"Oiyyy…, mau kemana? Salah baju… ini hari selasa. Bukan jum, at!"
Teriak Excel yang melihat Giorgio keluar dari kamarnya mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, padahal ini hari selasa bukan jum, at.
Guen yang sedari tadi melihat interaksi Giorgio dan dua sahabatnya menggelengkan kepalanya.
Guen berjalan mendekati putranya.
"Gio gantilah pakaianmu dengan yang semestinya," kata Guen lembut, seraya satu tangannya mengusap lembut dada bidang puteranya.
Sesaat kemudian... Giorgio dan kedua sahabatnya, sudah bersiap untuk pergi ke sekolah.
"Gio tidak makan dulu?" tanya Guen yang melihat anak dan kedua sahabatnya langsung berjalan keluar rumah.
Giorgio yang mendengar ucapan Guen, ia membalikan tubuhnya untuk menatap Guen yang berjalan ke arahnya.
Gelengan kepala Giorgio berikan sebagai jawaban.
"Ya Sudah pergilah, jangan lupa isi perutmu di sekolah."
"Ok bun."
Giorgio, Dion, serta Excel bergegas keluar rumah, menaiki motor masing - masing setelah berpamitan pada Guen lantas pergi menuju sekolah.
*
"Sudah siap sayang?" tanya Gracia yang melihat putrinya sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Sudah mah, Graceva berangkat ya mah," ucap Graceva berpamitan sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Hati-hati di jalan sayang."
"Syukurlah dia sudah mau kembali ke sekolah," ucap Nino penuh rasa syukur setelah Graceva menjauh.
"Papah tak ingin dia terlalu banyak ketinggalan pelajaran," lanjutnya lagi.
"Iya pah," balas Gracia setuju.
*
"Sayang dari mana?" Gerald bertanya pada sang istri yang baru saja masuk ke dalam kamar dengan suara khas orang bangun tidur.
"Anak anak sudah berangkat?" tanyanya lagi.
‘Baru masuk ke kamar langsung di introgasi hmm,’ gerutu Guen dalam hati.
"Sudah sayang," jawabnya mengayunkan kaki menghampiri suaminya.
"Mau mandi? Mau bepergian kemana hari ini?”
"Aku hari ini hanya kunjungan ke yayasan pendidikan tempat Gio sekolah, itu pun nanti jam sepuluh," balas Gerald.
"Mau mandi sekarang atau nanti?"
"Nanti, aku ingin olahraga pagi," jawab Gerald acuh, satu tangannya menarik lengan Guen hingga jatuh tepat di atas tubuhnya.
Sesampainya di sekolah,
"Graceva…" teriak seorang gadis.
Graceva yang mendengar namanya dipanggil, membuatnya mengedarkan pandangan melihat siapa yang memanggilnya.
"Andini, Nadia…!"
Teriak Graceva berlari ke arah kedua sahabatnya lalu memeluk mereka.
Giorgio membuang nafasnya kasar, melihat gerbang sekolah sudah tertutup rapat.
Giorgio dan kedua sahabatnya itu tak kehabisan akal.
Mereka serempak berlari ke halaman belakang sekolah guna mencari celah.
"Gio, Excel sini," bisik Dion yang melihat celah mengarah kantin.
Dion memicingkan mata mengamati sekeliling.
Saat dirasa aman, mereka berjalan dengan sangat berhati hati.
Seketika mereka membelalakkan mata saat melihat seorang pria tengah menatap mereka dengan tatapan tajam dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Heyyy kalian mau kemana?" tanya pria itu dengan tatapan mengejek.
Dengan gerakan cepat, pria itu mengulurkan satu tangannya untuk menjewer satu telinga Giorgio.
Karena mereka terlambat, pria yang ternyata kepala keamanan di sekolah itu pun memberikan hukuman, berupa lari mengelilingi lapangan sebanyak 50 kali putaran.
"Ku harap ini yang pertama dan yang terakhir," Giorgio mengumpat.
Ia kesal untuk pertama kali di dalam hidupnya ia mendapatkan hukuman.
Gimana tidak kesal ia harus berlari mengelilingi lapangan seluas 20 kali 50 meter persegi sebanyak 50 kali putaran.
Nafas mereka terengah engah setelah berlari mengelilingi lapangan tersebut.
"Capek?" tanya pria yang menghukum mereka dengan nada mengejek.
"Besok-besok telat lagi ya…" kata pria itu lagi mengedipkan satu matanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Giorgio dan yang lainnya, pria itu melenggang pergi dengan langkah tegas.
"Jika bukan orang tua, sudah ku injak-injak kepalanya," Geram Excel
Tanpa berbicara apapun Giorgio dan Dion melenggang pergi meninggalkan Excel yang masih fokus dengan umpatan-umpatannya.
"Heyyy tunggu akuuu…!"
...<<<<<<<<<>>>>>>>>>...
...<<<<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments