Di bawah naungan langit sore, di sinilah Farel dan sahabat-sahabatnya berada, di pohon buah seri. Begitu orang menyebutnya.
Mereka berlima sibuk mencari buah yang matang untuk dimakan, sedangkan Farel sibuk dengan hp-nya. Mereka juga sedang melihat para santri latihan twekondo.
"Rel, kita kapan balik?" Tanya Dylan.
"Besok," jawab Farel tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Gak kecepetan?" Tanya Yusuf yang hanya dijawab gelengan oleh Farel.
"Abang semalam pergi gak bilang sama Zira?" Suara itu adalah suara adik bungsu Farel, Nazeera yang akrab dipanggil Zira. Mereka sedang melakukan panggilan vidio.
"Kamu sekolah,"
"Abang juga sekolah,"
"He'em,"
"Cepet pulang! Nanti kalo Zira kangen gimana?"
"Iya,"
Afnan merampas ponsel Farel dan menatap wajah adik sahabatnya yang sudah menjadi ratu di hatinya itu.
"Kamu gak kangen sama aku?" Tanya Afnan yang membuat Dylan, Yusuf dan Adam tertawa ngakak.
"Gila emang si Afnan!! Kek kambing congek hahaha," tawa Dylan terpingkal-pingkal.
"Ck, diem!" Marah Afnan namun tak dihiraukan oleh mereka.
"Zira cuma kangen sama Bang Farel," jawab Zira dengan polosnya membuat tawa mereka semakin pecah membuat para santri gagal fokus.
"Hahaha si Afnan belum apa-apa udah ditolak," ledek Yusuf.
"Ya udah!" kesal Afnan dan langsung memutuskan panggilan sepihak lalu kembali menyerahkan hp itu kepada pemiliknya.
"Ututu kacian. Sini gue cariin cewek baru, mau?" Tawar Adam dengan tawa kerasnya.
"Diem lo pada!" Gertak Afnan yang membuat mereka semakin tertawa keras, begitu juga Farel yang terkekeh.
"Zira masih kecil," ucap Farel.
"Cuma dua tahun di bawah gue," jawab Afnan santai sambil memasukkan buah seri ke mulutnya.
"Emang lo restuin Afnan sama Zira, Rel?"
Farel mengangkat bahunya acuh. "Terserah Zira,"
"GUS FAREL!!" teriak dua gadis berlari menyusul Farel. Farel menoleh ke arah kedua sepupu perempuannya itu dan memilih turun diikuti yang lain.
Kedua gadis remaja itu langsung memeluk Farel dengan penuh kerinduan, Farel pun dengan senang hati membalasnya.
"Gus kok gak bilang mau ke sini? Fatma sama Fitmi baru tau tadi setelah pulang dari pesantren di Surabaya,"
"Mendadak,"
"Gus di sini lama, kan?"
Farel menggeleng. "Besok pulang," jawab Farel membuat kedua gadis kembar itu berwajah lesu.
"Nanti ke sini lagi," ucap Farel menenangkan.
"Kapan?"
"Kalau ada waktu,"
"Gus mah, ih! Gus itu gak pernah punya waktu," kesal gadis bernama Fitmi.
Farel mengusap kepala kedua gadis itu. "Ayo beli es krim!" Ajak Farel yang membuat mereka kembali senang.
"Ayo!"
"Tapi sama Kak Fisha, ya?!" Minta Fitmi dengan manjanya melingkarkan tangannya di lengan Farel.
"Hm,"
"Yeay!!" Girang Fitmi dan berlari ke arah Fisha lalu menyeretnya untuk bersama Farel.
"Eeeh, kenapa, Mi?" Tanya Fisha dengan lembutnya.
"Ayo ikut kita beli es krim!"
"Es krim?" Tanya Fisha dengan wajah berserinya.
"Iya, ayo!"
"Gak papa nih ikut?"
"Gak papa. Ya udah, ayo!" Jawab Fitmi langsung menggandeng Farel dan Fisha membiarkan yang lain mengikuti di belakang. Mereka akan jalan kaki untuk membeli es krim. Untung saja ada supermarket di dekat jalan raya pesantren.
Hanya lima belas menit yang mereka perlukan untuk sampai ke supermarket. Fitmi dengan girangnya menarik Fisha. Di antara Fatma dan Fitmi, Fitmi lah yang paling aktif.
Kedua gadis berbeda generasi itu menatap es krim dengan mata berbinar dan penuh minat.
Fitmi dengan rakusnya mengambil beberapa es krim. Sedangkan Fisha hanya mengambil tiga es krim kesukaannya.
"Gus, Ama ambil snack, ya?" Minta Fatma yang sedari tadi menahan keinginannya untuk meminta snack.
Farel mengangguk. "Jangan yang pedes-pedes!" Peringat Farel yang membuat gadis itu mengangguk dan mengambil semua snack kesukaannya.
"Kita gak di trakrir, nih?" Tanya Yusuf.
"Ambil!" Suruh Farel yang membuat mereka semua langsung berpencar mengambil apa yang mereka inginkan.
Setelah siap, mereka semua menyerahkan belanjaannya ke kasir.
"Totalnya 250 ribu," ucap sang kasir.
Baru saja Fisha ingin menyerahkan uangnya untuk membayar, tapi Farel justru telah lebih dulu memberikan tiga lembar uang merah pada sang kasir.
"Eh, Fisha bayar sendiri saja, Gus," ucap Fisha tak enak hati.
"Sekalian," jawab Farel acuh dan menerima kembaliannya setelah selesai pembayaran.
Belanjaan mereka menjadi lima plastik. Sahabat-sahabatnya itu juga turut menghabiskan uangnya dengan tak tahu malu. Farel dengan sayangnya membawakan dua plastik milik Fatma dan Fitmi. Mereka pun memutuskan untuk kembali ke pesantren.
"Kata Nenek, Kak Fisha mau ikut pertukaran pelajar ke Jakarta. Bener?" Tanya Fitmi saat mereka menyusuri jalan setapak yang sepi.
"Iya,"
"Berangkatnya kapan?"
"Besok, jam 9 pagi,"
"Yaaah kok cepet? Nanti Imi sama siapa?"
"Kan masih ada Ama. Cuma 1 semester," jawab Fisha memberi perhatian.
Fitmi menangguk. "Nanti Imi izin sama Abi buat sering-sering liatin Kakak,"
"Iya. Tapi belajar yang bener,"
"Siap boss!" Jawab Fitmi memberi hormat.
"Waah keknya lo punya saingan nih, Rel. Imi deket banget sama tuh cewek," bisik Dylan mengejek yang hanya dianggap angin lalu oleh Farel.
"Besok berangkat bareng sama mereka Rel?" Tanya Adam yang hanya di angguki Farel.
"Tapi kita naik motorkan?"
"Ya iyalah! Jadi lo mau naik apa? Atau lo mau jalan kaki ke Jakarta?!" Sewot Adam membuat Dylan mendengus.
"Fisha?!" Panggil seorang pria hendak mendekati Fisha yang bersama Fatma dan Fitmi.
Farel dengan sigap berdiri di hadapan ketiga gadis itu menghadang Zaki untuk mendekat.
"Ada apa?" Tanya Fisha untuk tetap tenang berhadapan dengan pria yang dianggapnya brengsek ini.
"Gue mau mgomong sama lo. Kita berdua,"
"Saya gak punya waktu untuk meladeni kamu!" Jawab Fisha dingin.
"Sebentar aja, Sha,"
"Dia bilang gak mau, ya udah! Kok lo maksa?!" Geram Yusuf.
"Bukan urusan lo! Gak usah ikut campur!"
"Mending lo pergi sebelum kita melakukan tindakan kasar sama lo!" Geran Dylan.
"Dek, balik ke ndalem!" Suruh Farel pada kedua sepupunya.
"Kak Fisha?"
"Bawa!" Fatma dan Fitmi langsung menarik Fisha untuk pergi menuju ndalem menuruti perkataan Farel.
"Menjauh dari Nafisha!" Ucap Farel dingin.
"Suka-suka gue! Lo gak berhak ngatur-ngatur gue!"
Farel mengangguk dan langsung berlalu diikuti para sahabatnya.
"Kalian bodoh, ya? Kok mau jadi kacung Gus badungan itu?" Ejek Zaki saat keempat sahabat Farel melintas di hadapannya.
Bugh!!
Afnan meninju rahang pria itu dengan keras hingga tersungkur. Mereka pun menjadi pusat perhatian karena para santri akan kembali ke asramanya.
"Anda kalau tidak tau apa-apa jangan menghina! Ini peringatan dari saya. Berani anda mengucapkannya dan terdengar di telinga saya, maka demi Tuhan, saya yang akan membunuh anda!" Ucap Afnan pelan namun penuh penekanan dengan wajah memerah menahan marah.
"Cabut!" Ucap Farel dan mereka pun benar-bener pergi meninggalkan banyak suara bisikan.
"Liat aja apa yang akan gue lakukan Gus!! Gue akan miliki Fisha dengan cara apapun!"
Tbc...
^^^#as.zey^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
kak masun
Gus, Fatma sama fitmi udah remaja Gus, kok juga di peluk Gus, bukan mahrom loh Gus, kan bisa salha satu dari mereka jadi istri Gus nantinya.
2023-02-03
0