pertemuan revan dan arumi

   Waktu makan malam telah tiba, arumi turun dari kamar nya menuju meja makan.

Di meja makan sudah ada dua pasang suami istri yang sedang menunggu putra putri mereka.

Arumi menghampiri kedua orang tuanya dan calon mertuanya.

   "Arumi kamu cantik sekali malam ini". Bu lasmi memberi pujian kepada arumi.

  "Terimakasih budhe".

  "Arumi sebentar lagi kamu kan jadi menantu kami, jadi bagaimana kalau kamu panggil kami dengan panggilan ibu dan ayah, sama dengan revan manggil kami, benarkan pa".

Arumi hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan orang tua revan.

   "Arumi kenapa nggak di jawab?". Tanya pak wira

   "Ah, iya .. baik lah". Ucap arumi ragu.

  "Oh iya mbak, revan mana ya, koq belum datang juga". Tanya mama arumi sambil celinga-celingu melihat arah keluar ruang makan.

  "Ah itu dia, panjang umur sekali dia". Ucap bu lasmi sambil tersenyum manis melihat kedatangan putranya.

Semua mata tertuju kepada sosok pria tampan yang mengenakan kemeja biru panjang yang tangannya di gulung dan memakai celana jeans biru dan mamakai sepatu, sungguh menambah ketampanan pria itu.

Sama hal nya dengan arumi, dia termangu melihat sosok pria bertubuh atletis dengan tinggi badan sekitar 180cm sungguh ciptaan tuhan yang indah.

  "Maaf menunggu lama". Ucap revan membuyarkan lamunan arumi, arumi pun langsung membuang pandangan nya ke sembarangan arah, ketika revan memandanginya sembari tersenyum manis

  "Nggak koq nak, ayo duduk sini". Bu lasmi pun segera menggeser kan kursi di sampingnya, yang berhadapan langsung dengan arumi.

  "Selamat malam tante, om dan arumi".

  "Selamat malam juga nak revan, oh iya nak revan, ini arumi, pasti kamu sudah familiar kan dengan wajahnya". Cetus bu risma kepada revan.

  "Ah, sebenarnya revan pangling tante, soal nya arumi sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik". Jawab revan sambil tersenyum kepada arumi, arumi pun menundukan wajahnya, menyembunyikan wajahnya yang sudah kemerahan akibat pujian dari revan.

Mereka pun melanjutkan makan malam dengan damai dan nikmat.

Setelah selesai makan malam, keluarga arumi dan keluarga revan berkumpul untuk pembicaraan yang penting, mereka semua memasang wajah yang serius dan saling berhadapan

   "Revan, kamu tahu kan tujuan kita datang ke rumah arumi untuk apa". Tanya bu lasmi.

   "Iya bu, revan tahu, revan ikut keputusun ibu dan ayah saja, pilihan ibu dan ayah adalah pilihan yang terbaik buat revan". Mendengar ucapan revan, arumi lantas mengerutkan dahinya, dia pikir revan akan menolak perjodohan ini, tapi malah sebaliknya, revan menerimanya dengan senang hati.

  "Kalau begitu bagaimana kita tentu kan saja harinya, karena akhir bulan ini saya dan papa arumi sudah harus berangkat ke jepang". Ucap bu risma penuh semangat.

  "Bagaimana minggu ketiga bulan ini ris, jadi kan nggak terlalu mendadak". usul bu lasmi.

"sepertinya itu hari yang cocok mbak, tidak terlalu mendadak, jadikan kita bisa mempersiapkan dengan matang"

Para orang tua sibuk membicarakan hari pernikahan mereka, tapi ada sepasang mata memperhatikan tingkah arumi, arumi terlihat sangat tidak suka dengan perjodohan ini.

Arumi dengan kesal berdiri dan berlalu keluar.

 

   "Arumi mau kemana sayang". Tanya pak wira, tapi arumi tidak menggubris pertanyaan papanya, dia langsung berlari keluar rumah.

  "Biar saya saja yang mengejar arumi om".

Revan pun segera keluar mencari keberadaan arumi.

   "Kemana dia pergi". Gumam revan sembari melihat sekeliling halam rumah

Setelah mencari ke halaman rumah dan belakang rumah, akhirnya revan menemukan arumi yang sedang duduk di pinggir kolam renang dengan kaki yang di rendam di air kolam.

  "Aku cariin kemana-mana ternyata kamu di  sini". Ikut duduk di samping arumi.

"Kenapa kamu terima?" mentap revan dengan tatapan tidak sukanya

  "Apa?" tanya revan bingung

  "Perjodohan ini !!! Kenapa kamu terima?".

"Emang ada alasan untuk menolak perjodohan ini?". Tanya revan yang membuat arumi menatapnya tajam.

"Ck..kamu bilang nggak ada alasan?". Arumi berdecak kesal dengan perkataan revan.

"Hemmmm benar nggak ada alasan". Arumi pun berdiri dari tempat duduknya yang di ikuti oleh revan, arumi menatap tajam revan.

  "Semuanya bisa jadi alasan, dari umur kita yang beda jauh, kita yang nggak saling mengenal, dan yang penting aku dan kamu itu nggak saling mencintai". Ucap arumi penuh penekanan

  "Yang kamu bilang tadi itu hanya alasan klasik, yang nggak bisa untuk membatalkan perjodohan ini".

"Ck...alasan kelasik .... ah, aku tau mungkin karena kamu sudah tua jadi nggak ada yang mau sama kamu, makanya kamu menerima perjodohan inikan..iyaa kan !!!"teriak arumi

"Arumi !!!!!!" teriak papa arumi yang datang menghampiri mereka

"Papa..mama." lirih arumi yang melihat kedua orang tua nya sudah berada di dekat mereka dan menyaksikan perdebatan antara arumi dan revan.

"Minta maaf kepada nak revan, kamu nggak sepantasnya membentak calon suami kamu". Ujar papa arumi, yang marah akan sikap putrinya itu kepada revan.

"Arumi nggak salah pa, untuk apa arumi minta maaf, ini semua salahnya, kenapa dia menerima perjodohan ini". Ucap arumi sambil menahan air matanya dan berlalu pergi masuk ke dalam.

"Arumi !! Mau kemana kamu" . Teriak papa arumi.

"Sudah lah om, arumi benar, dia nggak salah". Ujar revan yang melihat kepergian arumi

  "Dia jelas-jelas sudah salah nak revan, tidak seharusnya dia membentak nak revan seperti itu".

  "Revan nggak apa-apa koq tante". Ucap revan tersenyum

"Sepertinya kami harus pulang, ini sudah larut malam ris".

"Baik lah mbak, maaf kan sifat nya arumi ya, anak itu terlalu keras kepala".

"Ah, nggak apa-apa koq, itu wajar, mungkin arumi masih belum bisa menerima perjodohan ini".

  "Terima nggak terima, ini sudah keputusan kita bersama mbak, jadi arumi harus setuju dengan perjodohan ini".

"Semoga saja, masih ada waktu 3 minggu lagi, untuk mereka saling dekat".

  "Ya sudah ayo kita pulang, kalau di bahas terus bisa sampai pagi ini". canda ayah revan yang mebuat mereka semua tertawa.

Setelah berpamitan keluarga revan pun pulang ke kediamannya, mama arumi pun langsung naik ke atas menuju kamar arumi.

tok..tok..tok...

suara ketokan pintu dari luar kamar arumi.

tok..tok..tok..

"buka pintu nya arumi !!!". Panggil bu risma dari luar kamar.

"sudah lah ma, besok saja kita bicara kan sama arumi, biar kan dia tenang dulu".

"nggak bisa pa, anak ini sudah buat kita malu, bagaimana bisa dia berbicara seperti itu kepada calon suami nya". Ucap bu risma yang lelah akan sikap arumi yang keras kepala.

Tok..tok..tok..

"buka pintu nya arumi !!!". Panggil bu risma lagi, tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar arumi.

"ayo sudah ma, mungkin arumi sudah tidur".

"dasar anak ini". akhirnya bu risma pun pergi dari depan pintu kamar arumi.

dari dalam kamar, arumi tidak mendengar suara teriakan mama nya lagi, dia pun langsung membuka selimut yang menutupi tubuhnya, dan duduk bersandar, arumi menghela nafas kasarnya.

"hhhhfff aku benci keadaan ini" teriak arumi lalu kembali menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!