Ada Rasa

Sidang OSIS di mulai. Ketua OSIS membuka sidang dengan mengetuk palu.

Karena aku satu seksi sama Sendi, jadi aku harus duduk bareng dia. Aku duduk di sebelah kanannya, di meja paling belakang barisan ke-4.

Kak Aldi menerangkan pembahasan tentang penambahan poin-poin baru untuk setiap seksi.

Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah malam. Aku mulai ngantuk, pegel berjam-jam harus duduk dengerin ocehan Kak Aldi.

Aku sudah tidak kuat menahan kantuk, sampai tidak sadar kepalaku nyender di bahu Sendi.

Lampu di kelas kami memang tidak terlalu terang. Jadi Kak Aldi tidak melihatku secara jelas karna dia juga sibuk dengan materi pembahasan.

"Sampai di sini kalian harus paham, kita istirahat dulu sebentar."

Kata Kak Aldi sambil melihat jam tangannya. Lalu dia pergi keluar untuk istirahat. Di ikuti oleh anggota OSIS lainnya yang juga keluar satu persatu.

"Alesha.. Al... Bangun."

Terasa ada sebuah tangan menepok-nepok pipiku. Ternyata tangan Sendi yang membangunkanku.

"Mmm... Udah selesai ya?"

Suaraku yang ikut serak karena bangun tidur. Aku baru sadar tidur bersandar di bahu Sendi.

"Ehh maaf ya.. Tadi a akuuu" Aku langsung mengangkat kepalaku karena refleks.

"Udah gak apa-apa, kamu tadi kayaknya ngantuk banget. Makanya aku kasih bahu aku buat kamu, ternyata kamu tidurnya nyenyak banget, nyaman ya.??"

Kata Sendi sambil memberikan senyum.

"Mmm.. Makasih ya.." Jawabku seperti orang salah tingkah.

"Alesha, anter yuk... Aku kebelet nih.."

Tiba-tiba saja Lisa datang meringis memintaku mengantarnya ke toilet.

"Tapi.."

"Ayo aku antar."

Sendi memotong omonganku.

Aku melirik ke Sendi. Sendi langsung pergi dengan Lisa. Entah kenapa saat itu aku merasa ada kesal-kesalnya aja gitu melihat Sendi yang mengantar Lisa ke toilet. Aku mengerutkan kening.

"Alesha.. Sendi mana?"

Tiba-tiba Ervan muncul di hadapanku.

"Nganter Lisa tuh, ke toilet."

"Makan dulu yuk, kebetulan aku bawa roti agak banyakan." Ajak Ervan yang memamerkan 4 roti di tangannya.

"Iya makasih." Jawabku datar.

Aku melihat ke arah pintu, ternyata Sendi dan Lisa belum kelihatan juga. Aku terlihat seperti orang sedang memikirkan sesuatu.

*****

".. Itulah poin-poin yang saya tambahkan dan sudah kalian sepakati. Karena waktu sudah terlalu malam, saya tutup sidang ini, Wabilahi taufik walhidayah wassalamu'alaikum wr wb."

'Toktoktok' Kak Aldi menutup sidang OSIS di barengi dengan mengetuk palu.

"Kak, malam ini cewek-cewek tidur dimana?"

Susi teman kelasku mengajukan pertanyaan kepada kak Aldi sebelum dia keluar ruangan.

"Untuk cewek-cewek, semuanya tidur di ruang aula, dan untuk cowok-cowoknya jaga di depan ruangan aulanya. Takutnya ada apa-apa. Ada yang mau di tanyakan lagi??" Jawab kak Aldi.

*****

Semua cewek sudah terlihat tertidur nyenyak, sedangkan aku masih belum bisa tidur juga.

Aku membangunkan Nuri untuk ku jadikan teman gadangku. Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya. Tapi Nuri tidak mau bangun juga.

Aku keluar ruangan, cowok-cowok sebagian sudah ada yang tidur. Sebagian lagi pada ngobrol. Terlihat Sendi memisahkan diri, dia duduk di teras dekat tiang dengan kedua kaki di lipat, dan sedang memainkan ponselnya.

Aku menemuinya dan berdiri di sampingnya. Dia belum sadar kalau aku berada di sampingnya.

"Kok belum tidur.." Tanyaku padanya yang masih asik memainkan poselnya.

Sendi menengok, dia langsung memasukan ponselnya ke dalam saku.

"Kamu sendiri ngapain disini??"

Sendi malah balik tanya seraya memberikan senyum kepadaku.

"Oh jadi nggak boleh nih..." Sunggut aku.

"Boleh.. Baleh banget malah. Sini duduk" Sendi menepuk teras di sebelahnya. Kemudian aku duduk.

"Kamu kenapa sendirian disini, gak gabung sama yang lain, ngobrol-ngobrol sama yang lain biar cepet kenal." Lanjut tanyaku.

"Sengaja. Biar kamu yang nemenin aku disini, terus kita deket." Jawab Sendi.

"Hehe.." Aku mengangkat kedua sudut bibirku dan tersenyum.

"Emmm... Tadi kamu lagi chatingan sama cewek kamu??" Tanyaku penasaran.

"Aku cuma bolak balik menu aja. Biar di kira lagi sibuk." Ucap Sendi.

Aku mulai tertawa.

"Dan satu lagi, aku belum punya cewek yaaa.." Sambung Sendi.

"Kenapa??"

"Aku maunya kamu Alesha."

Aku langsung terdiam, membisu. Keheningan terjadi di antara kita berdua. Sendi terus menatapku, bahkan aku sampe terhipnotis dengan tatapannya itu, hehe.

"Kalian lagi pada ngapain di sini?? Alesha, ngapain kamu di luar??"

Tiba-tiba Kak Aldi muncul di belakang kita. Kita langsung menengok ke arah datangnya suara itu.

"Katanya tadi Alesha gerah, makanya dia keluar ruangan, saya cuma nemenin." Jelas Sendi.

"Sekarang masuk Alesha, ini sudah malam, kamu tidur. Dan kamu gabung dengan yang lain, gantian jaga." Suruh Kak Aldi padaku dan Sendi.

"Siap kak." Jawab Sendi lagi.

Kemudian kak Aldi pergi.

"Cieee... Yang diperhatiin sama Ketua OSIS." Sindir Sendi.

"Apaansih.."

"Yaudah sekarang kamu masuk, tidur. Aku jaga diluar. Jagain kamu" Gombal Sendi.

"Iya iya".

Aku langsung pergi meninggalkan Sendi dan masuk ke ruang aula.

Terpopuler

Comments

Aisy Hilyah

Aisy Hilyah

lanjut baca

2020-07-11

0

seizy Kurniawan

seizy Kurniawan

next

2020-07-10

1

Jeje

Jeje

lajut

2020-07-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!