1. "Papa"

Di sebuah ruang makan yang mewah dan luas. Hanya ada 3 orang penghuni yang makan dengan sunyi dan penuh dengan peraturan. Hanya ada ketukan kecil dari garpu dan pisau yang sedang memotong pancake.

Sebuah garpu dan pisau itu pun kemudian diletakkan di atas piring setelah makanan yang ia makan selesai. Dan kemudian mengakhirinya dengan meneguk segelas air putih.

"Kai, kapan kamu akan menikah? Apa kamu sudah memiliki pacar?" Ucap seorang pria tua berusia 55 tahun yang tak lain adalah ayah Kai.

Kai yang akan menyantap potongan terakhirnya pun harus ia letakkan kembali dan mengambil segelas air putih yang ada di samping piringnya.

"Aku akan menikah nanti. Papa tidak usah khawatir dan cemas."

"Usiamu sudah akan 32 tahun, kamu seharusnya sudah memiliki seorang anak."

"Aku akan segera menikah, papah jangan khawatir."

Ia pun berdiri dan meninggalkan ruang makan tersebut. Namun, ibunya memegang tangannya begitu ia akan lewat di depannya.

"Setidaknya kamu habiskan sarapan kamu dulu sebelum pergi mengajar."

Kai dengan perlahan menurunkan tangan ibunya yang memegang lengannya.

"Maaf, aku mungkin akan terlambat. Aku harus pergi."

Dan dengan langkah yang lebar, Kai pun meninggalkan ruang makan tersebut dan langsung pergi meninggalkan rumah mewahnya.

Joanna yang melihat suaminya menghela nafas panjang langsung mengelus pundaknya untuk menguatkan dirinya.

"Sabarlah, dia pasti akan menikah. Setelah Rosan kembali, akan aku pertemukan mereka, pasti dia langsung setuju untuk menikah."

"Dia nanti akan memilih sendiri. Aku harus berangkat."

Joanna tersenyum dan membantu suaminya mengambilkan jas dan tas laptopnya. Dan ia pun kembali memakan sisa pancake yang masih ada di piringnya.

...****...

"Oiya, Alena sini, bunda belum ikat rambut kamu."

Anak kecil yang sudah rapi memakai seragam sekolah langsung berlari ke arah Flova yang sudah siap memegang sisir dan ikat rambut.

"Bunda, hari ini aku ke sekolah."

"Iya, dan kamu jangan khawatir ya, guru di sana baik-baik kok. Kamu juga nanti bisa bertemu dengan teman-teman baru."

"Baik Buda."

"Sudah siap, ayo berangkat."

Alena mengangguk dan Flova pun mengambil tas yang tergeletak di kursi. Namun, Ibu Flova memegang tangannya yang hendak pergi.

"Alena harus minum susu dulu supaya tetap sehat."

"Ah.. iya benar."

Flova pun mengambil susu di tangan ibunya dan memberikannya kepada Alena. Dengan kedua tangan kecilnya, ia pun menerimanya dan langsung meneguknya hingga habis lalu memberikan gelas tersebut kepada neneknya.

"Nenek, Alena berangkat dulu ya."

"Iya sayang, hati-hati di jalan."

Flova dan Alena pun keluar dan menunggu taksi online yang sudah di pesan Flova. Begitu mobil itu sampai, mereka langsung masuk dan meninggalkan halaman rumah mereka yang sederhana.

Hanya menempuh waktu 15 menit, mereka pun sampai di TK Pelangi. Alena sedikit ragu dan canggung karena ini adalah pertama kalinya ia pergi ke luar selain dari rumahnya.

"Alena, sayang. Kamu tidak perlu ragu dan takut. Di dalam nanti kamu akan punya banyak teman bermain."

Alena hanya menunduk dan kemudian ada seorang guru yang menghampiri mereka. Dan tak lain adalah Kevin.

"Hai, mari masuk dengan kakak."

Flova pun melihat ke sumber suara dan tak lain suara itu adalah Kevin.

"Hai, Kevin? Kapan kamu kembali dari kota B?"

"Flova? Kebetulan sekali? Ini putri kamu?"

Flova melihat ke Alena dan tersenyum kepada Kevin.

"Iya. Dia putriku. Aku akan ceritakan nanti apabila kita bertemu lagi."

Kevin mengangguk dan pandangannya teralihkan kepada Alena yang sedari tadi hanya cemberut.

"Hai cantik, nama kamu siapa?"

Kevin pun berjongkok di depan Alena. Dan Alena hanya melihat ke bawah sambil memainkan sepatunya.

"Alena" Jawabnya dengan lirih.

"O.. Alena.. Alena ayo masuk sama om. Di dalam sana nanti ada banyak teman-teman dan juga ada taman bermain. Alena juga bisa main di sana nanti."

Rayuan Kevin membuat Alena mendongak dengan senang.

"Terus gurunya galak ngga Om?"

"Nanti, Om yang ngajar di kelas Alena. Alena mau?"

"Emm... Boleh, tapi main dulu ya om."

"Iya. Ayo."

Alena pun menurut dengan ajakan Kevin dan Alena pun menggandeng tangan Kevin.

"Bunda, Alena sekolah dulu ya."

"Iya sayang."

Flova memeluk dan mencium kening Alena. Dan dengan senang Alena berhasil dibujuk oleh Kevin.

Setelah melihat mereka masuk, Flova bisa lega dan kembali masuk ke dalam taksi kembali untuk pergi ke universitasnya.

Sesampainya dia kampusnya, ia langsung masuk ke kelasnya, namun ia terlambat dan sudah terlihat pak Kai sudah ada di kelas.

"Tok...tok...tok.. permisi."

Pak Kai pun menoleh dan langsung mempersilahkan Flova untuk masuk.

"Maaf pak, saya terlambat."

"Tidak apa, saya maklumi karena kamu pasti harus mengurus anak kamu terlebih dahulu. Sekarang kamu masuk dan ikuti pelajaran dengan baik, karena ini sudah memasuki semester terakhir. Dan, saya harap kamu juga bisa mengendalikan hal ini jangan sampai hal tersebut mempengaruhi nilai kamu nanti."

"Baik pak."

Flova pun dengan perlahan duduk di tempatnya dan mengikuti kelas pak Kai dengan tenang.

...******...

Jam kampus hampir usai, dan 25 menit sebelum pelajaran berakhir, Flova pun berdiri dan membereskan semua bukunya.

"Permisi pak. Maaf, saya harus pulang untuk menjemput..."

Belum juga ia menyelesaikan kata-katanya, sang dosen langsung memotong pembicaraannya.

"Berapa usia anak kamu?"

"Enam tahun pak. Sekarang ia baru memasuki TK , jadi saya harus menjemputnya tepat waktu."

Dengan manggut-manggut dosen itu pun langsung membuka bukunya dengan santai.

"Baiklah, namun dalam waktu dua bulan, kamu harus segera menyelesaikan skripsi kamu. Dan saya akan langsung periksa."

"Baik pak, akan saya lakukan."

"Sudah memikirkan dimana kamu akan bekerja?"

"Belum pak."

"Baiklah, sudah cukup. Kamu boleh pergi."

Flova pun bernafas lega dan mengangguk kemudian langsung meninggalkan kelas begitu saja setelah di ijinkan.

Sembari berjalan ke luar, ia juga menunggu driver taksi online, namun hingga ia keluar, ia masih belum mendapatkan notifikasi mendapatkan driver.

Kai yang akan meninggalkan kampus, melihat Flova dari spion mobil yang masih menunggu taksi online hanya mengacuhkannya dan meninggalkannya begitu saja.

...*****...

Di tengah perjalanan, tiba-tiba mobilnya terasa aneh dan kemudian ia pun keluar dari mobil. Ia melihat roda bannya dan ternyata ban belakangnya kempes. Ia pun kesal dan menepuk mobilnya keras.

"Arrgghh.. sial.. Kenapa harus bocor sekarang."

Di saat sedang kesal-kesalnya, tiba-tiba seorang anak kecil melihatnya dengan wajah yang sangat menggemaskan.

"Papa.."

Kai pun langsung menoleh dan melihatnya dengan bingung. Kemudian, ia pun berjongkok dan mengusap rambutnya.

"Maaf, tapi aku bukan papamu."

Kai melihat ke sekelilingnya dan hanya melihat orang lain yang menjemput anak-anaknya.

"Dimana ibumu?"

Alena hanya menunduk dan menekuk bibirnya dengan sedih. Sedangkan Kai hanya melihat sekelilingnya dengan bingung. Hingga seseorang pun memanggil namanya.

"Alena..."

Alena pun melihat ke sumber suara dan langsung terlihat senang.

"Bunda..."

//**//

Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 1. "Papa"
3 2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."
4 3. Calon ayah Alena
5 4. Calon ayah Alena 2
6 5. "Dimana Ayah?"
7 6. Awal kedekatan
8 7. Sebuah janji Alena
9 8. Pemilik cafe Bright
10 9. Syarat mau menikah
11 10. "Beri aku waktu dua minggu."
12 11. "Bayar dalam 4 hari atau menikah denganku"
13 12. Salah Sasaran
14 13. Isi perjanjian
15 14. Clumsy, Confused, and Panic
16 15. Gombalan maut basi
17 16. "Bunda bukan seorang janda."
18 17. "Aku tidak setuju!"
19 18. "Seorang Adik?"
20 19. "Turun sekarang juga!"
21 20. "Bunda takut dengan dingin."
22 21. "Nama saya Desta"
23 22. Membuat ubur-ubur warna warni
24 23. "Aku mau ikan goreng"
25 24. Hari pernikahan
26 25. Rosan
27 26. "100 hari katamu?"
28 27. Cerita singkat tentang Flova
29 28. "Alena sayang ayah. Jaga bunda baik-baik ya ayah."
30 29. "Cobalah jika kamu berani."
31 30. "Jaga mereka untuk papa ya."
32 31. "Darimana kamu mendapatkan Boneka ini?"
33 32. "Aku ada tugas untuk kamu."
34 33. "Tante, ini untuk tante."
35 34. "Aku tidak boleh jatuh cinta dengan Kai."
36 35. "Untuk apa kamu datang kemari?"
37 36. Pinik di Minggu pertama
38 37. Hari lomba mewarnai
39 38. "Sosok ayah dan suami yang sangat baik dan perhatian."
40 39. Pesta kemenangan lomba Alena dan Desta
41 40. "Siapa yang memasak nasi goreng ini?"
42 41. "Kalian harus naik wahana itu."
43 42. "Sudah bangun?"
44 43."Buat Ayah dan bunda jatuh cinta dalam waktu 89 hari."
45 44. Penawaran untuk Steffa
46 45. "Kau."
47 46. 75 hari lagi
48 47. "Tante lampir lagi. Aku akan mengerjainya."
49 48. "Bunda sakit?"
50 49. "Apa! Flova sakit?"
51 50. "Aku minta maaf."
52 51. "Kak, besar nanti kita menikah ya."
53 52. "Menantu Idaman."
54 53. Ikat rambut.
55 54. "Aku anak ayah."
56 55. "Kenapa bunda tidak ikut, Grandma?"
57 56. "Cukup sudah sampai di sini!"
58 57. Liburan bersama Nehra dan Steffa
59 58. "Tempat penampungan hewan."
60 59. "Alena hilang."
61 60. "Kai, Kai.. bangunlah.. Kai..."
62 61. "Jogging."
63 62. "Kai benar-benar seperti sedang melakukan penculikan.. huh.."
64 63. "bingkai foto."
65 64. "Aku menemukan anak itu."
66 65. "Ayo kita berkencan."
67 66. "Kamu Kenapa?"
68 67. "Beginikah kau di belakangku?"
69 68. "Pasangan dansa ku hanya istriku seorang."
70 69. "Menonton wajahmu saja sudah cukup bagiku."
71 70. "Selamat datang... "
72 71. "Bunda, ayah kenapa?"
73 72. "Baiklah, kita akhiri hubungan kita sekarang!"
74 73. "Lepaskan Ayah!"
75 74. "Apa yang sebenarnya Kai tutupi dariku dan Alena?"
76 75. "bagaimana bisa kalian di sini?"
77 76. "Kau mendorongnya!."
78 77. "Jangan di baca papaaaa..."
79 78. "Paman Nelson?"
80 79. "Begitu rupanya."
81 80. "Biar aku saja yang menyuapi Flova."
82 81. "Aku punya penawaran yang bagus untuk mu."
83 82. "Kamarmu adalah kamarku juga."
84 83. "Tepat saat kau mengoceh tentang diriku."
85 84. Sebuah fakta
86 85. "Jangan pergi, aku membutuhkanmu."
87 86. Mantra
88 87. "Kamera dasbor?"
89 88. Rekaman kamera dasbor
90 89. Konferensi Pers
91 90. Fakta di konferensi pers
92 92. Tour Sekolah
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
1. "Papa"
3
2. "Panggil Ayah pun tidak apa.."
4
3. Calon ayah Alena
5
4. Calon ayah Alena 2
6
5. "Dimana Ayah?"
7
6. Awal kedekatan
8
7. Sebuah janji Alena
9
8. Pemilik cafe Bright
10
9. Syarat mau menikah
11
10. "Beri aku waktu dua minggu."
12
11. "Bayar dalam 4 hari atau menikah denganku"
13
12. Salah Sasaran
14
13. Isi perjanjian
15
14. Clumsy, Confused, and Panic
16
15. Gombalan maut basi
17
16. "Bunda bukan seorang janda."
18
17. "Aku tidak setuju!"
19
18. "Seorang Adik?"
20
19. "Turun sekarang juga!"
21
20. "Bunda takut dengan dingin."
22
21. "Nama saya Desta"
23
22. Membuat ubur-ubur warna warni
24
23. "Aku mau ikan goreng"
25
24. Hari pernikahan
26
25. Rosan
27
26. "100 hari katamu?"
28
27. Cerita singkat tentang Flova
29
28. "Alena sayang ayah. Jaga bunda baik-baik ya ayah."
30
29. "Cobalah jika kamu berani."
31
30. "Jaga mereka untuk papa ya."
32
31. "Darimana kamu mendapatkan Boneka ini?"
33
32. "Aku ada tugas untuk kamu."
34
33. "Tante, ini untuk tante."
35
34. "Aku tidak boleh jatuh cinta dengan Kai."
36
35. "Untuk apa kamu datang kemari?"
37
36. Pinik di Minggu pertama
38
37. Hari lomba mewarnai
39
38. "Sosok ayah dan suami yang sangat baik dan perhatian."
40
39. Pesta kemenangan lomba Alena dan Desta
41
40. "Siapa yang memasak nasi goreng ini?"
42
41. "Kalian harus naik wahana itu."
43
42. "Sudah bangun?"
44
43."Buat Ayah dan bunda jatuh cinta dalam waktu 89 hari."
45
44. Penawaran untuk Steffa
46
45. "Kau."
47
46. 75 hari lagi
48
47. "Tante lampir lagi. Aku akan mengerjainya."
49
48. "Bunda sakit?"
50
49. "Apa! Flova sakit?"
51
50. "Aku minta maaf."
52
51. "Kak, besar nanti kita menikah ya."
53
52. "Menantu Idaman."
54
53. Ikat rambut.
55
54. "Aku anak ayah."
56
55. "Kenapa bunda tidak ikut, Grandma?"
57
56. "Cukup sudah sampai di sini!"
58
57. Liburan bersama Nehra dan Steffa
59
58. "Tempat penampungan hewan."
60
59. "Alena hilang."
61
60. "Kai, Kai.. bangunlah.. Kai..."
62
61. "Jogging."
63
62. "Kai benar-benar seperti sedang melakukan penculikan.. huh.."
64
63. "bingkai foto."
65
64. "Aku menemukan anak itu."
66
65. "Ayo kita berkencan."
67
66. "Kamu Kenapa?"
68
67. "Beginikah kau di belakangku?"
69
68. "Pasangan dansa ku hanya istriku seorang."
70
69. "Menonton wajahmu saja sudah cukup bagiku."
71
70. "Selamat datang... "
72
71. "Bunda, ayah kenapa?"
73
72. "Baiklah, kita akhiri hubungan kita sekarang!"
74
73. "Lepaskan Ayah!"
75
74. "Apa yang sebenarnya Kai tutupi dariku dan Alena?"
76
75. "bagaimana bisa kalian di sini?"
77
76. "Kau mendorongnya!."
78
77. "Jangan di baca papaaaa..."
79
78. "Paman Nelson?"
80
79. "Begitu rupanya."
81
80. "Biar aku saja yang menyuapi Flova."
82
81. "Aku punya penawaran yang bagus untuk mu."
83
82. "Kamarmu adalah kamarku juga."
84
83. "Tepat saat kau mengoceh tentang diriku."
85
84. Sebuah fakta
86
85. "Jangan pergi, aku membutuhkanmu."
87
86. Mantra
88
87. "Kamera dasbor?"
89
88. Rekaman kamera dasbor
90
89. Konferensi Pers
91
90. Fakta di konferensi pers
92
92. Tour Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!