2. Kembali ke kehidupan semula

Paginya aku terbangun di depan gerbang taman mawar. Petugas dari asrama yang membangunkanku pukul 9, tepat saat matahari sudah tinggi. Aku benar benar malu dipanggil ke kantor dan diceramahi panjang lebar. Sepertinya semalam aku mabuk berat gara gara patah hati hingga ketiduran di luar asrama, cukup aneh karena aku tidak merasa dingin ataupun sakit. Tapi menyebalkan sekali! Mimpi yang kualami tadi malam sangat indah sampai sampai aku berharap itu bukan mimpi.

"Bersihkan toilet umum setelah selesai jam kuliah hari ini! Minta salah satu petugas untuk mengawasimu bekerja." Ibu pengurus yang gendut dan cerewet sudah menentukan hukumanku.

"Baik Bu, kalau begitu saya permisi."

Sialan!

Aku keluar dengan mata sembab kurang tidur. Kembali ke kamarku. Sempat bertemu dengan Asera teman dakjal sebelah kamar, dia mengejekku habis habisan karena mendapat hukuman paling memalukan. Kenapa membersihkan toilet itu memalukan? Karena toiletnya toilet umum! Toilet umum terletak di antara asrama laki laki dan perempuan, toilet yang paling sering dilewati.

Aku hanya berdoa dengan sisa sisa pahala yang kumiliki semoga Bryan tidak lewat saat aku memakai seragam bersih bersih dan membawa pel serta sikat untuk menggosok WC. Apapun itu tuhan, kabulkan satu saja yang ini. Bisa bisa dia semakin bangga karena memutuskanku, aku kan ingin membuatnya menyesal bagaimanapun caranya nanti.

"Ngomong ngomong syal mu bagus. Ah sudah deh nanti saja aku dengar ceritamu. Aku sudah telat." Asera membanting pintu, lagi lagi lupa tidak menguncinya.

Syal?

...****************...

Pukul 3 sore aku sudah menyelesaikan seluruh jam mata kuliah yang menyebalkan, membosankan, dan melelahkan. Segera kembali ke asrama menggunakan sepeda ontelku.

"Tidak biasanya kau sendiri. Mana tunangan tampanmu itu."

"Mati." aku menjawab ketus sapaan dari salah satu teman sekelasku. Sudah menjadi rahasia umum satu kampus jika aku dan Bryan gagal bertunangan. Laki laki brengsek itu sudah melepas cincin pertunangan kita sejak satu bulan yang lalu. Ia juga sudah memposting foto dengan bermacam macam wanita yang ia kencani. Hanya aku yang gila karena mengharapkannya kembali selama satu bulan tetap memakai cincin sialan itu.

Sekarang cincin itu hilang, digantikan dengan syal abu abu ini.

Aku mengayuh sepeda di trotoar jalan yang sepi. Sesekali menggenggam dan mencium aroma syal yang sedang kupakai. Aroma mawar. Jantungku berdegup kencang, tidak sabar menunggu malam.

...****************...

"Diantara seluruh petugas asrama kenapa kau yang harus mengawasiku?!" aku berseru dongkol, laki laki dengan wajah khas barat itu tersenyum tengil.

"Aku pikir gadis bodoh mana yang nekad tidur di dekat taman mawar, ternyata kau ya, jadi tidak heran deh. Wah wah kalau kuceritakan ke Bryan bagaimana ekspresinya ya."

Aku menarik kerah lelaki yang sudah menjadi teman Bryan selama satu tahun itu. Menatap matanya dengan penuh kekesalan.

"Jangan lancang atau gadis bodoh ini akan nekad juga masuk ke asrama laki laki hanya untuk mencekikmu!" aku mengancamnya. Areka malah menatapku remeh. Menaruh ember di atas kepalaku.

"Sudah sudah, berhenti marah marah dan mulai pekerjaanmu biar cepat selesai."

Aku sungguh sangat ingin memukul wajah tengilnya dan kabur ke kamar untuk tidur seharian. Tapi ingat pada wajah galak ibu besar pengurus asrama membuatku urung melakukan hal bodoh lagi.

Ada 3 toilet perempuan dan 4 toilet laki laki yang harus ku bersihkan.

Aku mulai masuk, menggosok lantai dengan kain pel. Toilet perempuan di sini bersih. Aku hanya tinggal menambahkan pewangi dan menggosok ala kadarnya.

"Hey lakukan dengan benar." Areka menegurku yang malas malasan.

"Berisik."

"Ngomong ngomong apa kau masih berhubungan dengan Bryan?"

"Tidak. Memangnya dia masih hidup?"

"Ppfft... Bryan sehat kok. Kayaknya sih tunangannya ehh mantan tunangannya yang depresi."

Aku segera melempar Areka dengan kain lap wastafel yang kubawa. Areka menangkapnya. Sialan memang kapten klub basket, ia punya reflek yang bagus, sekaligus tabiat yang jahat. Bisa bisanya dia terus meledekku soal putus dengan Bryan. Meski satu bulan berlalu, hal itu masih benar benar menyakitiku.

"Mana mungkin ada orang yang mengenakan syal saat membersihkan toilet? Syalmu bisa kotor." Areka mendekat, tiba tiba mau melepaskan syal yang sedang kukenakan. Aku menepis tangannya. Mengarahkan pel ke depan agar laki laki menyebalkan itu mundur.

"Jangan menggangguku. Aku sedang capek sekali." Aku menghela napas. Kali ini tidak mau menggunakan tenagaku untuk marah marah.

"Iya aku tahu, kantong matamu benar benar hitam. Tapi aku hanya ingin membantumu Alicia. Syalmu bisa kotor."

"Tidak usah peduli. Kalau kau benar benar mau membantuku, kau bisa menggunakan pel atau sikat WC di sana."

Aku sempat melihat tatapan Areka yang berbeda dari biasanya. Kemudian dia mengangguk dan langsung mengambil ember berisi peralatan bersih bersih. Ia masuk ke toilet laki laki dan mulai membersihkannya.

Wah sungguh tidak bisa dipercaya! Seorang kapten klub basket, pengurus asrama paling disayang oleh ibu besar pengurus, sekaligus cowok yang terkenal dengan nilai sempurna itu mau membantuku membersihkan toilet.

"Ukh bau banget! Sialan kenapa anak laki laki selalu c*li di kamar mandi sih. Brengsek gila! Tukeran yuk aku yang membersihkan toilet perempuan."

Aku tertawa lebar.

"Jangan banyak mengeluh! Kau saja pasti juga pernah begitu." maksudku c*li di toilet.

"Gila apa, daripada melakukannya di kamar mandi mending di klub malam."

Aku mengangguk, benar juga. Tapi anak itu cuma sok saja, Areka adalah laki laki usia 21 tahun yang masih perjaka. Dia cupu kok, tidak pernah benar benar melakukan hubungan seksual dengan wanita.

"Setelah ini kau harus mentraktirku makan mahal, Alicia!

"Iya iya, apapun deh. Tapi tidak sekarang. Aku mau langsung tidur setelah ini."

"Yahh, kalau tidak sekarang harus ada yang spesial, gimana kalau makan berdua?."

"Yeah sure."

Aku tertawa kecil, itu tidak akan terjadi. Areka adalah laki laki yang tidak mau digosipkan dekat dengan perempuan. Apalagi aku mantan tunangan sahabatnya.

...****************...

Pukul 10 P.M, aku baru bangun tidur dan segera pergi ke taman bunga mawar di belakang asrama.

Taman itu sudah kembali di kunci. Aku meremat syal yang ku kenakan, mendekat ke gerbang yang tertutup rapat. Aku mengintip ke dalam, gelap, hanya terlihat cahaya remang dari satu lampu yang ada di tengah tengah taman.

Tidak ada kelopak bunga yang terbang dibawa angin, tidak ada kupu kupu hitam yang terbang keluar dari taman, juga tidak ada laki laki misterius itu. Laki laki yang kutemui tadi malam. Aku yakin itu bukan mimpi.

Aku menarik napas panjang, menghembuskannya, uap keluar dari mulutku menandakan jika malam semakin dingin.

"Hey... Ken... Aku datang lagi." aku berseru. Memegang rantai dan gembok yang mengunci pagar taman hingga berbunyi gemerincing. Tidak ada sahutan apapun.

"Kumohon, aku ingin bertemu denganmu lagi."

Gagang pagar terasa dingin di pipiku. Juga kenyataan bahwa tidak ada siapapun di dalam sana.

Aku menunduk dalam, air mataku tiba tiba jatuh.

"Kau sialan sekali! Padahal kita sudah melakukan itu. Apa kau juga sebrengsek Bryan? Apa kau juga tidak suka dadaku yang kecil?! Bilang saja kalau tidak suka, jangan membuatku berfikir jika kau tertarik padaku."

Sepertinya aku memang gila.

...****************...

#Normal POV

Alicia memutuskan untuk pergi setelah satu jam menunggu, tangan dan wajahnya terasa kebas karena kedinginan. Saat ia berbalik tiba tiba ia menabrak tubuh tinggi besar seseorang.

"Anjing!" refleknya.

Laki laki yang ia tabrak menyentil pelan keningnya.

"Reflekmu jelek sekali! Dan haah sudah kuduga kau kemari lagi. Kau ini ngapain sih?!" Itu laki laki yang sama yang membantunya membersihkan toilet tadi sore.

"Areka... huwaaaa...."

"Lah, kau kenapa menangis, bodoh." Areka menangkup pipi gadis di depannya. Terasa begitu dingin, sudah berapa jam gadis ini berada di luar?!

"Hiks..."

Areka mengambil sapu tangan, memberikannya pada Alicia. Tanpa pikir panjang Alicia mengeluarkan ingusnya di sapu tangan milik Areka.

"Kau harus mencucinya ya." Areka tersenyum pasrah. Padahal itu sapu tangan kesayangannya.

"Ya sudah ayo kembali, di sini dingin." Areka melepas jaketnya kemudian menyampirkannya ke pundak Alicia.

Gadis itu menggeleng. Sekarang ia sudah memiliki jaket yang sedikit menghangatkan tubuhnya, ia ingin menunggu lagi sampai laki laki misterius semalam menampakkan dirinya lagi.

Areka menepuk jidat. Kalau sudah begini tidak ada yang bisa membujuknya. Alicia itu sangat keras kepala.

Laki laki pengurus asrama itu segera menarik tangan sang gadis untuk duduk di kursi panjang depan gerbang taman. Alicia setuju, setidaknya ia masih bisa melihat gerbang jika Ken tiba tiba muncul.

"Kau ini dingin dingin begini kenapa kemari sih. Pakaianmu ini juga apa apaan, seperti mau ke klub malam saja. Pakai high heels segala lagi." Areka melepas high heels Alicia, menggantinya dengan kaos kaki yang ia kenakan.

"Hey ini bekasmu. Pasti bau." Alicia menggerutu.

"Jangan protes. setidaknya kakimu jadi hangat."

Benar juga.

Gadis itu kembali menghela napas.

"Kau pasti menganggapku gila ya." pelan Alicia.

"Kau sudah gila sejak dulu, jadi aku tidak kaget lagi."

Alicia memukul kesal bahu Areka.

"Tadi malam aku bukannya mabuk lalu tertidur di sini dengan tiba tiba." Gadis itu mulai bercerita.

Areka menyimaknya dengan tenang. Duduk di dekat Alicia. Di buku pengadilan asrama, Alicia tertulis dihukum karena mabuk hingga ketiduran di depan taman mawar.

"Ada seseorang yang muncul, tapi dia bukan manusia. Ah dia bukan hantu kok. Dia sangat baik dan tampan, lalu kami berkencan satu malam dan lalu..." Alicia terdiam. Entah kenapa tiba tiba gadis itu tidak ingat apapun.

Areka menggenggam jemarinya. Lantas tersenyum tipis.

"Kau kedinginan Alicia. Ayo masuk ke dalam."

Gadis itu menatap bingung sekitar. Areka membantunya berdiri, mengajaknya masuk kembali ke asrama.

Sebelum benar benar menjauh, Areka menoleh ke taman bunga mawar. Ia sejak tadi memperhatikan sepasang mata yang ada di kegelapan sana tengah menatap mereka berdua, tatapan yang haus darah. Sepasang mata merah seperti batu rubi, begitu menawan dan seolah menghipnotis.

Di atas mereka, purnama tinggal separuh.

"Ada apa, Areka?"

"Hmm... tidak ada, ayo segera ke asrama. Kau harus tidur, bukannya besok kelas pagi?"

"Iya, menyebalkan sekali."

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

kira kira siapa ken itu

2024-09-22

0

Pra Eva

Pra Eva

saya tertarik ceritanya,jadi semangat baca



lanjut

2023-02-26

3

Ochi_Ara Alleta

Ochi_Ara Alleta

bagus kak ceritanya....😘😘😘😘

2023-01-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!