Revan membawa arumi ke sebuah pantai yang berada tidak jauh dari rumah arumi
Arumi berlari kecil menuju bibir pantai, sementara revan mengikuti arumi dari belakang.
Revan tersenyum melihat arumi yang asik bermain dengan air.
Revan melihat sisi lain dari diri arumi, yang belakangan ini sering marah-marah dan emosian, hari ini dia melihat arumi yang ceria, seperti dulu.
Ya, revan dan arumi memang sudah dekat dari dulu, dulu saat arumi berumur 5 tahun dan revan berumur 18 tahun, revan sering mengajak arumi ke pantai ini dengan sepeda motor, tapi arumi tidak mengingatnya, maklum saja arumi masih sangat kecil waktu itu.
Dahulu Revan dan keluarganya adalah tetangga arumi, jauh sebelum arumi lahir keluarga revan sudah tinggal di sebelah rumah arumi.
Arumi kecil sangat suka sekali datang ke rumah revan untuk bermain bersama revan, dia tidak suka bermain dengan anak seusia nya, arumi lebih memilih bermain dengan revan
Apalagi ketika revan pulang dari sekolahnya, arumi kecil sudah menunggu di terasa rumah revan. Dia berlari menghampiri revan ketika revan turun dari mobil jemputannya. Tapi semua memori indah itu tidak ada di ingatan arumi, dia lupa dengan masa lalunya bersama revan.
Revan tersenyum kembali ketika mengingat kenangan dulu bersama arumi.
"Kamu sudah tumbuh jadi gadis yang cantik arumi". Gumam revan yang melihat arumi sibuk bermain dengan deburan ombak kecil.
Tidak lama kemudian arumi datang menghampiri revan yang sedang duduk di bibir pantai, arumi pun ikut duduk di sampingnya
"Terima kasih". Arumi tiba-tiba mengucapkan kata terima kasih, yang membuat revan melihat ke arahnya.
"Ha?". Ucap revan yang masih tidak percaya dengan ucapan arumi. Arumi pun menghela nafasnya dan mengarahkan wajahnya kesamping untuk menatap revan
"Ya, terima kasih sudah mengajak ku kesini, sudah lama sekali aku nggak merasakan suasana di pantai". Jawab arumi yang membuang pandangannya ke arah laut.
"Oh...iya..sama-sama".
"Hhhhfff aku ingin bertanya sama kamu, tapi kamu jawab jujur". Tanya arumi yang masih tetap menatap ke arah laut.
"Apa?".
"Kenapa kamu menerima perjodohan ini". Perkataan arumi membuar revan kembali menatapnya.
"Arumi...aku nggak ada alasan untuk menolak perjodohan ini, aku nggak mau membuat orang tua ku kecewa, mereka adalah sumber kebahagian ku, mereka yang telah mendidik ku menjadi seperti ini, tanpa doa dan kerja keras mereka, aku tidak mungkin berada di titik ini".
"Ck..sungguh anak yang baik". Remeh arumi
"Hemmm kamu benar, aku memang anak yang baik, oleh karena itu aku berusaha untuk tidak mengecewakan ayah dan ibu ku".
"Tapi aku dan kamu hanyalah orang asing, kita nggak mungkin bisa menjalan kan ikatan pernikahan".
"Kita belum mencobanya, kita bisa berteman dulu, aku tidak memaksa kamu untuk menjadi istri idaman, kita bisa saling berlajar dan memahami satu sama lain".
Arumi nampak berpikir dengan perkataan revan, dia hanya diam menatap ke arah lurus.
"Baik lah ini sudah mulai sore, sebaiknya kita pulang". Ucap revan yang kemudian berdiri dari duduknya.
"Baik lah kita coba". Jawab arumi yang membuat revan menaiki satu alisnya.
"Maksud ku, aku menerima perjodohan ini, tapi aku memiliki beberapa syarat".
"Syarat? Apa?".
"Pertama, pernikahaan kita di adakan di puncak, hanya keluarga besar saja yang akan hadir, karena aku belum siap kalau teman-teman kuliah ku tahu kalau aku sudah menikah, bagaimana?".
"Baik lah, tapi bagaimana dengan orang tua kita?".
"Itu gampang, aku yang akan mengurus papa dan mama ku, dan yang kedua, kamu nggak boleh melarang ku dan nggak boleh mencampuri urusan pribadi ku, sebaliknya pun begitu".
"Hemmm ok". Jawab revan pasrah
"Dan yang ketiga, walau kita sudah menikah tapi kamu belum boleh melakukannya kepada ku".
"Melakukan?". Tanya revan bingung
"Ya..hemm.. hubungan suami istri". Jawab arumi salah tingkah
"Apa?"
"Kita akan melakukannya kalau kita sudah saling cinta". Ucap arumi yang kemudian berjalan mendahului revan.
Revan masih mematung diam di tempat, bagaimana bisa dia di atur oleh gadis seperti arumi.
"Ayo...cepat..aku masih ingin menyampai kan syarat yang ke empat". Teriak arumi dari kejauhan
"Masih ada lagi? Yang benar saja". Gumam revan dan kemudian berlari kecil menghampiri arumi yang sedang berjalan menuju mobil revan terpakir.
Setelah masuk ke dalam mobil, revan melajukan mobilnya. Di dalam perjalan revan kembali bertanya kepada arumi.
"Apakah masih ada syarat berikutnya?"
"Hemmm..ada..nanti aku pikir-pikir dulu". Jawab arumi sambil menahan tawanya karena melihat ekspresi revan yang terlihat lucu baginya.
"Seperti menikahi tuan putri saja". Gumam revan yang masih terdengar oleh arumi, yang membuat arumi sakit perut karena menahan tawanya.
20 menit perjalan akhirnya mobil revan memasuki halam rumah arumi.
"Apakah mama dan papa sudan pulang?". Tanya arumi
"Sepertinya belum, mobilnya nggak ada".
Mereka berdua pun turun dari mobil dan masuk ke rumah.
"Bibik..." panggil arumi pada asisten rumah tangganya.
"Iya non" datang menghampiri arumi
"Papa dan mama belum pulang bik".
"Sudah non, tapi baru saja pergi lagi, tadi bapak dan ibu bertanya kemana non arumi, bibik bilang keluar bersama den revan".
"Terus mama nggak bilang apa-apa lagi?".
"Nggak non".
"Ya sudah bik terima kasih".
"Iya non, permisi non".
"Aku mau kekamar dulu, mau mandi".
"Baiklah, aku pamit pulang saja, ini juga sudah mau malam".
"Ah..iya".
"Sampai kan salam ku sama om dan tante".
"Ok, nanti aku sampai kan".
Kemudian revan pun pamit pulang kerumahnya, jarak rumah revan dan orang tua arumi sekitar 1 jam lebih. Revan sudah tinggal sendiri, dia sudah memiliki rumah dan mobil yang dia beli dari hasil kerja kerasnya.
Setelah revan pamit pulang, arumi segera membersihkan dirinya, setelah itu dia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya.
"Hhhhffff hari yang cukup menyenangkan". Lirih arumi.
arumi memejamkan matanya, tapi pikirannya kembali ke masalah perjodohannya, dia kembali bangun dan duduk di atas kasurnya.
"kenpa aku menerima perjodohan ini ya..dan..dia lagi, menerima saja syarat yang aku berikan". Arumi berbicara sendiri di kamarnya.
saat arumi lagi sibuk dengan pikirannya, suara ketokan kamar membuyar kan semua lamunan arumi.
tok..tok..tok..tok
"siapa?". Teriak arumi dari dalam kamarnya.
"ini bibik non". Arumi pun membuka pintu kamarny
"ada apa bik?". Tanya arumi
"non arumi di tunggu di bawah, di bawah sudah ada papa, mama, den revan dan orang tuanya den revan".
"apa?". Ucapan bibik membuat arumi terkejut, kenapa tiba-tiba sekali orang tua revan datang, apa mereka ingin membahas tentang masalah pernikahan. Arumi pun segera menutup pintu kamarnya dan turun untuk menghampiri mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments