Sesampainya Rizki di rumah, dengan cepat pak satpam membuka pintu gerbang agar motor milik Rizki bisa masuk dengan cepat.
"Selamat siang pak," sapa Rizki memasukkan motor kesayangannya menunju garasi rumah.
"Selamat siang juga den," balas pak satpam sambil membantu membuka garasi.
Setelah Rizki memasukkan motor kesayangannya ke dalam garasi, dia bergegas menemui mama dan Abang yang telah la dia rindukan karena bertugas di luar daerah.
"Assalamualaikum mama, Abang Andra," teriak Rizki dengan nyaring mencari keberadaan kakak dan mama nya.
"Yuhuuuu Rizki yang ganteng sudah pulang nih," ucap Rizki sekali lagi celingak-celinguk masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil semua orang karena tak ada tanda-tanda sang mama dan kakaknya.
"Sepi amat semuanya kemana sih katanya di suruh pulang cepat," grutu Rizki kesal dirinya susah lelah untuk berteriak sedari tadi.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, aduh Nak sudah jangan teriak-teriak nanti kasihan cucu mama baru saja tidur. Apa kamu pikir ini hutan pakai teriak segala hah," sahut mama dengan jengkelnya sambil men jewer telinga Rizki yang bandel.
"Bisa tuli telinga mama kalau setiap hari kamu berteriak begitu," sungut mama dengan kesal.
"Aduuuuhhh lepas mama, telinga Rizki sakit jangan di jewer ya ma telinga aku," ucap Rizki memelas.
"Biarin salah sendiri kamu suka sekali buat rusuh di rumah," mama Rizki masih setia menjewer telinga sang anak.
"Ampun ma nanti putus bagaimana? gak bisa dengar suara mama yang merdu lagi," sahut Rizki mencoba merayu wanita yang paling dia cintai itu.
"Lebay nanti gampang tinggal ganti telinganya pakai terompet, " jawab mama asal dan mendapat plototan dari Rizki karena kaget ucapan sang mama yang terkesan ceplas-ceplos.
"Mama tega sih," rengek Rizki seperti anak kecil.
Melihat anaknya yang merengek, mama pun melepaskan telinga sang anak.
Rizki pun mengusap telinganya yang baru saja lepas dari tangan sang mama.
"Jewer aja ma, biar kapok biar putus sekalian," sahut Andra yang baru masuk ruang tamu dengan nada mengejek Rizki.
Mendengar ucapan dari kakak nya, mulut Rizki pun langsung manyun beberapa senti.
Inilah yang Andra rindukan selama ini, keakraban sang keluarga, tawa sang mama berserta adiknya.
Mama yang melihat kedua anaknya itu sudah berkumpul, mama memilih untuk pergi menyiapkan makanan.
"Ya sudah kalian ngobrol sama mama tinggal sebentar mau siapin makan kalian dulu," sahut mama berlalu meninggalkan kedua saudara itu.
"Hai bang gimana kabarnya, enak gak tugas di sana?" tanya Rizki sambil menjabat tangan dan berpelukan kepada sang kakak.
Rizki memeluk sang kakak meluapkan rasa rindu karena mereka bertemu bisa terhitung cuma beberapa kali karena kesibukan sang kakak.
"Alhamdulillah seperti yang kamu lihat," jawab andra santai.
"Tambah tinggi aja nih Adek Abang," kata Andra mengacak rambut sang adik lalu mengajak sang adik duduk sebentar.
"Kebiasaan deh, aku ini sudah besar bang," protes Rizki yang tak suka kelakuan jahil sang kakak.
"Tetapi bagi Abang, kamu itu masih kecil," jawab Andra.
"Wah makin hitam aja lo bang," ledek Rizki pada Abang Andra.
"Wah ni anak mau ku jewer lagi nih," kata Andra bersiap menjewer sang adik.
"He he he he he he..... Ampun bang," kata Rizki menutup kedua telinganya takut sang kakak menjewer telinga nya.
"Kamu tau sediri kalau keadaan di sana lebih panas dari Jakarta," sahut Andra merebahkan tubuhnya di kursi.
"Hehehe, iya juga ya. Pantas Abang jadi begini," kata Rizki manggut-manggut.
"Ck ...." Andra berdecak kesal melihat sang adik yang seperti itu.
"Bang aku ganti baju dulu yah gerah sudah bau asem," pamit Rizki sambil berlari menuju kamar nya. Rizki sengaja berlari karena takut Abang nya menghukum dirinya kalau sudah membuat sang Abang kesal.
Rizki ingat dulu waktu SMP pernah di suruh lari keliling komplek gara-gara merebut minuman kesukaannya.
Rizki pun berlalu menuju kamarnya, karena Andra di landa rasa bosan, Andra pun memilih menghampiri sang mama yang sedari tadi sibuk menata makanan.
Andra memilih duduk di meja makan, sambil menceritakan semua kegiatan nya di sana.
Mamanya memahami semuanya karena pekerjaan Andra tidak jauh berbeda dari ayahnya.
Tugas abdi negara tidak mudah tapi bagi Andra mempunyai kebanggaan tersendiri bisa mengikuti jejak sang ayah untuk mengabdi kepada negara.
sepuluh menit berlalu akhirnya Rizki keluar menghampiri Abang dan mama tercinta.
"Asyiknya ngobrol sampai tidak tau aku dari tadi berdiri di sini, mama sama Abang lagi bahas apa nih seru banget ," tanya Rizki dari tadi melihat keasyikan sang mama.
"Biasalah mama selalu khawatir dan tanya kegiatan Abang di sana apa saja," jawab andra.
"Rizki kalau lulus sekolah mau lanjut kuliah atau ikut jejak Abang nih," tanya Andra penasaran.
"Pikir nanti saja bang," jawab Rizki ambigu karena galau ingin mengikuti jejak sang Abang tetapi harus berjauhan dengan orang yang dia suka.
Melihat anaknya melamun, mama pun memahami.
"Sudah ayo kita makan dulu," sahut mama mengalihkan pembicaraan kedua anaknya.
Mama menyiapkan semua makanan di atas meja makan, di bantu Rizki.
Akhirnya mereka ber tiga makan dengan lahap, karena bagi Andra masakan mama nya tiada duanya hal itu yang membuat dia rindu untuk pulang ke rumah orang tuanya.
setelah mereka selesai makan Andra dan Rizki asyik berbagi cerita, sedangkan sang mama memilih berkumpul bersama sang menantu dan cucu kesayangannya.
Andra Pratama
Putra pertama pasangan Niar Wijaya dan Hendra Pratama,
Andra adalah sosok berperawakan tinggi, di karuniai wajah yang tampan tetapi dingin dan tegas hal itu berbeda jika Andra sedang berkumpul bersama keluarga keluarga Andra sosok yang humoris dan penyayang.
Andra mempunyai istri bernama Mega Larasati Saputra dan seorang anak perempuan bernama Keisya Adinda Pratama merupakan gadis cantik berumur 3tahun.
Andra adalah seorang tentara yang di tugaskan di ujung timur lebih tepatnya Papua, Andra di tugas kan menjaga keamanan di wilayah dalam.
Mega Larasati Saputra gadis cantik asal kota pahlawan Surabaya.
Mega dulu nya seorang perawat, tetapi demi bakti dan cintanya dia rela melepaskan pekerjaan yang dari dulu dia impikan untuk mengikuti sang suami bertugas kemanapun.
Pertemuan singkat antara mereka membuat Andra jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Mega, setelah 1 tahun mereka merencanakan pernikahan.
Sedangkan Niar Wijaya sosok yang ramah, penyayang, kalem dan tegas dalam segala hal, memiliki usaha kue yang tersebar di berbagai kota.
Hendra Pratama adalah seorang yang tegas dan ramah dan juga memiliki perusahaan bergerak di bidang transportasi yang dia rintis dari nol.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
♀️
Abang Rizki visualnya tunjukin 🤭
2023-01-26
0
💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴
lah iya kan tumbuh ke atas bukan kebawah🤣
2023-01-22
0