2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."

Karena lama menunggu, akhirnya dia memilih untuk memesan ojek online, dan hanya beberapa detik kemudian ia langsung mendapatkan ojek online. Dan dalam waktu 3 menit, ojek online tersebut pun datang.

"Bang, cepetan ya. Anak saya mungkin sudah waktunya pulang sekolah. Kalau bisa pakai jalan pintas."

"Iya, baik neng."

Flova menerima sebuah helm dan naik ke motor bermerek Honda ojol tersebut. Dan hanya menempuh waktu 15 menit, akhirnya dia sampai.

"Nih bang uangnya."

Flova menyodorkan uang 50 ribu kepada sang ojol dan ojol pun menerimanya.

"Ngga ada uang pas neng?"

"Duh, ngga ada bang. Cepetan ya bang, anak saya menunggu pasti."

Tak lama sang ojol memberikan kembalian kepada Flova. Dan Flova pun tersenyum sembari menerima kembalian tersebut.

"Makasih ya bang."

"Sama-sama neng."

Flova langsung menuju ke gerbang, namun pandangannya teralihkan dengan Alena yang sudah ada bersama seorang laki-laki di depannya.

"Alena..."

Alena melihatnya dan langsung tersenyum dengan senang. Kai yang sedari tadi ada di sana langsung berdiri, dan Alena langsung berlari ke arahnya.

"Sayang, seharusnya kamu menunggu di dalam. Di luar sini berbahaya, banyak kendaraan yang melintas dan juga kamu jangan mendekat kepada siapapun dengan orang yang belum kamu kenal."

Alena pun melihat ke arah Kai, begitu juga dengan Kai. Dan pandangannya pindah ke Flova sehingga pandangan mereka bertemu secara bersamaan.

"Pak Kai? Kenapa bapak bisa ada di sini?"

"Saya berhenti karena ban mobil saya bocor. Lalu, anak kamu memanggil saya 'papa' dan aku tidak mengira bahwa dia anak kamu. Dia sekolah di sini?"

"Iya benar pak. Maafin Alena ya pak."

"Tidak apa-apa, lain kali ajarkan anak kamu untuk berhati-hati. Untung bertemu dengan saya. Kalau bertemu dengan orang lain mungkin ia sudah di culik."

Flova melihat ke arah Alena yang hanya melihat ke bawah. Dan Flova pun tersenyum sambil mendongakkan kepalanya agar melihat ke arahnya.

"Sayang, lain kali kamu tidak boleh seperti itu, yaa... Kenapa kamu memanggilnya papa?"

"Karena..."

"Alena.."

Pembicaraannya terpotong di saat Kevin berteriak memanggil Alena. Di saat mereka fokus mendengarkan Alena, membuat pandangan mereka teralihkan dengan sumber suara yang datang mendekat. Dan begitu ia melihatnya, ia langsung berlari sembari mengatur nafasnya.

"Syukurlah... huft... Dia..ada .. di sini... Aku mencarinya kemana-mana. Oh.. Flova, ini ayah Alena?"

Flova begitu terkejut mendengar perkataan Kevin. Dan dengan semangat Alena tersenyum.

"Iya om, dia papa. Dia tampan kan?"

Kai dan Flova begitu terkejut mendengar celotehan Alena yang begitu antusias.

"Ia, tampan sekali. Sangat mirip dengan kamu. Karena kamu sudah di jemput, kamu boleh pulang ya."

"Iya Om.."

Kevin tersenyum dan mengacak rambut Alena. Kai dan Flova tidak bisa berkutik tentang pernyataan Alena.

"Aku masih harus mengurus anak-anak di dalam. Kalian berhati-hatilah."

Begitu Kevin pergi, Alena harus menunduk di depan Flova dan Kai.

"Alena...."

"Maaf Bunda."

"Minta maaf sama om Kai juga."

"Maaf, papa Kai.."

"Alenaaa..."

"Eumm.. Om..."

Kai pun mengelus rambut Alena dengan lembut dan tersenyum lalu mendongakkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Memangnya kenapa kamu memanggil om dengan papa?"

"Aku iri melihat teman-teman ku yang di jemput oleh papa dan bunda mereka. Sedangkan aku, aku tidak memiliki seorang papa. Bunda belum bisa menemukan seorang papa untuk Alena. Alena sedih..."

Mendengar pernyataan Alena. Flova langsung menyentuhnya dadanya. Terasa jantung di dalamnya berpacu dengan cepat.

"Maaf ya om.. Bunda.."

"Tidak apa, karena Alena berkata jujur, om antar ya. Tapi om harus menunggu mobil lagi, karena mobil yang ini bannya bocor."

"Tidak perlu pak, pasti bapak mau pergi ke suatu tempat. Bapak tidak perlu repot-repot mengantar kami."

"Tidak apa, sebentar ya."

Kai mendekati Flova dan mencari nomor untuk di hubungi. Dan mensejajarkan mulutnya dengan telinga Flova.

"Menurutlah, ini hanya satu hari saja. Atau, anak kamu nanti menangis."

Flova menjauhkan dirinya dan selagi Kai menelepon, Flova mengelus rambut Alena.

"Alena, lain kali harus menunggu di dalam ya, nanti bunda akan menjemput Alena langsung di sana. Alena juga bisa bermain dulu."

"Baik bunda."

Hanya menunggu waktu sepuluh menit, mobil yang menjemput mereka pun datang. Dan salah satu supir turun sembari membawa perkakas ganti ban mobil.

"Yuk naik."

Alena mengangguk, dan Kai membukakan pintu mobil untuk mereka berdua. Flova masuk terlebih dahulu, dengan perhatian kecilnya, tangan kanannya memegang atas mobil agar Flova tidak terbentur. Setelah Flova masuk, di susul oleh Alena dan Kai yang masuk paling belakangan.

"Pak, antar mereka terlebih dahulu."

"Baik tuan."

Sang supir pun menjalankan mobilnya dan Kai melihat ke arah Flova.

"Kamu beritahu saja jalan ke rumah kamu. Pastikan jangan tersesat."

Flova mengangguk paham. Dan Alena hanya tersenyum melihat kiri kanannya. Ia pun meraih tangan Flova dan Kai, kemudian ia langsung menggandengnya.

"Alena...."

Flova yang akan memarahi Alena, di buat diam kembali saat Kai menggelengkan kepalanya. Flova pun tak berkutik dan memilih untuk diam sembari melihat jalan kota.

Perjalanan ke kos Flova membutuhkan waktu 10 menit lebih cepat dari rumah orang tuanya.

"Ini, rumah kamu?"

"Iya, ini tempat tinggalku dan temanku. Kami bertiga berada di lantai dua. Terkadang kami juga tinggal di rumah orang tuaku, hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan berjalan kaki."

Kai mengangguk paham. Dan melihat tempat yang tidak terlihat seperti kos, melainkan sebuah apartemen kecil.

"Berapa yang harus kamu bayar di sini?"

"1,5 juta setiap bulan. Dan kami terkadang patungan untuk membayarnya."

"Oh begitu."

"Papa, eh.. om.. kapan-kapan om main ya ke rumah kami."

"Boleh. Oiya, bila kamu mau kamu boleh memanggil om dengan sebutan 'papa' sesuka hatimu."

"Sungguh??"

"Iya."

Kai tersenyum dan mengelus rambutnya. Alena pun langsung menyingkirkan tangannya.

"Itu tidak perlu pak. Alena tidak boleh ya."

"Tapi, papa mengijinkan Bunda."

"Panggil ayah pun, juga tidak apa."

"Baiklah."

Alena dengan senang pun langsung memeluknya dengan hangat. Flova yang melihatnya hanya bingung antara senang ataupun sedih.

"Tapi Alena .. "

"Tidak apa. Tidak perlu sungkan. Sekarang masuk dan ganti baju ya.."

Alena mengangguk senang dan Flova pun membuka pintu mobil. Dan mereka bertiga pun secara bergantian keluar dari mobil tersebut.

"Ayah, sini."

Alena memanggilnya dengan lambaian tangan kecilnya. Kai pun berjongkok di depannya sembari tersenyum.

"Kenapa?"

Alena terus melambaikan tangannya dan Kai pun mendekatkan telinganya, namun seketika Alena mencium pipi Kai dan langsung berlari meninggalkannya tanpa merasa bersalah.

"Alenaaa .... "

Flova berteriak kepada Alena. Dan Kai hanya tersenyum tipis. Flova yang ada di tempat merasa bersalah.

"Maafkan Alena."

"Tidak apa dia hanya anak kecil. Sebaiknya, secepatnya kamu mencarikan seorang ayah untuk putri kamu. Dia butuh kasih sayang dari seorang ayah."

"Aku tidak yakin akan hal itu."

"Baiklah, kamu masuklah."

Flova mengangguk. "Terimakasih sekali lagi."

Kai mengangguk dan masuk kembali ke dalam mobilnya. Lalu meninggalkan pekarangan tempat tinggal Flova.

//**//

Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 1. "Papa"
3 2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."
4 3. Calon ayah Alena
5 4. Calon ayah Alena 2
6 5. "Dimana Ayah?"
7 6. Awal kedekatan
8 7. Sebuah janji Alena
9 8. Pemilik cafe Bright
10 9. Syarat mau menikah
11 10. "Beri aku waktu dua minggu."
12 11. "Bayar dalam 4 hari atau menikah denganku"
13 12. Salah Sasaran
14 13. Isi perjanjian
15 14. Clumsy, Confused, and Panic
16 15. Gombalan maut basi
17 16. "Bunda bukan seorang janda."
18 17. "Aku tidak setuju!"
19 18. "Seorang Adik?"
20 19. "Turun sekarang juga!"
21 20. "Bunda takut dengan dingin."
22 21. "Nama saya Desta"
23 22. Membuat ubur-ubur warna warni
24 23. "Aku mau ikan goreng"
25 24. Hari pernikahan
26 25. Rosan
27 26. "100 hari katamu?"
28 27. Cerita singkat tentang Flova
29 28. "Alena sayang ayah. Jaga bunda baik-baik ya ayah."
30 29. "Cobalah jika kamu berani."
31 30. "Jaga mereka untuk papa ya."
32 31. "Darimana kamu mendapatkan Boneka ini?"
33 32. "Aku ada tugas untuk kamu."
34 33. "Tante, ini untuk tante."
35 34. "Aku tidak boleh jatuh cinta dengan Kai."
36 35. "Untuk apa kamu datang kemari?"
37 36. Pinik di Minggu pertama
38 37. Hari lomba mewarnai
39 38. "Sosok ayah dan suami yang sangat baik dan perhatian."
40 39. Pesta kemenangan lomba Alena dan Desta
41 40. "Siapa yang memasak nasi goreng ini?"
42 41. "Kalian harus naik wahana itu."
43 42. "Sudah bangun?"
44 43."Buat Ayah dan bunda jatuh cinta dalam waktu 89 hari."
45 44. Penawaran untuk Steffa
46 45. "Kau."
47 46. 75 hari lagi
48 47. "Tante lampir lagi. Aku akan mengerjainya."
49 48. "Bunda sakit?"
50 49. "Apa! Flova sakit?"
51 50. "Aku minta maaf."
52 51. "Kak, besar nanti kita menikah ya."
53 52. "Menantu Idaman."
54 53. Ikat rambut.
55 54. "Aku anak ayah."
56 55. "Kenapa bunda tidak ikut, Grandma?"
57 56. "Cukup sudah sampai di sini!"
58 57. Liburan bersama Nehra dan Steffa
59 58. "Tempat penampungan hewan."
60 59. "Alena hilang."
61 60. "Kai, Kai.. bangunlah.. Kai..."
62 61. "Jogging."
63 62. "Kai benar-benar seperti sedang melakukan penculikan.. huh.."
64 63. "bingkai foto."
65 64. "Aku menemukan anak itu."
66 65. "Ayo kita berkencan."
67 66. "Kamu Kenapa?"
68 67. "Beginikah kau di belakangku?"
69 68. "Pasangan dansa ku hanya istriku seorang."
70 69. "Menonton wajahmu saja sudah cukup bagiku."
71 70. "Selamat datang... "
72 71. "Bunda, ayah kenapa?"
73 72. "Baiklah, kita akhiri hubungan kita sekarang!"
74 73. "Lepaskan Ayah!"
75 74. "Apa yang sebenarnya Kai tutupi dariku dan Alena?"
76 75. "bagaimana bisa kalian di sini?"
77 76. "Kau mendorongnya!."
78 77. "Jangan di baca papaaaa..."
79 78. "Paman Nelson?"
80 79. "Begitu rupanya."
81 80. "Biar aku saja yang menyuapi Flova."
82 81. "Aku punya penawaran yang bagus untuk mu."
83 82. "Kamarmu adalah kamarku juga."
84 83. "Tepat saat kau mengoceh tentang diriku."
85 84. Sebuah fakta
86 85. "Jangan pergi, aku membutuhkanmu."
87 86. Mantra
88 87. "Kamera dasbor?"
89 88. Rekaman kamera dasbor
90 89. Konferensi Pers
91 90. Fakta di konferensi pers
92 92. Tour Sekolah
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
1. "Papa"
3
2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."
4
3. Calon ayah Alena
5
4. Calon ayah Alena 2
6
5. "Dimana Ayah?"
7
6. Awal kedekatan
8
7. Sebuah janji Alena
9
8. Pemilik cafe Bright
10
9. Syarat mau menikah
11
10. "Beri aku waktu dua minggu."
12
11. "Bayar dalam 4 hari atau menikah denganku"
13
12. Salah Sasaran
14
13. Isi perjanjian
15
14. Clumsy, Confused, and Panic
16
15. Gombalan maut basi
17
16. "Bunda bukan seorang janda."
18
17. "Aku tidak setuju!"
19
18. "Seorang Adik?"
20
19. "Turun sekarang juga!"
21
20. "Bunda takut dengan dingin."
22
21. "Nama saya Desta"
23
22. Membuat ubur-ubur warna warni
24
23. "Aku mau ikan goreng"
25
24. Hari pernikahan
26
25. Rosan
27
26. "100 hari katamu?"
28
27. Cerita singkat tentang Flova
29
28. "Alena sayang ayah. Jaga bunda baik-baik ya ayah."
30
29. "Cobalah jika kamu berani."
31
30. "Jaga mereka untuk papa ya."
32
31. "Darimana kamu mendapatkan Boneka ini?"
33
32. "Aku ada tugas untuk kamu."
34
33. "Tante, ini untuk tante."
35
34. "Aku tidak boleh jatuh cinta dengan Kai."
36
35. "Untuk apa kamu datang kemari?"
37
36. Pinik di Minggu pertama
38
37. Hari lomba mewarnai
39
38. "Sosok ayah dan suami yang sangat baik dan perhatian."
40
39. Pesta kemenangan lomba Alena dan Desta
41
40. "Siapa yang memasak nasi goreng ini?"
42
41. "Kalian harus naik wahana itu."
43
42. "Sudah bangun?"
44
43."Buat Ayah dan bunda jatuh cinta dalam waktu 89 hari."
45
44. Penawaran untuk Steffa
46
45. "Kau."
47
46. 75 hari lagi
48
47. "Tante lampir lagi. Aku akan mengerjainya."
49
48. "Bunda sakit?"
50
49. "Apa! Flova sakit?"
51
50. "Aku minta maaf."
52
51. "Kak, besar nanti kita menikah ya."
53
52. "Menantu Idaman."
54
53. Ikat rambut.
55
54. "Aku anak ayah."
56
55. "Kenapa bunda tidak ikut, Grandma?"
57
56. "Cukup sudah sampai di sini!"
58
57. Liburan bersama Nehra dan Steffa
59
58. "Tempat penampungan hewan."
60
59. "Alena hilang."
61
60. "Kai, Kai.. bangunlah.. Kai..."
62
61. "Jogging."
63
62. "Kai benar-benar seperti sedang melakukan penculikan.. huh.."
64
63. "bingkai foto."
65
64. "Aku menemukan anak itu."
66
65. "Ayo kita berkencan."
67
66. "Kamu Kenapa?"
68
67. "Beginikah kau di belakangku?"
69
68. "Pasangan dansa ku hanya istriku seorang."
70
69. "Menonton wajahmu saja sudah cukup bagiku."
71
70. "Selamat datang... "
72
71. "Bunda, ayah kenapa?"
73
72. "Baiklah, kita akhiri hubungan kita sekarang!"
74
73. "Lepaskan Ayah!"
75
74. "Apa yang sebenarnya Kai tutupi dariku dan Alena?"
76
75. "bagaimana bisa kalian di sini?"
77
76. "Kau mendorongnya!."
78
77. "Jangan di baca papaaaa..."
79
78. "Paman Nelson?"
80
79. "Begitu rupanya."
81
80. "Biar aku saja yang menyuapi Flova."
82
81. "Aku punya penawaran yang bagus untuk mu."
83
82. "Kamarmu adalah kamarku juga."
84
83. "Tepat saat kau mengoceh tentang diriku."
85
84. Sebuah fakta
86
85. "Jangan pergi, aku membutuhkanmu."
87
86. Mantra
88
87. "Kamera dasbor?"
89
88. Rekaman kamera dasbor
90
89. Konferensi Pers
91
90. Fakta di konferensi pers
92
92. Tour Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!