3. Membuat kontrak dengan Ken

Alicia melempar bantalnya ke wajah Asera yang sedang tertawa terbahak bahak mendengar ceritanya. Padahal tadi gadis itu yang memaksanya bercerita, setelah ia cerita dengan serius malah ditertawakan.

"Sorry sorry, habisnya kau minum sebanyak apa ha sampai mimpi gila begitu haha... hahahaaa...." teman sebelah kamarnya ini belum juga berhenti tertawa.

"Aku tidak minum!" teriak Alicia. Menegak soda yang ia bawa. Wajahnya memerah karena malu. Tapi ia tetap yakin bahwa kejadian aneh yang ia alami itu kenyataan.

Pukul 9 malam, setelah mengerjakan tugas bersama, kedua gadis yang berbeda jurusan namun sahabatan itu berencana untuk tidak tidur hingga pagi. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama mereka menghabiskan waktu berdua.

"Tunggu sebentar, kalau kau melakukan hubungan seksual dengannya, bukankah seharusnya itumu kotor ya."

"Nah itu dia yang aneh! Tubuhku bersih, entah sudah dibersihkan atau memang itu hanya mimpi seperti katamu." Alicia mendengus kesal, ia juga tidak paham apa yang sudah terjadi.

"Meskipun sudah dibersihkan kau pasti merasa sakit di ************, bodoh! Tidak mungkin benar benar tidak ada bekasnya sama sekali."

"Iya, bahkan cupangannya menghilang." gumam Alicia. Meraba leher dan perutnya yang mulai buncit karena kebanyakan makan.

Asera sampai tidak percaya mendengar apa yang sahabatnya katakan. Padahal dulu Alicia adalah gadis yang malu malu membicarakan soal hubungan seksual.

"Ngomong ngomong kemarin kau dibantu Areka ya?" Asera mengalihkan pertanyaan.

"Oh iya benar Areka! Tadi malam aku bertemu dengannya."

"Tadi malam? Hey kau jangan gila Alicia. Mentang mentang putus dengan Bryan kau mau menggoda sahabatnya untuk balas dendam?!"

Kali ini tidak bantal lagi, Alicia memegang vas bunga di tangannya untuk dilempar ke wajah Asera saking kesalnya.

"Santai girl santai. Aku bercanda kok. Oke lanjutkan ceritamu."

"Tidak tahu deh, tiba tiba saja bertemu di lorong."

"Lorong?"

"Iya lorong dekat toilet perbatasan asrama, tapi aku lupa kenapa bisa di sana."

Asera menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Menatap penuh curiga pada Alicia yang membuatnya kembali mendapat lemparan bantal kedua.

"Sudahlah, mencoba mengingatnya membuat kepalaku pusing. Tidur saja yuk." Alicia menarik selimut, ia tidak bohong soal merasa pusing. Sejak tadi ia merasa mengantuk, seakan bantalnya memiliki gravitasi 2 kali lipat dari normal.

"Yaahhh, katanya mau begadang. Besok kan libur." Asera tidak terima, menarik selimut Alicia.

"Aku besok ada hutang mentraktir Areka karena sudah membantuku membersihkan toilet. Kalau kau mau ikut, tidur sekarang."

Mendengar kata 'traktir' seketika membuat Asera menjadi gadis penurut. Ia segera ikut bergabung merebahkan tubuhnya di sebelah Alicia setelah mematikan lampu kamar.

Sejenak gadis itu menatap iba sahabatnya. Diputuskan sepihak oleh Bryan dengan alasan konyol membuat sahabatnya ini benar benar terpukul.

Bagaimana tidak? Alicia dan Bryan sudah dekat sejak sekolah menengah atas. Kedua orang tua mereka sudah saling mengenal dan melakukan kerja sama dalam dunia bisnis. Mereka memang dijodohkan, tapi itu perjodohan yang disetujui oleh kedua belah pihak termasuk Alicia dan Bryan sendiri.

Selama satu tahun kenal Bryan, Asera yakin jika Bryan adalah cowok yang baik. Ia selalu memperhatikan Alicia dan menemui gadis itu setiap hari. Bahkan Bryan tidak pernah absen mengajak tunangannya itu pergi berlibur setiap akhir pekan.

Karena itu, perubahan sikap dan sifat Bryan yang mendadak benar benar membuat siapapun yang mengenalnya jadi merasa aneh, seperti seseorang yang begitu berbeda. Terutama bagi Alicia, gadis itu tidak pernah menyangka Bryan akan membuang cincin pertunangan mereka dan memutuskan hubungan dengan alasan 'dadanya kecil.'

Itu alasan paling tidak masuk akal. Hey bukankah ukuran dada bisa dirubah? Tergantung mekanik partner nya bukan?!

Ah sudahlah, Asera malas berfikir yang berat berat. Gadis itupun menutup matanya rapat rapat dan pergi tidur, menyusul Alicia di dalam dunia mimpi.

Benar di dalam dunia mimpi.

Alicia sudah tidur, tapi ia seakan mengalami lucid dream, ia sadar jika sedang bermimpi dan mampu mengendalikan dirinya sendiri di dalam mimpi.

Di mimpinya, ia sedang berdiri di depan taman bunga mawar belakang asrama. Tapi aneh sekali karena gerbang di taman itu menghilang. digantikan oleh seseorang yang ia kenali berdiri di sana, tersenyum seperti sedang menyambutnya.

"Ken?" gadis itu mendekat ragu ragu. Ken berlari berusaha memeluk Alicia, tapi percuma karena tubuh Ken melewatinya, Alicia tak tersentuh.

"Ternyata memang tidak mungkin membawa roh kemari." gumam Ken.

Demi mendengar perkataan Ken bulu kuduk gadis itu berdiri.

"R- roh? A-apa APA AKU SUDAH MATI?" tanya nya syok berat. Alicia langsung mencubit tangan dan pipinya, tidak sakit!

Ken tertawa lebar.

"Kau ini... Kenapa reaksimu selalu lucu. Maksudnya aku yang roh. Ini mimpimu Alicia dan kali ini aku yang menyusup kemari."

"Menyusup?" ulang gadis itu, meminta penjelasan.

"Benar, aku masuk ke dalam mimpimu lewat syal pemberianku yang kau peluk sambil ketiduran itu."

Wajah Alicia memerah, gadis itu merasa malu.

"Oh iya, kenapa kau menyusup ke mimpiku, Ken? Itu kan tidak sopan."

Ken mendekat meski tidak bisa menyentuh Alicia, cukup dapat melihat gadis itu saja sudah membuatnya senang.

"Aku minta maaf kalau kau tidak menyukainya. Tapi aku... haha sebenarnya aku tidak punya alasan kenapa menemuimu."

"Aku suka kok! Tapi apa maksudmu soal roh tadi? Apa kau benar benar hantu?"

Ken tertawa.

"Kau terlihat kecewa, Alicia. Memangnya kenapa kalau aku hantu?"

"Berarti aku harus lebih rajin beribadah." celetuk gadis itu membuat Ken merasa sangat gemas padanya.

"Sudah kubilang aku bukan hantu. Aku makhluk yang sedikit berbeda dengan kalian. Dan kalau kau pikir fisikku bisa berubah ubah dengan menyeramkan, tentu saja tidak. Tenang saja Alicia, wajahku memang tampan begini kok dari lahir."

Ini dia Ken, pria yang ia kenal satu malam tapi ia sudah merasa begitu dekat dengannya.

"Aku ingin menyentuhmu." pelan Alicia. Ia merapatkan tangannya seolah sedang memeluk seseorang tembus pandang di depannya ini.

Ken juga melakukan sebaliknya, tangannya seolah bisa membelai rambut sang gadis.

"Kalau aku datang lagi ke taman mawar itu, apa kau mau menemuiku lagi? mengajakku bersenang senang lagi?"

"Tidak, jangan datang lagi."

"Apa?! Kenapa?" tanya gadis itu, ia terlihat begitu kecewa dengan jawaban Ken.

Ken tersenyum tipis.

"Aku sedang mempersiapkannya. Biar aku yang datang ke duniamu. Sudah cukup lama aku bersembunyi di sana, aku lah yang akan keluar sekarang. Kau duduk manis saja menungguku."

Raut wajah kecewa Alicia langsung berubah menjadi mata berbinar.

"Sungguh?! Kau tidak bohong hanya untuk menyenangkan ku kan? Kapan?!" gadis itu antusias.

Ken menggeleng, itu sungguhan. Jika bisa ia ingin langsung menabrak bibir tipis gadis di depannya ini.

"Aku tidak bisa memastikan kapan. Ada begitu banyak yang harus dipersiapkan."

"Dan ada syarat syarat khusus juga." lanjut Ken.

"Alicia, apa kau mau membuat kontrak denganku?"

Alicia mengangguk, meski ia tidak mengerti kontrak apa yang Ken maksudkan. Selagi ia bisa membantu Ken, gadis itu akan melakukan apa saja.

Karena Ken juga sudah membantunya. Bantuan yang begitu berarti untuk gadis itu.

Ken tersenyum misterius.

"Aku dapat keluar dari taman mawar merah itu apabila kau menjaga syal pemberianku dengan baik, kau juga tidak boleh melupakanku sampai aku muncul di hadapanmu lagi di duniamu."

"Itu mudah Ken!" Alicia tertawa. Ia pikir akan sulit karena Ken sampai meminta bantuan dengan wajah yang sangat serius. Padahal meski Ken tidak mengatakannya, gadis itu pasti akan menjaga syal pemberiannya.

"Baguslah kalau kau berfikir begitu. Sebenarnya aku menemuimu di sini karena kau mulai ragu apakah aku ada atau tidak haha... Aku jadi sedikit kesulitan menyiapkan beberapa hal untuk keluar." Ken menggaruk belakang kepalanya.

Alicia segera meminta maaf soal itu. Hal tersebut terjadi karena Areka dan Asera tidak mempercayainya membuat ia sendiri jadi meragukan ingatannya.

"Apa aku tidak boleh menceritakan tentangmu?" tanya Alicia.

"Tentu saja boleh! Malah semakin bagus." jawab Ken, yakin. Semakin banyak manusia yang mempercayainya semakin mudah untuknya.

Bola mata hitam Ken menatap lekat iris mata coklat Alicia.

"Ingat ini baik baik Alicia, aku ini nyata, aku ada di dunia ini, dan aku bisa menemuimu sesegera mungkin dan menjadi pelindungmu."

"Pelindung?" ulang Alicia.

Ken mengangguk mantap.

"Yeah, termasuk untuk membalaskan dendammu pada Bryan. Kau boleh memanfaatkan ku untuk itu juga."

"Bagaimana kau bisa tahu?!" Tanya Alicia, setengah terkejut. Gadis itu tidak suka melihat wajah kecewa Ken.

"Saat kita melakukan hubungan waktu itu, aku bisa membaca semua isi hatimu."

"Aaaa curang sekali! itu kan tidak sopan!" Alicia berteriak, hampir terjatuh karena berusaha memukul Ken yang tidak bisa ia sentuh.

"Kau bersemangat sekali, Alicia. Nanti, kalau kita bertemu kau boleh memukulku sepuasmu sampai rasa malumu itu hilang."

"Ah tidak mau ah. Kau membuatku malas Ken!"

"Sungguh?"

Ken mendekat, wajahnya hanya berjarak beberapa centi dengan wajah Alicia. Gadis itu sempat terbuai sejenak jika Ken tidak tersenyum jahil, senyum menyebalkan namun juga menawan di saat bersamaan.

"Gak tau ah! Pokoknya cepat datang saja!"

"Iya, setelah itu baru kita buat kontraknya."

"Bahkan setelah kau keluar dari taman mawar merah kita harus membuat kontrak? Kontrak yang seperti apa? Tunggu, aku sering melihat di film film, ini bukan kontrak yang berakhir dengan kau memakan jiwaku kan Ken?"

Ken terkekeh, menggeleng. Sebenarnya tadi ia ingin jahil mengiyakannya, tapi kalau sampai Alicia takut dan curiga padanya bisa bahaya.

"Hanya kontrak untuk mengikatku di duniamu. Itu tidak akan merugikan mu, sebaliknya itu akan sangat menguntungkan mu. Karena aku akan mengabulkan segala permintaan orang yang melakukan kontrak denganku."

Gadis itu terdiam. Mencerna setiap kalimat Ken.

"Artinya kau boleh memanfaatkan ku, Alicia. Aku akan menjadi anjingmu yang penurut." Ken jongkok dengan satu lutut menyentuh lantai di depan Alicia, melakukan gerakan hormat seperti yang orang zaman dulu lakukan.

Alicia menatapnya tak berkedip, gadis itu sadar jika hal ini begitu serius. Tiba tiba ia teringat pada Bryan yang pernah melakukan pose yang sama dan berjanji untuk tidak meninggalkannya. Hatinya dipenuhi oleh kebencian lagi dan seseorang di depannya ini dengan suka rela menawarkannya untuk menjadi 'anjing' yang boleh ia manfaatkan.

"Kau harus berada di sisiku selamanya, Ken. Jangan pernah mengkhianati ku, jangan sampai kau terbuai dengan wanita lain."

Ken mendongak, tersenyum misterius.

"Sure, my lady."

Lucid dream itu berakhir. Ken menghilang bersamaan dengan Alicia yang tertidur nyenyak.

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

cinta beda dunia ini

2024-09-22

0

🎗💕mommy Ririn💕🎗

🎗💕mommy Ririn💕🎗

wow ceritanya keren
i love it

2023-03-11

0

Adyrah Abqari Marzukah

Adyrah Abqari Marzukah

emmmmmm gemes deh ma ceritanya author
yg semangat ya thor nulisnya

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!