Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu itu benar-benar membuat Ken kesal, dengan segera Ken pun melepaskan istrinya, dan berjalan melangkahkan kedua kakinya menuju pintu tersebut. Leta tersenyum lega, akhirnya ada seseorang yang menyelamatkannya dari singa yang sedang kelaparan itu. Sepertinya Leta harus berterima kasih kepada orang itu.
Sementara itu Ken yang saat ini sudah berada di depan pintu kamarnya pun segera membuka pintu itu dengan tidak sabaran, ia ingin melihat siapa orang yang sudah berani mengganggu kesenangan dirinya tadi. Apakah orang itu sudah bosan tinggal di Negaranya? Atau mungkin orang itu sudah bosan hidup?
"Bos ini... "
"Apa kamu sudah bosan hidup Seth! Beraninya kamu mengganggu kesenanganku pagi ini." Ucap Ken seraya menatap Seth yang terlihat bodoh karena ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh bosnya tersebut.
"Mengganggu kesenangan? Bukankah anda yang menyuruh saya untuk mengantarkan pakaian ganti istri anda bos? Lalu mengapa anda malah memarahi saya." Sahut Seth sedikit kesal.
"Kau berani melawanku sekarang hah!" Seru Ken sembari menatap Seth dengan tajam.
"Tidak bos. Saya hanya bingung kenapa anda tiba-tiba memarahi saya? Apakah saya sudah melakukan kesalahan?" Tanya Seth sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Ya! Kau memang sudah melakukan kesalahan besar, maka dari itu bonusmu bulan ini, aku tahan." Ucap Ken membuat asistennya itu terkejut.
"Berikan aku pakaiannya, kau boleh pulang sekarang." Sambung Ken seraya mengambil kasar paper bag yang berada di tangan asistennya tersebut. Lalu setelah itu Ken pun langsung menutup kembali pintu kamar itu dengan keras membuat Seth kembali terkejut setengah mati.
"Dasar bos gak punya hati, bukannya berterima kasih, malah memarahiku, dan sekarang bonusku pun dia tahan. Sungguh meyebalkan sekali." Seth menggerutu seraya berbalik dan melangkahkan kedua kakinya pergi meninggalkan pintu kamar itu.
Sementara itu di dalam kamar, Ken langsung memberikan papper bag tadi kepada Leta. "Sayang, ini pakaianmu." Ucap Ken seraya menyerahkan papper bag itu.
"Bisakah kamu berbalik dulu, aku susah mengambil papper bag itu jika kamu menghadap ke arahku." Ujar Leta membuat Ken seketika menghela nafasnya kasar.
"Kalau susah biar aku yang memakaikannya untukmu." Sahut Ken sembari menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh istrinya tersebut. Sontak saja hal itu membuat Leta tercengang.
"Apa yang kamu lakukan!!! Kembalikan selimutku." Teriak Leta sembari menarik selimut yang terlepas dan berada di genggaman suaminya saat ini.
"Sayang, kenapa kamu takut sekali sih. Aku ini suamimu sekarang, jadi kamu tidak perlu menutup-nutupi tubuhmu itu. Lagian suatu saat nanti, aku juga bakalan merasakan hangatnya tubuhmu." Ucap Ken dengan santai seolah-olah ia hanya mengatakan hal biasa saja.
"Dasar mesum!!!" Leta kembali berteriak seraya menyambar papper bag yang masih berada di tangan suaminya tersebut. Lalu setelah itu Leta pun langsung berlari menuju kamar mandi.
"Sial!!! Kenapa aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri? Apalagi ketika melihat tubuhnya yang.... Argghhh sungguh sangat menyebalkan." Ken mengusap wajahnya kasar, lalu ia menjatuhkan tubuhnya itu di atas kursi sofa.
"****!!! Seharusnya aku tidak menggoda dan melepaskan selimut sialan itu tadi, jadi aku tidak akan tersiksa seperti sekarang ini kan." Ken menggeram kesal. Bayangan tubuh seksi yang tadi terlihat oleh kedua bola matanya terus saja menghantui dirinya. Bahkan senjata pamungkas yang ia miliki satu-satunya itu kini mulai berdiri tegak seperti tiang listrik. Dan tentu saja hal itu sangat menyiksa diri Ken saat ini.
***
Kediaman Kyler.
Ken dan juga Leta saat ini sudah berada di kediaman Kyler. Kedatangan mereka di sambut hangat oleh mama Natasha dan juga para pelayan di kediaman itu. Pasangan pengantin baru itu benar-benar terlihat sangat serasi, apalagi saat ini mereka mengenakan pakaian dengan warna yang senada, serta senyuman di wajah keduanya selalu tersungging membuat siapapun tidak akan pernah menyangka jika pernikahan keduanya di lakukan secara terpaksa bagi Leta, tetapi tidak bagi Ken.
Mama Natasha segera menghampiri menantunya, ia tersenyum seraya mengulurkan kedua tangannya dan memeluk menantu kesayangannya tersebut. "Sayang, kamu sudah sampai? Sepertinya semalam kamu tidur nyenyak sekali." Sambut mama Natasha sembari melepaskan pelukannya.
"Tentu saja, mah. Semalam aku tidur nyenyak sekali." Sahut Leta polos.
"Wah benarkah? Apakah Ken tidak mengganggumu sayang?" Tanya mama Natasha seraya menggenggam tangan menantunya tersebut.
"Mengganggu? Tidak kok mah." Jawab Leta tetap memperlihatkan senyumannya meskipun ia merasa sedikit bingung mendapat pertanyaan dari mertuanya itu.
Mama Natasha menghela nafasnya, kemudian ia menatap ke arah putra semata wayangnya tersebut. "Ken, apakah kamu tidak melakukannya semalam?" Tanya mama Natasha dengan tatapan mata yang penuh selidik.
"Apakah mama ingin aku berkata jujur atau berbohong?" Ken bertanya seraya menatap ke arah istrinya yang saat ini terlihat memerah ketika mendengar pertanyaan mama mertuanya itu.
"Tentu saja jujur Ken. Karena mama ingin segera menimbang cucu dari kalian berdua." Sahut mama Natasha di iringi dengan senyumannya.
Ken tersenyum, ia pun kembali menatap ke arah istrinya tersebut. "Mama tenang saja, aku sedang melakukan proses pembuatannya, mama do'ain saja semoga proses pembuatan yang aku lakukan segera membuahkan hasil." Ucap Ken dengan sengaja mengedipkan sebelah matanya kepada sang istri. Mendengar apa yang di ucapkan oleh suaminya barusan, santak saja membuat Leta terkejut dan langsung memberikan tatapan matanya yang tajam kepada Ken. Ia tidak menyangka jika sang suami bisa mengatakan hal itu tanpa beban atau pun rasa malu terhadap mamanya.
"Dasar mesuuuum.... Apanya yang sedang proses? Astaga... Emak sama anak sama saja, mengapa mereka membahas masalah vulgar seperti ini sih? Apakah tidak ada pembahasan lain lagi." Batin Leta sembari berusaha untuk tetap tersenyum, meskipun hatinya merasa tidak nyaman.
"Bagus kalau begitu. Oh iya kalau perlu buat yang banyak ya Ken." Ucap mama Natasha antusias. Sementara Leta yang mendengar ucapannya pun hanya bisa menghela nafasnya kasar dengan wajah yang semakin memerah.
"Tentu saja mah. Aku pasti akan membuat banyak cucu yang lucu untuk mama. Iya kan sayang." Sahut Ken kembali menatap istrinya dengan nakal.
Leta hanya tersenyum kaku, ia sama sekali tidak berniat untuk menjawab ucapan suaminya tersebut. Yang ada di dalam pikiran Leta saat ini hanyalah membungkam mulut suaminya itu.
"Astaga... Mama sampai lupa menyuruh kalian untuk duduk. Kalian pasti sangat pegal berdiri terus kan, Ayo kita kita duduk dulu." Ajak mama Natasha seraya menggandeng tangan menantunya dan berjalan menuju kursi sofa yang berada di ruang keluarga.
"Sayang, kamu tunggu di sini dulu ya sama suamimu, mama akan meminta si bibi untuk membuatkan kalian minuman yang segar. Kamu pasti sangat hauskan." Ucap mama Natasha ketika mereka sudah berada di ruang keluarga.
Leta menganggukkan kepalanya pelan tanpa menghilangkan senyuman di wajah cantiknya itu. "Iya mah. Maaf sudah mmerepotkan mama." Sahut Leta lembut.
"Tidak kok sayang. Mana mungkin menantu kesayangan mama ini merepotkan, yasudah mama pergi dulu ya, sayang." Ucap mama Natasha seraya mengusap bahu menantunya dengan lembut, setelah itu mama Natasha pun pergi melangkahkan kedua kakinya meninggalkan ruang keluarga itu.
"Sayang, duduklah." Perintah Ken setelah kepergian mama Natasha. Leta sekilas melirik ke arah Ken lalu setelah itu pun duduk di atas kursi sofa tersebut.
"Deket aku duduknya." Bisik Ken yang entah sejak kapan ia sudah duduk di samping istrinya membuat istrinya sedikit terkejut.
"Kenapa kamu sangat cepat sakali pindah duduknya. Apakah kamu mahluk gaib?" Tanya Leta yang mendapat sentilan mesra dari sang suami.
"Jangan ngaco sayang, memangnya ada mahluk gaib setampan suamimu ini." Ucap Ken dengan percaya diri.
"Ckkk.... Sudahlah aku malas berdebat sama kamu." Sahut Leta seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Wajah suamimu di sini, sayang. Untuk apa kamu menatap ke arah lain?" Ucap Ken seraya menangkup wajah istrinya dan membuatnya kembali berhadapan dengan dirinya.
"Lepaskan! Nanti mama.... " Ucapan Leta tercekat di tenggorokan ketika bibir milik suaminya itu sudah mendarat sempurna di bibir manis miliknya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
neng ade
mama Natasha udh kebelet pengen punya cucu ayo Ken dan Leta kabulkan keinginan mama mu itu
2023-12-04
1
Siti Rahayu
kk gandisti tolong dong jangan lama "kasihan ken loh diangguri....kalau perlu alur ceritanya belokkan...segerah hamil leta..prosesnya jangan lama " kk gandisti hahahahahehehehehe
2023-01-19
4
👁️🗨️eHa🦄
sambung
2023-01-19
1