"Sudahlah, ayo bergegas ke lapangan bersiap untuk upacara bendera," ajak Giorgio sambil berlalu keluar kelas.
Kantin…
Tiga gadis cantik terlihat asik duduk di salah satu meja yang ada disana, dengan makanan mereka masing masing.
Ketiga gadis tersebut adalah Natasha, Nadin, dan, Laura.
"Tasha... Tasha...." teriak gadis lain berlari ke arah Natasha, dan kedua sahabatnya itu.
"Apa?" tanya Natasha menaikan ujung alisnya, setelah gadis itu sampai di hadapannya.
"Giorgio sudah datang, sepertinya dia agak terlambat," ucap gadis itu dengan nafas naik turunnya.
‘Tumben Gio datang terlambat, tak seperti biasanya,’ Gumam Natasha dalam hati.
"Tumben pacarmu itu datang terlambat?" tanya Nadin menaikan satu alisnya.
"Entahlah, aku pun tak tahu," balas Natasha, berlalu meninggalkan kantin untuk menemui sang kekasih yang sangat ia rindukan.
Natasha langsung menghambur memeluk Giorgio, saat dirinya melihat sang kekasih keluar dari dalam kelas.
Giorgio yang mendapatkan pelukan dadakan dari Natasha, tak menolaknya tapi tak juga membalas pelukan tersebut.
Giorgio yang mulai merasa tak nyaman dengan pelukan Natasha, secara perlahan Giorgio melepaskan pelukan mereka.
"Sha, bersikaplah seperti biasanya, aku kurang nyaman menjadi pusat perhatian,” lirih Giorgio merasa tidak nyaman, sebab saat ini tatapan semua orang tertuju pada mereka.
Natasha mengedarkan pandangannya, benar saja, tatapan semua orang saat ini tertuju pada mereka. Wajahnya merona karena malu, ia merutuki kecerobohan dirinya, yang mungkin saja saja merusak suasana hati sang kekasih.
"Maaf, aku terlalu rindu denganmu, sudah lama kita tak jumpa," Lirih Natasha pelan agar hanya Giorgio yang dapat mendengarnya.
KRINGGG....... KRINGGG....... KRINGGG...... Bel sekolah berbunyi, menandakan waktu jam pulang sekolah tiba.
Giorgio yang hendak menaiki motornya lalu bergegas pulang, namun ia mengurungkan niatnya saat mendengar suara tak asing berteriak memanggil namanya.
"Gioo.." teriak gadis itu.
Giorgio yang mendengar namanya dipanggil, sontak ia membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggil.
Ia tersenyum tipis, mengetahui siapa yang memanggilnya. seraya sosok tersebut berjalan mendekat ke arahnya.
"Gio, anterin aku pulang, aku kangen dibonceng sama kamu," pinta Natasha melemparkan senyum manisnya.
Tentu saja dengan senang hati Giorgio mengantarkan sang pujaan hati pulang.
**********
Sejenak kita beralih dari pasangan Giorgio dan Natasha.
Di sebuah rumah besar bak istana, seorang gadis duduk berhadapan dengan seorang wanita paruh baya.
"Sayang percayalah dengan mamah, mamah sudah baik baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan sayang," ucap wanita paruh baya tersebut menenangkan, tangannya mengusap lembut punggung tangan gadis yang saat ini berhadapan dengannya.
"Tapi mah…," Belum selesai gadis itu berbicara, sudah dipotong oleh wanita paruh baya tersebut.
"Graceva sayang dengar mamah, kamu sudah dua hari tidak masuk sekolah, besok kamu kembalilah ke sekolah, Mamah tak ingin kamu tertinggal banyak pelajaran," bujuknya agar sang anak mau kembali ke sekolah, dan tak lagi mengkhawatirkan keadaannya.
Sejenak gadis itu menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya secara perlahan.
"Baiklah mulai besok Graceva akan kembali sekolah," jawab sang gadis pasrah.
Sejujurnya ia ragu mengatakan hal itu, tetapi ucapan dari wanita yang sudah melahirkannnya ke dunia itu, ada benarnya.
**********
Setelah membelah jalanan kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Giorgio dan Natasha tiba di depan sebuah rumah yang tak terlalu besar namun tak terbilang kecil.
Setelah Giorgio mempersilahkan Natasha turun dari atas motornya, ia berniat langsung pergi dari rumah Natasha, namun sebelum ia menarik tuas gas motornya…,
"Gio ayo masuk, minum dulu," ajak Natasha menawarkan Giorgio masuk ke rumahnya.
Sejenak Giorgio nampak berpikir...
Giorgio nampak menganggukan kepalanya sebagai jawaban, menyetujui ajakan Natasha untuk masuk kedalam rumahnya.
‘Tak apalah main sebentar, lagi pula aku sudah lama tidak bertemu kedua orangtua Natasha,’ Gumam Giorgio dalam hati.
Giorgio dan Natasha pun masuk ke rumah yang mendominasi putih tersebut.
Natasha mengajak Giorgio untuk mendudukan pantatnya di sofa yang ada di ruang keluarga.
"Gio duduklah di sini aku akan ambilkan minum untukmu," Natasha berlalu ke dapur mengambil air untuk Giorgio dan juga dirinya.
Tak terasa sudah satu jam berlalu, Giorgio sudah larut dalam obrolan bersama keluarga Natasha.
"Om, tante, aku pamit pulang ya, tak terasa sore menjelang, Obrolan kita sambung lain waktu," Pamit Giorgio berdiri lalu membungkukkan tubuhnya sebagai penghormatan.
Semua orang di sana berdiri dan berjabat tangan.
"Oke, hati hati di jalan," ucap Anton, papah Natasha, sambil mengulurkan tangannya untuk Giorgio salami.
Etsss.. Anton berkata sambil menarik satu tangannya yang hendak dicium Giorgio,
"Sebelum itu selfie dulu," ujar Anton mengarahkan kamera ponselnya ke arah semua orang.
Satu dua foto selfie berhasil di ambil.
Setelah sesi foto usai, Giorgio langsung bergegas pergi untuk kembali ke rumah, karena saat ini waktu menunjukkan pukul lima sore.
Setibanya di rumah, Giorgio langsung berlalu masuk ke rumah untuk menuju kamar, ia tak memikirkan apapun saat ini, yang ada dipikirannya hanya ingin segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Tak lama Giorgio pun tertidur dengan sangat pulas, entah mengapa ia merasa sangat lelah hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments