Suasana sekolah tampak ramai siswa siswi berhamburan menuju kantin.
Sesampainya di kantin sekolah.
Suasana kantin begitu ramai dan untung saja teman Ibra sudah memesan tempat duduk sehingga Rizki dan Ibra tidak perlu mengantri.
Tanpa sengaja Rizki melihat ke arah Anjani sedangkan Anjani terlihat cuek dan asyik ngobrol bersama sahabat nya.
Dari kejauhan Rizki mengangumi kecantikan alami Anjani, sungguh indah makhluk ciptaannya itulah yang dipikirkan oleh Rizki.
"Wwoeeee," tegur Ibra menyenggol lengan Rizki karena melamun.
"Jangan bilang kalau kamu lagi lihatin Anjani ya, cie sampai segitunya," tebak Ibra meledek ke arah Rizki.
"He he he tau aja sih kamu, "jawab Rizki merasa canggung.
Sampailah Ibra di meja dan menyapa temannya yang berbeda ruang kelas.
"Hai kenalin nih murid baru namanya Rizki," kata Ibra menunjuk ke arah Rizki sedangkan Rizki mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan teman Ibra.
"Hai semua namaku Rizki,"
"Hai kenalin aku Reza,"
"Ini namanya Kiki dan itu Azril," kata Reza menunjuk ke arah dia temannya.
Setelah memperkenalkan Rizki, Ibra mulai memesan makanan untuk Rizki.
"Oh yah kamu mau pesen apa? biar nanti aku yang ambilkan," tanya Ibra hendak berdiri.
Rizki melihat menu yang ada di daftar.
"Aku bakso urat satu sama es jeruk, tetapi es nya sedikit saja , "jawab Rizki.
Berbeda dengan meja yang di tempati Anjani dan kawan-kawan.
"Eh Jan, tuh kamu lihat ada Rizki dan kayaknya sih Rizki lihatin kamu terus tuh mungkin naksir sama kamu," celetuk Eva menunjuk ke arah Rizki.
"Yuppps kelihatannya sih juga begitu menurutku," sahut Vina mendengar perkataan Eva.
"Jangan ngaco kalian berdua bisa aja tuh murid baru melihat ke arah lain, kalian berdua jangan punya pikiran macam-macam," elak Anjani kepada dua sahabat nya.
"Rizki Jan namanya," ucap Eva protes karena Anjani engan menyebutkan namanya.
"Kamu tidak ada rasa tertarik sama atau suka gitu sama Rizki," tanya Vina penasaran.
"Kalian tanya apa sih tidak jelas," jawab Anjani kesal karena mereka berdua membahas tentang anak baru itu.
"Ayolah Jan tinggal jawab aja," pinta Eva.
"B aja sih ," jawab anjani dengan muka masam.
"Anjani lihat tuh senyum nya Rizki bikin meleleh,"sahut Eva lupa kalau ada sang pacar di dekatnya.
"Eehemm beb gua di sini loh,"sahut Abi merasakan cemburu.
"Eeh iya beb, tenang di hati Eva cuma ada beb tersayang ," jawab Eva dengan muka di buat seimut mungkin karena takut sang pacar merajuk manja.
"Bohong, tapi tuh mata lihatin Rizki sampai segitunya", jawab Abi dengan muka cemberut
"Tidak beb, masa sih perasaan lihatnya biasa saja," jawab eva sambil salah tingkah karena ketahuan oleh sang pacar.
"Haha rasain tuh makanya tuh mata jangan nakal, Jewer aja Bi telinganya kalau nakal", sahut Vina di iringi tawa meledek Eva.
" Wah ide bagus tuh Vin", sahut Anjani mendukung perkataan Vina.
"Iihhh kalian berdua apaan sih, kalian tuh teman aku harusnya dukung aku bukannya seneng lihat aku menderita," kata Eva merajuk memanyunkan bibirnya.
"Rasain tuh, sudah ada Abi di samping tetapi masih saja tuh mata lirik sana sini," sahut Anjani.
"Ikat aja Bi pakai rantai kapal," saut Vina di angguki Anjani.
"Ih jangan sekarang beb nanti saja ya nunggu aku lulus kuliah ya beb baru ikat aku pake cincin berlian," jawab Eva dengan senyum mengembang.
"Haha jadi bang Toyib dulu tuh si Abi ", celetuk Vina masih tertawa mendengar kata Eva.
"Ish beb diam aja pacarnya di bully," adu Eva ke Abi dengan gaya merajuk.
"Lebay," ucap Vina dan Anjani berbarengan dan ber tos ria.
"Ayo cepat beb makannya sebentar lagi mau masuk jangan ngobrol aja," perintah abi melihat makanan Eva masih banyak sedangkan kedua sahabatnya sudah habis.
"Ok siap beb," jawab eva
Vina dan Anjani mereka menunggu Eva menghabiskan makanannya sambil bercanda ria.
Sedangkan Ibra dan Rizki juga asyik menikmati bakso bang Asep
"Ternyata enak juga ni bakso," kata Rizki menikmati rasa baksonya.
"Tentu saja ini bakso terenak di sekolah ini", sahut Ibra dengan mulut penuh.
"Ayo cepat sebentar lagi bel masuk kelas," kata Ibra melihat jam pergelangan tangan nya karena suasana kantin agak sepi.
"Aku sudah selesai, ayo kita bayar," ajak Ibra.
"Nih sekalian sama makanan kalian," ucap Rizki menyerahkan uang lembar seratus ribuan.
"Tapi ," ucap Ibra terpotong karena Rizki menolak uangnya dikembalikan.
"Thanks ya bro," ucap Kiki dan yang lainnya di angguki oleh Rizki.
"Ayo, kita duluan ya," ajak Rizki pada Ibra dan tak lupa berpamitan pada yang lain.
Tet tet tet tet....
Bel tanda masuk berbunyi
Setelah mereka semua selesai makan mereka semua menuju ke ruang kelas.
Skip
"Sampai di sini anak-anak perjumpaan kita, ketemu hari Senin mendatang," ucap guru tersebut.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu " guru kimia memberi salam dan keluar menuju kantor.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu,"jawab siswa dan siswi serempak.
"Hay Anjani, mau tidak aku antar pulang," ajak Rizki meskipun canggung tetapi dia bertekad mendekati Anjani.
Anjani merasa kaget mendengar ajakan Rizki.
"Maaf ya tetapi aku bawa motor sendiri,"jawab Anjani.
Beberapa siswa maupun siswi memperhatikan mereka, banyak siswi yang merasa cemburu dengan Anjani tetapi mereka takut karena sifat dingin Anjani.
Anjani berdiri langsung keluar ruang kelas meninggalkan Rizki yang menatapnya.
Sampai di gerbang sekolah.
"Bay semua,"
"Bay Anjani," jawab kedua sahabatnya
"Eva gue duluan ayang gue Uda jemput", sahut Vina
"Bay Vina..."
"Abi hati-hati bonceng Eva awas jangan sampai lecet," sahut Vina yang sudah duduk di jok motor.
Sedangkan Rizki memandangi Anjani dari kejauhan dengan perasaan kagum.
Rizki semakin penasaran saja dibuatnya sama Anjani.
Terdengar suara nada sambung panggilan ternyata suara nada hp Rizki berbunyi.
Dengan cepat Rizki mengambil headphone yang ada di saku celananya.
"Aduh siapa sih yang telp, tumben mama telp?" kata Rizki melihat nama di panggilan itu.
"Assalamualaikum ma," sapa Rizki mengangkat panggilan itu.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, Ki cepat pulang di rumah lagi ada Mas Andra sama istri nya dan ponakan kamu yang cantik, cepat pulang jangan mampir ke mana-mana," perintah sang mama tegas.
"Iya iya ma rizki langsung pulang kok gak mampir ke mana-mana," jawab rizki patuh.
Mendengar kalau sang Abang pulang membuat hati Rizki begitu bahagia karena sudah lama tidak bertemu dengan Abangnya.
Akhirnya Rizki melajukan motor kesayangan nya, membelah jalanan kota yang sedikit macet. Rizki harus pintar mencari cela agar dia cepat sampai di rumah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments