Pindah keruangan yang sama

Mata hitam gelap dingin itu menatap mata indah hangat Kirana dalam,

Aku terus menatap Annan! bos baruku. Dia tinggi melebihi ku, Aku mungkin harus mulai memakai sepatu hak tinggi mulai sekarang jika Aku ingin berhadapan langsung dengannya.

"Kirana kenapa kamu tidak pergi dan mengambil barang-barang mu dan pindah ke Ruangan Annan," kata Direktur mengalihkan pandanganku dari tatapannya, aku tersipu. Seharusnya aku tidak menatapnya.

"Ya, tentu saja, aku akan melakukannya sekarang," kataku malu-malu. Aku berbalik dan buru-buru meninggalkan kantor untuk mengambil barang-barang ku dan memberitahu Citra beritanya.

Annan melihat asisten barunya Kirana keluar dari ruangan, hingga membuat Annan menyeringai.

"Kalau begitu, aku akan pergi sekarang juga" kata Annan sambil berbalik dan berjalan ke pintu. Tepat saat ia menyentuh kenop pintu, Annan teringat sesuatu,

"Oh dan Harima aku minta tolong" Ujarnya sambil memunggungi dia.

"Ya, Annan" Ujar Harima membuat Annan berbalik menatap kembali wajah wanita itu

"Jangan pernah memanggilku anakmu lagi atau aku akan membunuhmu" Ujar Annan sambil meludah. Mata Annan masih menatap lurus ke mata Harima tak tergoyahkan. Harima sedikit gemetar ketakutan, Walaupun mencoba bersikap tenang namun Annan tau jika wanita itu ketakutan. Setelah beberapa saat berlalu, Ketakutan Harima berubah menjadi amarah

Dia berdiri dan membanting tangannya di atas mejanya.

"Annan! Ada apa denganmu!? Aku menikah dengan ayahmu, Jadi otomatis kamu sekarang menjadi-"

"Menikah dengan ayahku?" kata Annan memotong ucapan Harima dan mulai tertawa.

"Jangan menyanjung dirimu sendiri, Itu hanya selembar kertas Dan Kau bahkan tidak memiliki Nama Winata sebagai nama belakangmu Harima" Ujarnya dingin.

Harima terlihat seperti anak kecil yang ketahuan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan.

"I Itu karena..."

"Itu karena dia tidak ingin dunia tahu dia menikah dengan pelacur" Ujar Annan tajam sambil memelototinya.

Harima terlihat kalah, dia melihat ke bawah ke mejanya. Tapi Annan belum selesai,

"Kenapa menurutmu dia tidak pernah mengenalkan mu pada salah satu temannya atau mengajakmu ke pesta makan malam? itu semua karena Dia tidak ingin orang tahu dia menikah denganmu!"

Terluka adalah perasaan Harima dan Annan bisa melihat di wajahnya. Seperti seseorang telah menikamnya dan memutar pisau menjadi lingkaran penuh. Annan berbalik dan berjalan keluar dari Ruangan Harima tanpa merasa bersalah sedikitpun. Annan masuk ke Ruangannya dan melihat Kirana sudah ada di sana.

Kirana mendongak saat ia sedang mengatur mejanya ketika dia mendengar seseorang masuk.

"Halo Tuan Annan, selamat datang kembali" Ujarnya dengan hangat. Annan terkejut tapi ia tidak menunjukkannya, Annan memberinya wajah Datar

"kamu sudah selesai beberes secepat itu" Ujar Annan saat ia pindah ke mejanya dan mulai duduk.

Kirana juga duduk di mejanya,

"Ya, saya tidak punya banyak Barang sehingga tidak butuh waktu lama buat saya untuk beberes" Ujarnya dan terus mengatur kertas.

"Baiklah, kalo begitu ayo kita mulai bekerja!"

"Ya, Baiklah" Ujar Kirana setuju dengan ucapan Annan. Tepat ketika Annan akan memulai pekerjaannya, tiba-tiba terdengar

Ding

Annan berbalik dan melihat suara itu berasal dari telepon Kirana. Begitu dia memeriksanya, Annan melihat bahu Kirana yang merosot karena kecewa.

"Apakah ada yang salah?" Ujar Annan tanpa sadar.

"ini suamiku, dia bilang akan terlambat pulang lagi hari ini dan aku sedikit sedih," Ujarnya pelan

Keingintahuan menguasai Annan.

"Apa pekerjaan suami mu?" ia bertanya. Sambil menyeruput kopi,

"Dia calon Direktur utama perusahaan ayahnya" Ujarnya. Lalu dia menatap Annan dan tersenyum,

"Sepertimu,"

Bukankah itu menarik? Direktur Utama,

"Siapa nama belakangnya? aku mungkin tahu siapa dia" Ujarnya ingin tahu lebih banyak.

"Nama belakangnya adalah Putra," katanya padaku. Annan langsung tahu siapa yang dia bicarakan, ia kaget

"Putra? Apa dari firma hukum nomor 1?" tanya Annan kaget.

Kirana hanya tersenyum,

"Bisa di bilang begitu!," Ujar Kirana santai.

"Mengapa istri Direktur dari perusahaan hukum nomor 1 bekerja untuk perusahaan hukum terburuk?" Annan bertanya sekarang ia benar-benar penasaran.

“Saya pernah menawarkan diri menjadi asisten suami saya, tapi dia bilang sudah punya,” ujarnya cuek. Hmmm, kenapa dia tidak ingin istrinya menjadi asistennya? Bahkan jika dia sudah memiliki asisten, dia masih bisa memberinya pekerjaan lain di perusahaan itu.

"Mari kita keluar dari topik ini dan mulai bekerja," Ujar Annan mengakhiri pembicaraan,

itu bukan urusanku bukan!?

"Ya Benar," Kirana setuju dan tersenyum. Annan menatap senyumnya, senyum yang hangat dan polos, hampir mengingatkan Annan kepada Senyuman ibunya. Annan menghentikannya sebelum dia menyadari bahwa ia sedang menatapnya. mereka berdua mulai bekerja dalam keheningan yang damai.

Kirana melihat jam dan mengatakan 06:30 apakah ini sudah malam? lebih baik ia pulang. Kirana menyimpan dokumen yang sedang ia kerjakan dan melihat Annan, Dia tenggelam dalam pekerjaannya, mejanya penuh dengan kertas dan buku.

Annan Keanu Winata

anggota keluarga termuda dari keluarga utama Winata. Jika Dia ingat dengan benar, mereka juga memiliki rumah sakit serta beberapa kantor polisi. Mereka berada di level yang sama dengan Mauren (Keluarga ku), aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak ingin memikirkan keluarga Mauren sekarang.

"Kau bisa pulang jika kau mau" kata Annan tiba-tiba, Kirana melihat ke arahnya tapi dia masih melihat pekerjaannya. iapun mengumpulkan barang-barangnya dan berdiri,

"Kalau begitu aku akan pergi" Ujarnya dan pergi.

Annan terus membaca dokumen di laptop dan buku hukum nya untuk kasus terbaru yang ia tangani. Annan mendengar Suara

Ding

ia melihat dari samping buku hukum yang ia pegang lalu bangun. Annan berjalan menuju meja Kirana dan melihat ponselnya di sana.

"Sial bagaimana caraku mengembalikannya? Aku bahkan tidak tahu Alamat rumahnya!" Ujarnya pada dirinya sendiri. ia menghela nafas, ini akan melelahkan. Wa

Kirana menyesuaikan tas belanjaan di tangannya. ia harap Adit suka daging panggang untuk makan malam. Kirana terus berjalan pulang melihat jendela toko. Sesuatu menarik perhatiannya, ia berhenti di salah satu etalase toko. Itu kalung, tapi yang menarik perhatiannya adalah liontin bunga pink yang cantik.

Tiba-tiba seorang karyawan mengambil kalung itu. Kirana kira Mungkin seseorang sudah membelinya. Oh well, ia harap siapa pun pemiliknya sekarang menghargai itu adalah kalung yang cantik. Saat Kirana hendak melanjutkan berjalan, ia mendengar sesuatu

"Kirana!" Kirana berbalik dan melihat Annan berlari ke arahnya

Annan melihat Kirana berjalan jadi ia memanggilnya dan mulai berlari ke arahnya. Ketika Annan mengejarnya, ia bisa melihat ekspresi terkejut di wajahnya Wanita itu.

"Kau lupa ponselmu," Ujar Annan padanya mencoba mengatur napas. Annan menyerahkannya kembali. Dan Kirana pun mengambilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!