Bertemu lagi dengan orang yang telah bertahun-tahun tidak Ariana ketahui kabarnya membuat perasaan canggung itu datang padanya, tapi ia selalu berusaha bekerja dengan profesional. Lagi pula, kisah masa lalunya telah usai, itu hanya kenangan tentang cinta saat masa anak-anak di SMA dan sekarang semuanya telah memiliki jalan masing-masing.
Mark, itulah nama dari fotograper itu. Seorang pria bertubuh tinggi dengan potongan rambut gaya man bun. Potongan rambut yang membuatnya terlihat karismatik dengan rambut sedikit panjang yang dikuncir dibagian atasnya.
Mark terlihat sangat ramah dan tenang, tapi tidak ada yang tahu betapa gugupnya ia saat kembali bertemu dengan Ariana, wanita yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Ariana masih ada di sana, Mark menyimpannya dengan baik dan tidak akan ia tunjukkan karena telah ada begitu banyak perbedaan sekarang. Salahnya juga yang dulu tidak memperjuangkan Ariana.
Bertahun-tahun telah berlalu, tapi Mark tidak melihat ada perubahan yang berarti dari Ariana, dia masih cantik seperti dulu, hanya terlihat lebih dewasa saja. Mark tahu kalau Ariana telah berkeluarga, dia mendapatkan suami yang begitu mencintainya, seorang putri cantik, dan karir yang bagus. Mark ikut bahagia untuk semua yang telah Ariana raih dalam hidupnya. Tidak peduli apapun yang orang-orang katakan tentang ibunya, Ariana tidak pantas menderita karena kesalahan yang telah dilakukan oleh ibunya.
Setelah pemotretan selesai, Ariana pun melihat hasil foto Mark dan itu terlihat sangat bagus. Sejak dulu, Mark memang memiliki kemampuan dalam bidang ini dan sekarang dia berhasil mendapatkan pengakuan itu.
"Fotonya bagus," ucap Ariana.
"Itu karena modelnya cantik." Mark membalasnya dengan pujian, tapi ini hanya terucap di dalam hatinya.
"Tentu saja bagus karena aku yang mengambilnya." Baru kata inilah yang benar-benar keluar dari mulut Mark.
"Lama tidak bertemu, Ariana." Setelahnya, Mark menyapa Ariana dengan hangat.
"Ya, sudah sangat lama. Bagaimana kabarmu sekarang?"
"Seperti yang kau lihat, aku baik. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga baik. Kalau begitu, aku permisi." Ariana tersenyum pada Mark, kemudian pergi untuk berganti pakaian karena setelah ini ia ada pekerjaan lain, yaitu mengurus persiapan pesta ulang tahun pernikahannya yang ke-7 tahun. Sementara Mark hanya menatap punggung Ariana sampai wanita itu hilang dari pandangannya, baru setelahnya ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
***
Di sisi lain, Kevin terlihat sedang makan siang bersama ibunya, Fiona, di sebuah restoran. Saat bertemu dengan ibunya, maka Kevin tahu ada satu hal yang akan selalu dibahas, yaitu tentang pernikahannya dengan Ariana. Sudah 7 tahun berlalu, tapi ibunya masih saja belum bisa menerima hal itu terjadi. Namun, Kevin bersyukur karena ibunya tidak ikut membenci Emily, putrinya.
Kadang, Kevin mempertanyakan pada ibunya, apakah ibunya tidak bisa memperlakukan Ariana seperti caranya memperlakukan Emily. Lupakan tentang masa lalu ibunya dan fokus saja pada Ariana yang tidak ikut campur dalam hal itu, tapi ibunya selalu menjawab tidak.
"Ingat, Kevin, nanti, ibu datang ke pesta ulang tahun pernikahanmu bukan karena ikut merayakan hal itu karena ibu tidak akan pernah bisa menerima pernikahanmu. Ibu datang hanya untuk Emily dan ibu akan membawanya untuk tinggal bersama ibu selama beberapa hari."
Kevin terkejut mendengar ucapan ibunya, lalu berkata, "Ibu ingin membawa Emily? Apa Ibu sudah membicarakan ini dengan Ariana?"
"Ibu rasa itu tidak perlu. Emily adalah cucu ibu, jadi ibu bisa membawanya kapan saja, kan? Atau kau tidak mengizinkan ibu melakukannya?"
"Ibu, ini bukan hanya tentang izin dariku, tapi juga Ariana. Ariana adalah ibu Emily, jadi tentu saja Ibu harus bicara dulu dengannya. Dulu, Ibu juga tidak terima jika aku dibawa pergi oleh Nenek tanpa sepengetahuan Ibu."
"Jangan samakan ibu dengannya. Kami jelas berbeda. Cepat nikmati makananmu, lalu kembali ke kantor. Kau harus menyelesaikan pekerjaanmu lebih awal karena kau akan mengadakan pesta." Fiona tidak akan menerima apapun tentang Ariana. Tidak akan pernah.
Kevin tanpak menghela napas berat. Walau meyakinkan Ariana kalau ibunya akan menerima dirinya dan pernikahannya, tapi Kevin bahkan tidak yakin kapan atau bisakah hal itu benar-benar terjadi nantinya.
***
Ketika pesta perayaan ulang tahun pernikahan Kevin dan Ariana akhirnya diadakan di rumah, Camila menjadi semakin muak dengan takdir dan posisinya saat ini. Ketika Ariana berdiri di sebelah Kevin sembari tersenyum bahagia menyambut para tamu yang datang, ia harus menjadi pelayan yang menyajikan minuman untuk semua tamu. Camila benar-benar membenci semua ini.
Walau seragamnya berbeda kali ini karena khusus digunakan untuk pesta, tapi pada akhirnya Camila tahu bahwa yang ia gunakan tetaplah pakaian khusus pelayan. Tidak ada gaun Gucci, tas Dior, atau sepatu dari Christian Louboutin, yang ada hanya seragam pelayan saja yang melekat pada tubuhnya.
"Berhentilah menatap dengan mata lapar seperti itu. Apa kau pikir, kau bisa menggantikan posisi Nyonya Ariana? Lihatlah dirimu saat ini." Seorang pelayan yang seusia dengan Camila baru saja bicara, kemudian pergi sembari memberikan senyuman mengejeknya.
Camila meremas ujung bajunya karena marah, sementara pandangannya masih mengarah pada Kevin dan Ariana. Walau Kevin sesekali menoleh padanya sembari tersenyum kecil. Namun, apa artinya itu? Semua itu sama sekali tidak berarti, pikir Camila.
Saat mengantarkan minuman untuk Kevin, Ariana, juga seorang pria dan wanita yang merupakan sahabat Kevin sejak kuliah yang juga menjadi dekat dengan Ariana, Camila menjadi bertindak lebih berani dengan diam-diam memasukan tangannya ke balik jas Kevin, kemudian sedikit membelai punggung pria itu.
Kevin tampak terkejut, tapi berusaha untuk tetap tenang. Sementara satu lagi pria yang ada di sana tampak mengangkat salah satu sudut bibirnya ketika tidak sengaja melihat perbuatan Camila pada Kevin. Pria bernama Eric hanya berpura-pura tidak tahu saja tentang hal itu.
"Wanita ini cukup cantik. Siapa namanya?" tanya Eric.
Kevin melirik Camila, lalu kembali menatap Eric. "Sudahlah, jangan melirik ke sana kemari, fokus saja pada rencana pernikahanmu," ucap Kevin setelahnya dan ia meminta Camila untuk pergi.
"Kau seperti tidak mengenal Eric saja. Nasibnya hanya buruk saja karena dijodohkan oleh ibunya," ucap wanita dengan bibir merah bernama Hana ini.
"Kau tidak boleh seperti ini jika sudah menikah." Ariana memperingatkan Eric, sebab ia benar-benar tidak suka tipe pria seperti itu.
"Aku kasihan pada istrinya," tambah Hana.
"Kasihani dirimu sendiri. Pria tidak tahan denganmu karena kau terlalu keras kepala." Eric membalas ucapan Hana dan perdebatan kecil pun terjadi.
Perdebatan itu baru selesai setelah Emily datang dengan memakai gaun yang cantik. Perhatian Eric dan Hana pun langsung tertuju pada Emily yang sudah menjadi kesayangan mereka. Sedangkan Kevin mengatakan akan pergi ke toilet sebentar.
Di sisi lain, Fiona baru saja tiba di kediaman Kevin dan Ariana. Sejak awal, Fiona sudah mengatakan akan kalau kedatangannya hanya untuk membawa Emily pergi, jadi ia hanya fokus pada itu. Namun, Fiona mendapatkan telepon, jadi ia pergi ke tempat yang lebih sepi karena pesta ini cukup berisik.
Namun, Fiona mendadak menjatuhkan ponselnya saat ia melihat pemandangan yang begitu mengejutkan, yaitu putranya, Kevin yang mencium seorang wanita yang memakai seragam pelayan. Walau di sana cukup gelap, tapi Fiona tahu bahwa pria itu adalah putranya. Sebelumnya, ia percaya kalau Ariana aakn menjadi seperti ibunya, tapi apa yang saat ini dilakukan oleh putranya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
SEPTi
ank kamu yang bertingkah akankah kau membelany??
2023-02-27
0
SEPTi
cinta tak harus memiliki..... tapi bagaimana kalau Mark tau Ariana di sakiti akankah memperjuangkan lagi?
2023-02-27
0
Kamiati Winarso
dan ternyata anaknya sendiri yg tukang selingkuh
2023-02-20
0