Kevin masih memegang erat tangan Camila, sebab sedikit saja jari-jarinya bergerak, maka itu akan mengenai punggung Ariana. Kevin menoleh pada Camila, lalu berkata, "Kita keluar." Ia bicara dengan sangat pelan, tpai memastikan itu didengar oleh Camila.
Camila bangun dengan perlahan dan setelahnya diikuti oleh Kevin. Mereka pun keluar dari kamar dengan sangat hati-hati, meninggalkan Ariana yang telah terlelap dalam tidurnya. Namun, Kevin dan Camila tidak menyadari bahwa Emily yang terbangun karena mimpi buruk melihat mereka pergi bersama-sama.
"Nona Emily, ayo kembali ke kamar. Saya akan menemani Nona agar tidak bermipi buruk lagi," ucap seorang wanita sembari menyentuh tangan Emily dengan lembut.
"Kenapa Ayah pergi bersama dengan pelayan? Mereka keluar dari kamar Ibu." Emily bicara dengan begitu polosnya.
"Apa?" Yuri, wanita berusia 30 tahun dan merupakan pengasuh Emily ini tampak terkejut mendengar ucapan polos sang nona kecil. Yuri memang telah mengetahui hubungan gelap Kevin dan Camila setelah tidak sengaja melihat mereka berciuman di paviliun saat ia membantu Emily mencari anak anjingnya yang hilang. Namun, Yuri diperingatkan untuk tidak mengatakan apa-apa tentang itu demi keselamatannya sendiri.
Yuri kasihan pada Ariana karena dia diselingkuhi di rumahnya sendiri oleh pelayan yang setiap hari melayaninya. Yuri rasa, pria memang tidak bisa bersyukur karena bahkan setelah diberikan istri yang begitu ideal, dia masih saja melirik wanita lain.
"Nona lupakan saja semua itu, karena itu tidak benar, jadi jangan katakan pada siapa pun. Sekarang, ayo kembali ke kamar. Ayo." Yuri meraih tangan Emily dan membawanya kembali ke kamar.
Sedangkan di kamar Camila, sepasang kekasih dengan hubungan terlarang itu tampak memeluk satu sama lain. Kevin percaya bahwa Camila bermimpi buruk, sebab dia memiliki kenangan buruk tentang penganiayaan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri.
Sayang, Kevin tidak tahu kalau Camila sedang berbohong kali ini. Kadang, Camila memang bermimpi seperti itu, tapi ketika hidupnya menjadi lebih berwarna karena Kevin, mimpi buruk itu pun jarang datang padanya. Camila hanya berbohong agar bisa bersama Kevin.
"Cepatlah tidur, karena aku harus kembali ke kamarku," ucap Kevin. Ariana memang sedang tertidur lelap saat ini, tapi dia bisa bangun sewaktu-waktu, lalu mungkin akan mencari keberadaannya. Kevin menikmati semua ini, jadi tidak ada yang harus terbongkar dan menjadi kekacauan.
"Saya sangat takut, Tuan. Tidak bisakah kita tetap bersama malam ini? Saya mohon." Camila menatap Kevin dengan tatapan memohonnya.
"Mengertilah, Camila, aku tidak bisa malam ini. Besok, Ariana akan menghadiri acara penghargaan alumni sekolahnya dan aku akan pulang lebih awal, jadi kita bisa bersama. Kau bisa menunggu, kan?" Kevin membelai rambut Camila dengan lembut.
"Baiklah, saya akan menunggu, tapi pastikan Tuan tidak pergi sampai saya tertidur." Camila tidak punya pilihan lain, selain lagi-lagi menjadi gadis penurut. Lagi pula, bisa bersama Kevin sampai ia tidur sudah cukup untuk malam ini.
"Ya, aku akan tetap di sini sampai kau tidur." Kevin tersenyum pada Camila.
***
Pagi ini, Ariana bangun sedikit terlambat dari biasanya karena ia merasa benar-benar lelah kemarin. Ketika membuka mata, Ariana melihat di sebelahnya sudah kosong, Kevin pasti sudah bersiap-siap untuk ke kantor, pikir, Ariana. Namun, saat akan bangun, Ariana melihat sesuatu di atas bantal yang digunakan oleh Kevin.
Sembari tidur, Ariana mengambil sesuatu yang ia lihat, kemudian duduk, dan ternyata itu adalah sehelai rambut panjang dan panjangnya melebihi panjang rambutnya sendiri atau dengan rambut Emily. Ini rambut siapa? Dan kenapa bisa ada di sini? Pertanyaan itu seketika memenuhi benak Ariana.
"Ibu." Lalu, perhatian Ariana seketika teralihkan pada putrinya, Emily yang baru saja masuk ke kamarnya dengan memakai pakaian rapi dan siap untuk berangkat sekolah.
Ariana langsung turun dari ranjang dan menyambut putrinya. "Maaf, ibu terlambat bangun. Hari ini, kau berangkat dengan ayah saja, ya? Nanti, ibu yang akan menjemputmu. Tidak apa-apa, kan?"
"Tentu saja tidak apa-apa. Benar, kan?" Kevin yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe membalas ucapan Ariana.
"Ya, aku akan berangkat dengan Ayah," ucap Emily pada akhirnya.
"Kalau begitu, kau sarapan dulu dan ayah akan bersiap-siap. Ayah tidak akan lama."
"Ya." Emily bicara dengan begitu manis, lalu keluar dari kamar.
Ariana tampak tersenyum melihat interaksi manis di antara suami dan putri kecilnya. Melihat hal manis di pagi hari adalah pembuka hari yang sangat menyenangkan untuk Ariana. "Kau pasti sangat lelah setelah permainan kita semalam." Lalu, ia menjadi tersipu malu setelah mendengar ucapan Kevin.
"Jangan menggodaku karena ini masih terlalu pagi, mungkin sudah sedikit siang."
Kevin tampak tersenyum, lalu mencium kening Ariana. "Istirahatlah lagi, jika kau memang lelah. Bukankah nanti akan menghadiri acara alumni sekolahmu? Kau harus terlihat segar di sana."
"Kau adalah salah satu alumni terbaik, jadi kau pasti akan mendapatkan penghargaan." Kevin melanjutkan kalimatnya.
"Benarkah? Kau adalah orang pertama yang akan aku hubungi jika aku mendapatkannya."
"Tenti saja itu harus kau lakukan. Aku akan selalu menjadi orang pertama yang menerima kabar bahagia darimu."
Ariana tampak tersenyum semakin lebar karena sikap manis Kevin padanya. Kevin selalu berhasil membuatnya tersenyum bahkan dengan hal-hal kecil, tapi yang paling berharga bagi Ariana adalah ketika Kevin tidak menyerah ketika ibunya, Fiona, tidak menyukainya dan tidak memberikan restu pada pernikahan ini. Kevin tetap bersamanya dan Ariana harap akan selalu begitu.
Setelah selesai bersiap-siap, Kevin pergi ke meja makan untuk menikmati sarapannya dan tentu saja agar bisa melihat Camila sebentar. Sedangkan Ariana yang sudah bangun terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi berolahraga. Ya, Ariana tidak akan menyegarkan dirinya dengan tidur, tapi dengan berolahraga.
Ketika membuka lemari, Ariana baru menyadari kalau posisi salah satu gaunnya yang terlihat berbeda dari terakhir kali ia lihat. Tidak hanya itu, tapi Ariana juga melihat ada helaian rambut di gaunnya yang terlihat mirip dengan yang ditemukan di bantal Kevin tadi pagi.
"Bagaimana bisa ada rambut orang lain di sini?" gumam Ariana.
Di saat bersamaan, terdengar ketukan dan suara seorang pelayan yang meminta izin masuk untuk membersihkan kamar. Ariana tentu saja memberikan izin dan yang masuk adalah Camila. Saat Camila masuk dan mulai membersihkan kamarnya, ada satu hal yang Ariana perhatikan, yaitu entah kenapa rambut Camila terlihat mirip dengan rambut yang ia temukan di kamarnya dan rambut wanita itu terlihat rontok hingga jatuh di seragamnya. Camila memang sering ditugaskan membersihkan kamarnya, jadi mungkin saja rambutnya rontok, lalu terjatuh di sini, tapi bagaimana bisa ada di bantal dan gaunnya?
"Kenapa Anda terus menatap saya? Apa Anda membutuhkan sesuatu?" tanya Camila ketika menyadari tatapan Ariana padanya.
"Tidak. Aku hanya melihat kalau rambutmu sepertinya mengalami kerontokan."
Camila tidak menduga kalau Ariana sampai memperhatikan hal itu. "Ya, rambut saya memang rontok akhir-akhir ini. Mungkin karena saya terlalu kencang mengikatnya."
"Kau harus merawat rambutmu dengan baik. Lanjutkan pekerjaanmu," ucap Ariana, lalu masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
"Aku juga akan merawat suamimu dengan baik," gumam Camila.
***
"Sejak kapan kau menjalin hubungan dengannya?" Kevin bingung ketika mendapatkan pertanyaan itu dari ibunya. Tadi, Kevin diajak bertemu oleh ibunya di kediaman lama keluarganya, tapi tidak tahu untuk apa pertemuan tiba-tiba ini. Lalu, sekarang, Kevin menjadi bingung seprrti ini.
"Apa maksud Ibu?"
"Kau dan pelayan itu. Beraninya kalian berciuman saat pesta sedang terjadi. Bagaimana jika orang lain melihatnya? Kau hanya akan mempermalukan ibu!" Fiona bicara dengan nada keras pada Kevin.
Kevin tidak menduga kalau ibunya melihat hal itu dan mungkin itulah penyebab perubahan sikap ibunya kemarin. Satu lagi orang telah mengetahui hubungannya dengan Camila. Tidak masalah, selama bukan Ariana yang mengetahuinya, maka Kevin tidak akan menganggap itu sebagai ancaman.
"Walau orang lain tahu, mereka tidak akan berani mengungkapnya, jadi Ibu tenang saja. Itu hanya hubungan sementara untuk bersenang-senang. Setelah aku bosan, maka aku akan meninggalkannya."
Fiona terkejut mendengarnya karena Kevin bisa bicara dengan begitu santai setelah ia mengetahui perselingkuhan yang dia lakukan dengan seorang pelayan. Ekspresi dan ucapan itu mengingatkan Fiona pada ayah Kevin saat ia mengetahui hubungan gelapnya bersama salah satu staf wanita di perusahaan.
"Setelah ibu tidak merestuimu dengan Ariana, sekarang kau melirik pelayan? Ada apa denganmu?"
Kevin tampak tertawa pelan dan setelahnya berkata, "Ibu, aku tahu tipe seperti apa yang harus aku nikahi dan bisa berdiri di sampingku, dan tipe seperti apa yang cocok untuk dijadikan mainan sebentar saat aku bosan."
"Ibu yakin telah membesarkanmu dengan baik, tapi ibu bahkan nyaris tidak mengenalimu sekarang."
"Mungkin aku menuruni sifat Ayah, tapi Ibu tidak menyadari hal itu atau menyangkalnya. Bukankah Ibu mengatakan hal yang serupa pada Ariana tentang ibunya? Saat Ibu menyebut Ariana akan seperti ibunya, itu terdengar seperti Ibu sedang menyumpahiku, dan inilah hasilnya. Bagaimana perasaan Ibu saat mengetahuinya?"
Fiona kembali terkejut sampai kehilangan kata-katanya begitu mendengar ucapan Kevin. Fiona yakin telah berhasil menutupi perselingkuhan suaminya dari Kevin, tapi entah kapan Kevin mengetahui hal itu dan dia menjadi seperti ini.
"Jadi, mari rahasiakan semua ini karena aku juga tidak ingin membuat Ibu malu," ucap Kevin lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Memyr 67
hueeek, pengen muntah, tau kata kata kevin ke istrinya
2023-02-19
0
Abie Mas
anak sm ibu sm2 tidak benar
2023-02-14
0
ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ
jedaarrr gimana bu rasanya..
2023-02-02
0