setengah jam aku melewati rumah- rumah warga disini, aku akhirnya sampai dipasar tradisional didesa ini. pasar ini adalah pasar harian. namun cuman hari Jum'at yang tak ada pasar.

aku mulai mengelilingi pasar itu, aku mencari sayur dan bahan-bahan dapur lainnya. dan tak lupa ku beli juga ikan-ikan. ya aku hanya bisa beli secukupnya karena takut uangnya tak

cukup. aku dan nenek hanyalah hidup sederhana. namun semua itu sudah dari cukup untuk kehidupan kami.

setelah sekian lama aku berbelanja aku pun memutuskan untuk pulang. walau sekarang matahari sudah terlihat tapi udara disini tetap sejuk. aku tak pernah bosan tinggal disini.

Aku mulai berjalan, dan tiba-tiba sebuah mobil berhenti disampingku. aku yang tak merasa orang itu mencurigakan pun mulai melanjutkan jalanku. namun belum aku jauh dari mobil, ada seseorang yang memanggilku.

"Nona....No-na...tolong berhenti..." teriaknya padaku.

aku berbalik melihat orang yang yang berteriak itu. dan menunjuk pada diri sendiri setelah aku celingak-celinguk melihat orang, kalik bukan aku yang mereka panggil. ternyata dia mengangguk. segera ia menyampiriku yang tengah berdiri didepannya.

"Nona, bisakah nona ikut dengan saya..." ucap nya membuat membuatku bingung. apa urusan dia denganku. apa dia kenal denganku. setau ku, aku tak pernah melihatnya. saat ini aku sedang bingung pasalnya aku tak tau orang ini.

" siapa Anda....dan ada urusan apa Anda dengan saya... " ucapku padanya dengan bingung.

"Anda tak perlu tau siapa saya, yang jelas anda harus menemui bos saya." ucapnya yang membawa-bawa Bosnya.

"Baik, dimana dia..." ucapku langsung, karena aku tak mau lama-lama. lagi pula nenek pasti menungguku sekarang ini.

" Nona, mari masuk kedalam mobil..."ucapnya seraya tersenyum padaku.

"Apakah dia laki-laki..." tanyaku pada pria itu. dan ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"kalau begitu beri tahu dia untuk keluar... karna aku tak mungkin bicara dengannya didalam mobil..." ujarku padanya. ia pun menangguk.

"kalau begitu aku akan menunggunya dibangku dibawah pohon itu." ucapku seraya menunjuk bangku yang ada dibawah pohon. dipohon itu memang terdapat sebuah bangku, untuk para anak muda ngumpul.

aku pun mulai berjalan ke bangku itu, dan ku dudukan pantat ku ke bangku tersebut. sambil menunggu aku lihat-lihat dulu belanjaan, kalik ada yang hilang atau lupa. jujur aku juga takut saat orang asing mencariku. pasalnya aku tak berbuat masalah. takut malah ditagih hutang.

" Astaghfirullah, Ya Allah, Syifa gak boleh suudzon begitu pada orang.." gumamku seraya beristighfar.

aku yang menunduk sedari tadi seketika mendongak melihat seseorang yang sudah ada didepanku. badannya tinggi jadi aku harus mendongak agar melihat wajahnya.

Aku yang setelah melihat wajah orang itu, seketika menunduk kembali. aku kayak pernah melihat wajahnya. namun seketika aku teringat wajah pria yang meniduri ku, sangat mirip dengannya.

" apa aku boleh duduk..."ucapnya meminta izin padaku. seharusnya duduk saja toh ini bukan milikku.

" ya, silahkan..." jawabku. aku jadi salah tingkah pasalnya aku tak pernah dekat dengan seorang pria.

" Aku sudah membaca surat yang kau tulis, Qamira Nur Asyifa..." ucapnya seraya menyebutkan namaku. aku tak salah lagi pria inilah yang meniduri ku malam itu.

" apa kau ingat denganku..." tanyanya padaku. aku hanya diam tidak mengangguk maupun menggeleng. aku bingung mau menjawab bagaimana. karena aku ingat namun takut salah menuduh orang. takut bukan dia orangnya.

" bagaimana kalau aku membayarmu saja... jadi aku tak perlu tanggung jawab..." kepalaku mendongak melihat pria berwajah dingin itu. entah ia iseng ngomong gitu entah emang dia serius. tapi yang keluar dari mulutnya membuat sekujur tubuhku langsung membeku.

" tapi tuan, saya tak meminta uang dari mu sepeserpun. tapi saya mohon pada anda untuk bertanggung jawab. saya mohon..." ucapku yang memohon padanya untuk bertanggung jawab.

" kenapa aku harus bertanggung jawab..." tanyanya padaku dengan wajah dinginnya itu.

" karena aku tak tau cara menjelaskan kepada nenekku, bahwa aku tak lagi suci... pasti nenek akan merah padaku..." kini mataku sudah berkaca-kaca. namun sebisa mungkin ku tahan agar tak mengalir Air mata ini.

" aku Mohon tuan, nikahin aku.. jadikan aku istrimu..."

Bersambung

ʂҽҽ ყσυ ιɳ ƚԋҽ ɳҽxƚ ƈԋαρƚҽɾ

salam sayang dari saya🥰

see you 😊👋

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!