Kevin meraih tengkuk leher Camila untuk memperdalam ciumannya tanpa menyadari kalau ibunya melihat apa yang ia lakukan saat ini. Setelah Camila berani diam-diam membelai tubuhnya saat Ariana ada di sebelahnya, Kevin tertantang untuk sedikit bermain walau sedang ada pesta di sini.
Fiona menutup mulutnya, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ariana memang menantu yang tidak ia sukai, tapi Fiona tahu kalau Ariana jelas berbeda dari sekadar pelayan rendahan yang masih mau mencium pria yang telah beristri bahkan memiliki anak.
Fiona mengambil ponselnya yang terjatuh, lalu pergi karena merasa tidak sanggup melihat semua ini. Fiona hanya berpikir, bagaimana jika Ariana dan orang lain mengetahui hal ini? Selama ini, ia yang mencap Ariana akan menjadi seperti ibunya, tapi pada kenyataannya putranya yang bermain api dengan seorang pelayan. Fiona tidak tahu harus menempatkan wajahnya di mana jika hal itu terbongkar.
Kevin kini membelai wajah Camila dan tersenyum padanya. "Jangan memancingku di depan Ariana atau kita akan terkena masalah. Kau akan menjadi gadis penurutku, kan?" ucap Kevin setelahnya.
"Saya harus menjadi gadis penurut? Apa yang akan saya dapatkan jika melakukannya? Bukankah tidak ada apa-apa?"
"Apa yang kau inginkan?" Kevin menatap lekat Camila.
"Saya menginginkan Anda bersama saya." Camila membelai leher Kevin, kemudian turun ke dada, perut, dan ingin berakhir di selangkangannya. Namun, Kevin menghentikan tangan Camila.
"Ariana akan terus bersamaku hari ini, jadi kita tidak bisa melakukannya sekarang. Kita akan mencari waktu yang tepat nantinya. Kau harus sabar." Kevin tidak akan membiarkan Camila terus membelainya atau semuanya akan kacau.
Camila begitu kesal mendengarnya, tapi ia harus tetap tenang karena masa depannya bahkan masih dalam tahap perencanaan. Bagaimana bisa ia mengacaukan semuanya sekarang?
"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang." Kevin memberikan kecupan di bibir Camila, lalu pergi meninggalkannya.
Camila masih terdiam di sana sembari menatap Kevin yang pergi meninggalkannya. Camila juga menatap sekelilingnya, menyadari bahwa tempat ini gelap, dan kembali menyadari tenrang posisinya sendiri. Awalnya, Camila tidak masalah dengan pertemuan dan kebersamaan seperti ini, tapi semakin waktu berlalu, ia juga ingin orang lain mengakui keberadaannya di dalam hidup serta hati Kevin.
"Di mana Kevin?" dan di sisi lain, Fiona langsung menanyakan keberadaan Kevin saat bertemu dengan Ariana. Fiona ingin memastikan sesuatu.
"Dia mengatakan sedang ke toilet. Itu dia datang." Ariana melemparkan senyuman ke arah Kevin yang baru saja datang.
Pandangan Fiona pun langsung mengarah pada Kevin dan bayangan Kevin yang mencium seorang pelayan terasa semakin jelas di benaknya. Ketika melihat Kevin melingkarkan tangannya di pinggang Ariana dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, membuat Fiona melihat betapa miripnya Kevin dengan mendiang ayahnya. Fiona yakin telah membesarkan Kevin dengan baik dan menyembunyikan sesuatu yang seharusnya tidak dia ketahui. Lalu, dari siapa dia mencontoh semua ini?
"Ibu baik-baik saja?" tanya Kevin khawatir karena melihat ibunya yang hanya terdiam.
"Ibu hanya merasa tidak enak badan," jawab Fiona.
"Kalau begitu, mari aku antar Ibu ke dalam untuk beristirahat di dalam." Ariana sudah ingin meraih tangan ibu mertuanya, tapi sentuhannya ditolak dengan kasar.
"Aku akan pulang," ucap Fiona, kemudian dia pergi setelah menyapa Emily, cucu tersayangnya. Kevin ingin mengantar sampai ke mobil, tapi Fiona dengan tegas mengatakan tidak.
Kevin hanya bisa terdiam melihat ibunya yang tampak aneh. Sebelumnya, ibunya mengatakan datang untuk membawa Emily, tapi sekarang mendadak pergi begitu saja. Kevin khawatir kalau kesehatan ibunya benar-benar memburuk.
Sementara Eric dan Hana hanya bisa menghela napas dan berpikir drama apa lagi yang sedang dibuat oleh ibu Kevin. Mereka tahu seperti apa sikap ibu Kevin pada Ariana dan bagi mereka kebencian itu benar-benar tidak masuk akal. Apakah ibu Kevin benar-benar mengenal sifat seseorang sampai bisa mencap sesuatu padanya dengan begitu mudah? Mereka rasa tidak, terutama Eric yang benar-benar meragukan kalau Kevin sungguh seperti apa yang dia perlihatkan selama ini.
***
Begitu pesta itu selesai, Kevin dan Ariana memutuskan untuk langsung istirahat di kamar karena ini adalah hari yang melelahkan. Namun, ini adalah hari yang istimewa, jadi tentu saja Kevin telah mempersiapkan sesuatu yang istimewa untuk Ariana. Kevin tidak menunjukkannya di depan banyak orang, agar ini lebih istimewa untuk dirinya dan Ariana.
Saat Ariana sedang ke kamar mandi untuk berganti pakaian, Kevin tampak sedang memandangi sebuah kotak perhiasan ysng terbuka dan menampilkan sebuah kalung indah untuk Ariana, istri yang begitu ia cintai.
Begitu Ariana keluar dari kamar mandi dengan memakai baju tidurnya, Kevin langsung memberikan pelukan hangat, kemudian mencium kening Ariana dengan penuh cinta, dan setelah itu menatapnya yang tampak tersenyum dan membuatnya terlihat begitu cantik.
"Kenapa kau tidak meminta hadiah dariku? Kau tidak seperti sebelumnya," ucap Kevin, masih dengan memeluk Ariana.
"Aku tidak ingin hadiah apa-apa, karena semua ini sudah cukup untukku. Kau dan Emily adalah hadiah yang tidak akan tergantikan."
Kevin ikut tersenyum mendengarnya. "Manis sekali. Tapi aku akan tetap memberikanmu hadiah. Pejamkan dulu matamu."
"Kau punya hadiah untukku? Kalau begitu, tinggal kau berikan saja."
"Itu tidak akan seru. Cepat lakukan!"
"Baiklah." Ariana menuruti apa yang Kevin katakan dan ia memejamkan matanya. Saat itu juga, Kevin mengeluarkan kotak perhiasan yang tadi disembunyikan di dalam saku celananya.
"Buka matamu," ucap Kevin setelah membuka kotak itu di depan Ariana. Ketika Ariana membuka mata, wanita cantik itu pun langsung melihat kalung indah yang merupakan hadiah dari Kevin.
"Cantik sekali."
"Aku memilihkan yang tercantik untukmu. Biar aku pakaikan." Kevin pun memakaikan kalung itu di leher Ariana dan dia terlihat sangat cocok memakainya.
"Terima kasih. Aku sangat menyukainya." Ariana kini memberikan pelukan pada Kevin.
"Kau terlihat semakin cantik sekarang," pujin Kevin setelah Ariana melepaskan pelukannya dan pandangannya hanya mengarah pada Ariana saja.
"Wajahku pasti memerah karena kau memujiku terus menerus."
"Benar, wajahmu tampak memerah sekarang, tapi kau tetap cantik." Kevin tersenyum sembari memyentuh wajah Ariana yang memang tampak sedikit memerah. Bahkan setelah sekian lama, Ariana masih terlihat menggemaskan dengan sisinya yang satu ini.
"Aku juga punya hadiah untukmu."
"Benarkah? Apa itu?" Kevin terlihat penasaran.
"Diriku," jawab Ariana, membuat Kevin seketika tersenyum lebar.
"Bukalah, aku telah mempersiapkan sesuatu untukmu." Ariana melirik ikatan baju tidurnya, lalu kembali menatap Kevin dengan senyuman nakalnya.
Kevin yang sudah sangat penasaran langsung melepasakan ikatan baju tidur Ariana, kemudian membukanya, dan terlihat Ariana yang memakai lingerie yang tampak begitu pas dengan tubuhnya. Lingerie itu membuat Ariana terlihat lebih seksi dan begitu menarik, membuat Kevin langsung mengangkat tubuh Ariana dan ia bawa ke ranjang.
Kevin menidurkan Ariana dengan begitu hati-hati, kemudian mencium bibirnya dengan lembut, tapi dalam. Kevin menyingkirkan pakaian luar Ariana, menyisakan lingerie yang menutupi hanya sebagian kecil dari titik paling menarik di tubuh Ariana.
Saat udara di kamar itu semakin panas, pakaian sepasang suami istri pun telah berserakan di lantai. Keintiman itu terlihat begitu jelas, dibarengi oleh gerakan yang bertempo tepat hingga membuat ******* serta erangan terdengar diseisi kamar.
Ariana juga cocok untuknya, Kevin tidak akan menyangkal hal itu, tapi rasa yang ia dapatkan saat bersama Camila jelas berbeda dan itulah yang menarik. Keduanya cocok untuknya, jadi Kevin tidak bisa memilih salah satunya.
"Aku mencintaimu." Kalimat ini terucap dari bibir Kevin ketika ia telah mencapai puncaknya, lalu memeluk erat Ariana.
"Aku juga mencintaimu," balas Ariana dan ia juga membalas pelukan Kevin.
Setelah aktivitas panas itu selesai, Kevin dan Ariana pun langsung tertidur karena lelah. Namun, Kevin tiba-tiba dibuat terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba berbaring di sebelahnya dan memeluknya dari belakang.
"Aku bermimpi buruk dan itu membuatku takut." Seorang wanita baru saja berbisik pada Kevin dan ini adalah suara Camila.
Kevin terlihat begitu tegang setelah mendengar suara Camila dan ia langsung meraih tangan Camila yang memeluk pinggangnya agar tidak mengenai tubuh Ariana. Kevin tidak menduga kalau Camila akan berani seperti ini, masuk ke kamarnya, berbaring di sebelahnya, bahkan sampai memeluknya. Jika Ariana terbangun, lalu melihat hal itu, maka semuanya akan kacau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dewi Anggya
dasaaar gk punya muka si Camilla..yg 1 ny suami gk tau diri dn bersyukur....sebeeeeeel
2023-08-20
0
SEPTi
begitu cinta tapi berpaling??
2023-02-27
0
SEPTi
jadi ank kamu yang murahan sudah dapat berlian eh malah milih pelayan 🤣🤣🤣
2023-02-27
0