Teman-temanku sudah mengumpulkan buku tugasnya di meja Bu Laras. Bu Laras menata semua bukunya, lalu menghitungnya untuk memastikan seluruh siswa sudah mengumpulkan tugasnya. Sepertinya jumlah bukunya kurang dari jumlah siswa yang hadir hari ini. Kemudian Bu Laras mengalihkan pandangannya dari buku ke arahku.
"Alesha, tugas kamu mana?" Tanya Bu Laras yang memang dari tadi juga melihat aku yang berdiam diri di kursi.
"Hehe, ada bu." Cengir aku.
"Terus kenapa kamu tidak mengumpulkan?" Tanyanya lagi.
"Ada di rumah bu."
Bu Laras menghela nafas berat, dan menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Kamu ini gimana sih, nanti Ibu akan kasih kamu tugas double dan besok harus kamu kumpulkan." Kata Bu Laras sedikit marah.
"Iya." Jawabku.
Semua pasang mata tertuju padaku.
Kemudian Bu Laras memulai pelajaran dan menerangkan materinya. Aku menaruh kepalaku di atas meja, menghadap ke arah kiri, dengan kedua tangan di lipat untuk bantalan kepalaku. Ya seperti tiduran cuma kepalanya aja, hehe.
"Andai Tuhan mengirim seseorang untukku." Ucapku dalam hati.
******
Ke esokan harinya, aku berangkat sekolah pagi-pagi, karena harus nyamper temanku untuk berangkat sekolah bareng. Ya rumahnya tidak jauh, sekitar 50 meter dari rumahku. Namanya Lisa.
Kamipun berangkat ke sekolah, jalan kaki.
"Awas tuh tugasnya ketinggalan lagi..." Ledek Lisa sambil senyum.
"Hehe.. Enggaklah." Jawabku membalas senyumnya.
"Oh iya, katanya hari ini ada siswa baru yah?" Tanya Lisa.
"Gak tahu, aku baru dengar sekarang dari kamu. Kamu kata siapa?." Aku menanyakan balik.
"Dari Vina. Katanya tetangga dia. 2 orang laki-laki". Jelas Lisa.
"Oh."
Jawabku, seakan tidak peduli tentang akan adanya siswa baru itu.
Tentang Vina, dia temen sekelas yang duduk di depanku, meja pertama.
*****
Tidak terasa, kami sampai di sekolah.
Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia, tapi gurunya tidak datang, tidak tau kenapa dan ada apa.
Lalu, Bapak Kepala Sekolah yang masuk ke kelas kami. Kami sudah duduk rapi sebelum Pak Kepala Sekolah datang.
"Assalamu'alaikum.." Bapak Kepala Sekolah memberi salam. Beliau berdiri di depan.
"Walaikum salaam..."
Kami semua menjawab Salam Pak Kepala Sekolah dengan kompak.
"Hari ini kelas kalian kedatangan 2 siswa baru, nah silahkan kalian masuk."
Pak Kepala Sekolah mempersilahkan 2 orang itu masuk ke kelas, kebetulan waktu itu mereka masih berada di luar.
Mereka berdua langsung masuk ke kelas, dan berdiri sejajar di depan.
Aku tetap tidak peduli dengan kedatangan siswa baru itu. Aku menulis-nulis di belakang buku, tidak memperhatikan siswa baru itu.
"Silahkan perkenalkan nama kalian." Kata Pak Kepala Sekolah dengan ramah.
"Hay teman-teman.. Nama saya Ervan Wijaya."
"Dan saya, Sendi Andrean"
Mereka mulai memperkenalkan diri.
Ketika nama Sendi di sebut dan terdengar di telingaku, seketika aku berhenti menulis dan merilik ke wajahnya sebentar, aku kembali nulis-nulis.
Sendi ini orangnya yaaa bisa di bilang tampan. Karna memiliki hidung yang mancung, dagu yang belah, dan bibir yang manis. Dia tinggi, berkulit putih tidak dan hitam juga tidak. Dan Ervan, dia teman terdekat Sendi.
"Ada yang mau kalian tanyakan tentang kami?" Tanya Sendi kepada seluruh siswa di kelas.
"Sendi statusnya apa?" Sahut Nuri sambil mengangkat tangan. Sendi langsung mencari arah suara pertanyaan tersebut.
"Pelajar." Jawab Sendi seraya memberikan senyum ramah sebagai siswa baru.
"Maksudnya udah punya pacar apa belum? hehe." Tanya Nuri tanpa mengenal malu di hadapan kami semua, semua mata tertuju pada Nuri.
"Seperti nama saya, Sendi-rian" Jawab Sendi.
"Ya ampun itu si Nuri, lihat cowok cakep dikit langsung genit " Sindir Pak Kepala Sekolah.
Seluruh siswa sekelas mentertawakan Nuri, kecuali aku yang terus sibuk menulis-nulis.
"Itu Alesha, kenapa kamu diam saja dari tadi?" Pak Kepala Sekolah menunjuk ke arahku. Semua orang tertuju padaku dengan pertanyaan Pak Kepala Sekolah barusan.
"Gak apa- apa Pak." Jawabku sambil meletakkan pulpen yang sedang aku pake untuk nulis-nulis.
"Ya sudah, kalau begitu kalian berdua duduk di sini." Pak Kepala Sekolah menunjuk ke salah satu meja di depannya yang masih kosong.
Mereka langsung duduk di tempat yang di tunjuk Pak Kepala Sekolah barusan.
Ervan dan Sendi duduk di meja pertama sebelah kiri dari Vina. Yang kebetulan dekat dengan mejaku.
Sendi menengok ke arahku, dia memberikan senyuman kecil, mungkin itu tanda dia memperkenalkan diri padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Desnisa Sitorus
suka bgt dgn cerita cinta anak SMU
2023-02-15
1
Sri Mawardi
maksudnya sendirian thor😃😃😃😃😃😃
2020-10-20
4
seizy Kurniawan
Sendi-ri 😂😂😂 bener juga
salam My enemy is my love
2020-07-10
1