Bab 4

★★★★★

" aku Mohon tuan, nikahin aku.. jadikan aku istrimu..." seketika Air mataku meluncur begitu saja. aku tak tau kenapa bisa aku menangis dihadapannya.

bagaimana dengan dia...? ia tampak sedang memikirkan sesuatu. aku tak tau ia sedang memikirkan apa. "tuan anda tidak masalah jika anda akan merahasiakan pernikahan kita, dan anda juga bisa menikah dengan wanita yang anda cintai. tapi saya mohon, tolong nikahin saya tuan..." aku tak tau bagaimana bisa aku berbicara seperti itu. aku seolah-olah mempermainkan pernikahan.

aku belum mendapat jawaban dari pria disampingku. sampai ketika ia melihatku dan menatap tajam padaku. aku yang ditatap seketika menunduk.

" Hei gadis, apa yang kau katakan... kau seolah-olah mempermainkan pernikahan..." ucapnya yang membuat ku tersentak.

"tapi saya tak ada pilihan lain... saya tak mau melihat nenek saya yang marah dan kecewa pada saya... saya mohon Tuan." kataku sambil terisak, air mataku semakin deras turun.

"baiklah saya akan menikahi kamu malam ini..." ucapnya yang berhasil membuat ku menganga. pasalnya ia mengajakku menikah malam ini, apakah tak ada hari besok.

"ayok, tujukan pada saya dimana rumahmu..."

ucapnya. aku masih tak percaya dengan semuanya.

apa semua persiapannya akan siap malam ini. namun aku enggan bertanya, apa aku pantas bertanya seperti itu. dinikahi saja sudah cukup bagiku, untuk apa bertanya-tanya lagi.

"Hei gadis... apa yang kau pikiran, ayo. kau tak perlu memikirkan apapun. biar aku yang urus semuanya..." Aku pun tersadar setelah ia berkata seperti itu. aku pun bangkit dan mengikuti pria itu. tak lupa dengan belanjaan yang tadi ku bawa.

tak lama kami sampai di mobilnya. ia pun menyuruh ku untuk masuk. aku yang tak mau berlama-lama pun segera masuk. aku duduk disebelah nya. karena aku tau batasan, yang dia bukan mahram ku. segera aku beri jarak agar tak terlalu dekat dengan nya.

"Tuan apakah saya boleh bertanya..." ucapku yang memulai memecahkan keheningan. tapi ia hanya berdehem saja.

"Dari mana anda tau jika saya adalah wanita itu..." tanyaku pada pria dingin itu.

"kau tak perlu tau, yang jelas aku selalu bisa menemukan orang yang aku cari..." ucapnya. dari nada bicaranya pria ini sedikit sombong.

"Ooh..." jawab ku singkat.

"hei gadis, siapa nama mu yang sebenarnya..." tanyanya padaku. yang menanyai nama asli ku. bukannya di surat itu ada namaku ya. apa dia lupa.

" Saya Qamira Nur Asyifa, panggil saja Asyifa tuan..." jawabku sambil tersenyum.

tak lama kemudian aku sampai kerumah nenek.

aku pun turun dari mobil beserta pria itu. aku melihat nenek yang tengah menyapu halaman melihat kearahku. segera lah aku menghampirinya.

"Assalamu'alaikum nek..." ucapku saat sudah didekat nenek.

"Waalaikumsalam... siapa pria ini nak..." tanya nenekku yang tengah melihat pria itu.

"nen sebaiknya kita masuk dulu, dan bicara di dalam rumah..." ucapku memberitahu nenek agar bicara didalam saja. lagi pula tak enak jika dipandangi tetangga.

"mari masuk tuan..." ajakku pada pria dingin itu. ia pun mengikutiku dari belakang.

setelah semua duduk tiba-tiba nenek membuka suara." Syifa siapa pria ini..."ucap nenek yang menatapku, ia seperti ingin menginterogasi ku.

jujur saat ini aku takut, bingung pokoknya semua perasaan ku bercampur aduk.

aku melihat kearah pria itu yang tiba-tiba membuka suara. "kenalkan, saya Adnan Bardia Alfarizky... panggil saja Adnan nek..." ucap nya yang memperkenalkan dirinya sendiri.

ternyata namanya Adnan, jujur aku sedari tadi tak tau nama dia sama sekali.

"kedatangan nak Adnan kesini ada apa..." ucap nenek dengan lembut. memang nenek yak pernah kasar pada siapapun walau dia sedang kesal.

"kedatangan saya kesini ingin meminta restu pada nenek... " ucapnya.

"restu apa..." tanya nenek yang bingung dengan keadaan ini.

"saya ingin menikahi Qamira Nur Asyifa, untuk menjadi istri saya..." ucapnya yang seraya tersenyum kearah nenek.

"apaaa..." ucap nenek yang kaget dengan apa yang diutarakan oleh pria itu."sebenarnya apa yang terjadi Asyifa...kenapa kalian membuat nenek bingung seperti ini..." ungkap nenek yang masih bingung dengan keadaan ini.

"nek, maafkan Asyifa nek..." ucapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Aku mulai menceritakan dari awal hingga akhir tentang kronologi yang sebenarnya terjadi. dari mula aku yang diajak oleh kak Vina yang jalan-jalan ternyata dia ke club malam, hingga sampai aku yang tak pulang semalaman, karena pria itu.

"Maafkan Syifa nek... karena sudah merahasiakannya semuanya dari nenek... maafkan Syifa nek." aku terus meminta maaf pada nenek. tapi apa daya yang nenek tak mau menggapi dengan sepatah kata padaku. sepertinya nenek marah dan kecewa padaku.

aku sudah tak peduli lagi dengan siapa yang ada disekitar ku. aku mulai menangis, bahkan air mataku semakin deras mengalir.

"sudah kau tak perlu menangis, ini sudah takdir yang Allah tentukan untukmu nak. jangan terus menyalahkan dirimu sendiri." kini nenek akhirnya berbicara dan mulai menangkan ku.

jika bertanya bagaimana si Adnan, aku pun tak tau ia hanya melihat drama yang ada didepan matanya. namun aku tak peduli ia menanggap ini sebagai drama atau apalah. aku bodoamat.

"baiklah, nak Adnan nenek Terima niatmu untuk bertanggung jawab..." Aku menatap nenek, apa nenek menyetujuinya.

"nak Adnan kapan kau akan menikahi Asyifa..." ini semakin menatap lekat nenek. lalu aku beralih menatap Adnan yang akan menanggapi nenek.

"malam ini..." ucapnya dengan serius. aku kira ia hanya berpura-pura menikahi ku malam ini nyata nya ia serius ternyata.

"ya Allah, nak Adnan serius malam ini. bahkan persiapannya saja tak ada..." ucap nenek yang kaget akan perkataan Si Adnan.

" itu tak usah dipikirkan, biarkan saya yang mengurusnya semua, lagi pula ini masih siang. jadi tak apa, saya akan menyuruh asisten saya untuk datang dan menyiapkan semuanya. tapi saya harus pamit terlebih dahulu..."ucapnya. yang panjang lebar.

aku justru terbelalak mendengarkan nya, sungguh orang kaya lakukan ini itu dengar sekali tepukan.

"baiklah jika itu sudah nak Adnan tentukan... Syifa antar nak Adnan sampai kedepan..." ucap nenek dan menyuruh ku untuk mengantar pria itu.

"saya pamit nek..." pamitnya pada nenek. setelah itu ia berjalan duluan dan aku mengikutinya dari belakang.

"ingat gadis kau harus tampil indah dimata ku. kau tak boleh membuatku malu. paham..." ucapnya yang seperti sebuah penakanan.

" baik tuan, terimakasih atas semuanya..." ucapku sambil tersenyum.

"sudahlah, itu semua tak seberapa... ingat ini hanya rasa tanggung jawab saja. dan kau jangan berharap lebih. aku pamit..." ucapnya yang sedikit membuat hatiku teriris. namun aku tak mempedulukannya.

ia mulai berjalan meninggalkan ku. "Tuan... sekali lagi Terima kasih_sampai ketemen nanti..."

ungkap ku sambil berteriak, ya memang pria itu sudah mulai jauh. ku lambai-lambaikan tanganku kearahnya.

kulihat ia hanya melihat sekilas. setelah tak lagi nampak mobil yang ia gunakan. akupun mulai masuk kedalam rumah, untuk melihat nenek.

Bersambung

ʂҽҽ ყσυ ιɳ ƚԋҽ ɳҽxƚ ƈԋαρƚҽɾ

salam sayang dari saya🥰

see you 😊👋

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!