Pertemuan kedua kali

Mansion Andrianez

Vic membawa Grace pulang ke kediamannya.

"Kenapa kamu bawa aku ke sini? ini tempat apa?" tanya Grace yang melihat sana sini. sebuah kediaman yang mirip dengan istana.

"Di sini adalah rumahku, ke depannya akan menjadi milikmu juga," jawab Vic dengan senyum.

"Apa kamu tidak salah orang? aku tidak pernah mengatakan ingin tinggal di sini," ujar Grace.

"Suatu saat kamu pasti tinggal di sini, dan kamu bebas mau tinggal sampai kapanpun," ucap Vic.

"Jangan bermimpi! aku tidak ingin tinggal bersamamu," jawab Grace.

"Kamu jangan lupa bahwa kamu sudah berjanji akan menyetujui permintaanku. dan kamu tidak boleh ingkar janji!" kata Vic yang berdiri di depan gadis itu.

"Kamu curang! seharusnya kamu mengatakan apa permintaanmu. sekarang aku malah merasakan kamu sedang mempermainkan aku!" jawab Grace yang duduk di sofa.

"Nona, janji adalah janji, kamu tidak bisa mengingkarnya. karena aku tidak suka orang yang mengingkar janji," ucap Vic.

"Aku adalah tipe orang yang mengingkar janji, kalau kamu tidak suka maka usir saja aku!"

"Aku tidak akan mengusirmu, aku akan mengunakan caraku agar kamu tinggal di sini dan menjadi wanitaku!" kata Vic yang menghampiri gadis itu yang sedang duduk di sofa.

"Apakah kamu begitu tidak tahu malu atau kekurangan wanita? rumahmu seperti istana, kamu juga sangat tampan, usiamu juga sudah dewasa, dan mobilmu sangat mewah. tidak mungkin tidak ada wanita yang mendekatimu, kan?"

"Di luar banyak wanita yang sedang menungguku, dan aku tidak kekurangan wanita," jawab Vic.

"Lalu, kenapa masih tidak melepaskan aku?"

"Karena aku harus menagih janji denganmu," jawab Vic dengan senyum.

"Tidak masuk akal! kamu sudah memiliki banyak wanita, tapi kenapa masih ingin aku menjadi wanitamu," ujar Grace.

"Karena apa yang aku inginkan, akan ku dapatkan dengan segala cara," jawab Vic yang mendekati gadis itu.

Grace yang melihat mata pria itu ia merasa ketakutan dan mengeser posisi duduknya untuk menjauhi pria itu.

"Aku tidak mau," jawab Grace yang langsung bangkit dari tempat duduknya dan berlari keluar dari rumah itu.

Vic hanya melihat kepergian gadis itu dengan tersenyum dan sesaat kemudian ekspresi wajahnya pun berubah.

"Ikuti dia! aku ingin tahu semua mengenai dirinya!" perintah Vic.

"Bos, aku akan menangkapnya," jawab anggotanya.

"Tidak perlu! aku ingin dia dengan rela menyerahkan dirinya, wanita ini milikku," jawab Vic.

"Baik, Bos."

Grace mempercepatkan langkahnya dan ia langsung menghalang sebuah taksi yang melalui jalan itu.

"Cepat jalan!" pinta Grace yang sudah berada di dalam mobil.

"Kenapa mata pria itu menakutkan sekali, apakah dia adalah pembunuh atau melakukan perdagangan manusia," batin Grace.

Setelah satu jam kemudian Grace sampai ke rumahnya.

Saat keluar dari taksi gadis itu berlari langsung menuju ke rumahnya dengan tidak sabar ingin menemui ibunya.

Klek.

"Ma...keluar...," teriak Grace dengan nada tinggi.

"Ada apa, kenapa kau berteriak...ha?" sahut seorang wanita paruh baya yang keluar dengan mengenakan daster.

"Apa yang kamu lakukan...ha?Ma, kenapa menyuruh mereka menagih uang denganku, aku bukan orang kaya yang memiliki banyak uang. kenapa tidak mencari kakak saja? dia, kan bekerja di perusahaan sebagai manager kenapa bukan menagih uang dengan dia. dia lebih kaya dari aku," bentak Grace dengan kesal.

"Tidak ada salahnya kalau mama menyuruh mereka mencarimu untuk menagih hutang, kamu, kan putri mama juga," jawab ibunya dengan santai dan duduk di sofa.

"Lalu, bagaimana dengan kakak? apakah dia adalah anak yang kamu kutip dari tepi jalan? kenapa tidak menyuruh dia membayar hutangmu?"

"Kakakmu beda denganmu, dia adalah manager, kalau saja mereka mencarinya. kakakmu pasti merasa malu," jawab ibunya.

"Mama takut dia malu tapi tidak takut aku malu? aku juga adalah anakmu," ketus Grace.

"Grace, kamu hanyalah pekerja biasa di pusat perbelanjaan, jadi untuk apa malu. lagi pula posisimu hanya bagian kerja berat beda dengan kakakmu yang adalah tamatan sekolah tinggi," jawab ibunya.

"Ma, kamu sangat tidak adil. selalu saja aku yang membayar hutangmu sehingga upahku tidak ada sisa. sedangkan kakak tidak peduli apa-apa. apakah aku ini bukan anakmu. selalu saja bertindak tidak adil," ucap Grace dengan kesal.

"Mulai hari ini aku tidak akan membantumu membayar hutang judimu lagi, kalau sampai mereka mendatangiku lagi aku akan menyuruh mereka menemui kakak," bentak Grace yang berjalan menuju ke pintu.

"Hei, kau tidak bisa melakukan itu!" teriak ibunya yang bangkit dari tempat duduk.

"Aku tidak peduli," jawab Grace yang membuka pintu dan menghentikan langkahnya. ia melihat beberapa pria asing yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"Kalian siapa lagi? berasal dari mana?" tanya Grace.

"Kami datang menagih hutang," jawab salah satu pria itu.

"Mama...berapa banyak kamu berhutang dengan orang? kenapa dalam sebulan ini yang datang menagih hutang orangnya beda-beda...," teriak Grace.

"Tuan, ini adalah putri kami, dia yang akan membayarkan hutangku," ujar ibunya Grace.

"Siapa yang bilang aku akan membayar hutangmu," bentak Grace dengan kesal.

"Karena kamu adalah anakku."

"Aku tidak ada uang, kalau kalian ingin menagih uang, jual saja mamaku. kalau uangnya kelebihan kalian simpan saja sebagai bonus," kata Grace yang langsung melarikan diri.

"Anita, putrimu sudah lari, siapa yang akan membayar hutangmu...ha?"

"Anakku itu memiliki uang, cepat kejar dia. dia pasti bayar," jawab ibunya Grace.

Grace lagi-lagi harus melarikan diri dari si penagih hutang, ia menuju ke salah satu tempat parkiran besar mobil untuk bersembunyi.

"Dasar mamaku, selalu saja mengorbankan ku," ketus Grace yang menuju ke salah satu gedung tinggi itu, kemudian ia menuju ke tempat parkiran.

"Hei, jangan lari! cepat bayar hutangmu...," teriak si penagih hutang itu.

Grace memasuki parkiran yang terdapat begitu banyak mobil di sana.

"Aku harus cari tempat aman untuk bersembunyi," ucap Grace yang berlari sambil melihat belakang sehingga dirinya menabrak seseorang yang tiba-tiba muncul di depannya.

Bruk..

"Aauhkk...," rintihan Grace yang terkapar akibat menabrak orang itu.i

"Sakit sekali, kenapa kamu bisa ada di depanku," bentak Grace yang belum melihat siapa orang yang di hadapannya.

"Kelihatannya kamu sedang dikejar," ucap pria itu yang tidak lain adalah Vic.

"Gawat, kenapa dia bisa ada di sini, mereka sangat menakutkan tapi pria ini juga menakutkan," batin Grace.

"Dalam sehari kamu dikejar dua kali, kelihatannya hutangmu cukup banyak," kata Vic dengan senyum.

"Lebih baik kamu jangan senyum, karena senyumanmu itu sangat menakutkan sekali," ujar Grace.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Benar2 ibu yg durhaka, seenaknya saja nunjuk anak utk byr utang judinya dan melarang anak yg lainnya utk tdk terganggu krn ulahnya yg suka judi..Curiga Grace bukan anaknya krn perlakuannya ga adil dgn anak yg satunya

2024-03-06

0

🟢Ney Maniez

🟢Ney Maniez

🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-12-24

1

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

hadewwhhh ga karu"an, pke tanda baca yg benar thor hbs titik pastikan huruf besar

2023-02-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!