Tas

Pagi harinya di sekolah High School Internasional......

"Hey!" Tepuk seorang pemuda dari belakang pundak Jovano.

"Apa sih!" Ketus Jovano.

"Hari ini kita gak bolos?" Tanya pria itu,yang terlihat sedikit lebih pendek dari Jovano.

"Tidak." Jawabnya singkat.

"Ah,yang bener..." Ledek pria yang bernama Hendry itu sambil merangkul Jovano.

"Aku ngantuk." Balas Jovano lagi.

"Ayolah.Kita kan bisa tidur di markas." Rayu Hendry.

"Tidak." Ketus Jovano.

"Ayolah.." Rengek Hendry.

"Kau berisik sekali!" Jovano mendorong tubuh Hendry menjauh.

Hendry adalah sahabat dan satu satu nya teman Jovano di sekolah ini.Sebenarnya lah adalah murid yang cerdas.Saking cerdas nya ia hanya akan rajin sekolah ketika mendekati ujian.Hari hari biasa nya ia gunakan bolos bersama Jovano.Hendry memiliki latar belakang yang agak kelam dan kuat.Ayah nya adalah pemimpin geng mafia Atlanta,yang adalah geng mafia terkuat di negara itu.

Sepanjang jalan menuju kelas Hendry masih saja merayu Jovano tanpa henti.Hingga di depan kelas mereka,tiba tiba Jovano memberhentikan langkah nya ketika hampir bersamaan memasuki pintu kelas dengan seorang gadis yang tak lain adalah Alana.Kedua nya saling melempar tatapan tak suka.

Tapi Alana segera masuk duluan karena malas berdebat.

"Kau kenapa? Dia siapa? Anak baru? Kau kenal?" Tanya Hendry bertubi tubi setelah melihat keanehan kedua nya yang saling lempar tatapan tak suka.

Jovano memasuki kelas tanpa menghiraukan Hendry.

Sekilas Alana melihat Jovano berjalan ke arah nya.

"Mau apalagi dia?" Batin Alana sambil menunduk pura pura memainakan ponsel nya.

Namun tiba tiba.....

Bruukkk!!!!!

Alana terperanjat mendengar suara itu.Spontan ia mendongak dan melihat apa yang terjadi di hadapan nya.

Jay berdiri tepat di samping Alana,dan terlihat tas Jovano yang terjatuh di bawah kaki Jay.

Jay melirik Jovano sekilas lalu menendang tas milik Jovano.

"Apa yang terjadi?" Batin Alana mencerna kejadian yang terlewatkan oleh nya.

Jay pun duduk di kursi nya yang berada di sebelah Alana.

"Wah,wah..ada pahlawan rupanya.." Ujar Jovano sambil mengambil tas nya di lantai.

"Apa jangan jangan si gila itu melemparkan tas nya ke aku,lalu Jay yang menghadang nya..."Batin nya lagi sambil melirik Jay.

Beberapa siswa yang berada di sana saling berbisik melihat kejadian itu.

Jovano melemparkan tas nya ke atas meja milik nya dan menghasilkan bunyi yang membuat Alana kembali terperanjat.Sedangkan Hendry hanya mengekori Jovano duduk di kursi mereka sambil mencerna kemungkinan apa yang sedang terjadi.

" Ya ampun,rupanya dia si penunggu kursi keramat itu."Batin Alana lagi yang hanya bisa berbicara dalam hati.Ia mulai merasa akan menjalani hari yang buruk mengingat Jovano duduk di belakangnya.

*****

Jam istirahat tiba....

Alana membawa makan siang nya sambil mencari cari meja yang kosong di kantin.

Ia menangkap sosok Jay yang selalu duduk di pojok kantin.

"Aku harus menghindari nya dulu.Kasihan dia gara gara aku jadi kena gosip seperti kemarin." Batin nya sambil meihat meja kosong yang berada sangat jauh dari Jay.

Namun,belum sempat melangkah ke sana meja tersebut di isi oleh 3 orang cowok.

Lalu Alana melihat meja yang baru saja di tinggalkan oleh siswa yang pergi dari sana.Tapi,meja tersebut tepat di belakang Jay.

"Sepertinya tidak apa-apa kan?yang penting kami tidak satu meja." Batin nya sambil melangkah ke meja yang baru saja kosong.

Alana mulai menikmati makan siang nya.Hingga beberapa saat kemudian sosok Dyfan duduk secara tiba tiba di hadapan Alana.

"Uhuk!!" Alana tersedk karena terkejut dengan kehadiran Dyfan yang tiba tiba.

"Ini minum dulu." Dyfan memberikan sebotol air mineral.

"Terima kasih"ucap Alana setelah lega meminum air yang di beri Dyfan.

" Kaget ya?"ujar Dyfan sambil tersenyum.Ya memang pria yang duduk di depan Alana ini sangat murah tersenyum di bandingkan Jay.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***