Livy kini sudah duduk terpaku di hadapan Marcho menantikan hukuman apa yang akan ia dapatkan kali ini. Tatapan dingin Marcho yang seperti mampu membekukan siapa pun yang dilihatnya, membuat Livy terus menundukkan kepalanya. Entah kenapa kali ini keberanian Livy sirna begitu saja saat ia kembali berhadapan dengan bosnya sendiri.
“Ke mana perginya keberanianmu tadi, Livy?!” tanya Marcho menghardik wanita yang sudah mempermainkannya hari ini.
Livy hanya diam tidak menjawab pertanyaan Marcho kali ini. Jika dibilang takut, tentu saja ia sangat takut. Terlebih tatapan Marcho saat ini seperti hendak mengunyahnya habis-habisan tanpa sisa.
Brak!
Marcho memukul meja yang ada di hadapan Livy dengan sangat keras dan membuat Livy sangat terkejut.
“Jangan diam dan jawab pertanyaanku!” gertak Marcho. “Aku sama sekali tidak suka diacuhkan!” lanjutnya lagi.
Akhirnya Livy pun mulai mengangkat kepalanya dan memberanikan dirinya menatap Marcho yang saat ini sedang diselimuti dengan amarah.
“Keberanian saya masih disimpan, Tuan untuk memperhitungkan kembali dengan baik bagaimana saya bisa melarikan diri dari Anda!” jawab Livy.
“Jadi kau masih berpikiran untuk melarikan diri dariku?!” tanya Marcho yang langsung diangguki oleh Livy.
“Benar!” jawab Livy dengan mantap.
‘Sial! Ternyata nyalinya sama sekali tidak ciut berhadapan dengan aku!’ rutuk Marcho dalam hati.
‘Siapa sebenarnya gadis ini! Kenapa ia sama sekali tidak gentar menghadapi aku?’
‘Aku harus segera mengetahui tentang Livy secepatnya agar bisa membuatnya bertekuk lutut di hadapanku!’ batin Marcho yang mulai penasaran dengan identitas wanita yang berhasil membuat onar dalam kehidupannya.
“Pikirkan saja dengan baik bagaimana caranya melarikan diri dariku! Karena aku benar-benar akan mengurungmu dan tidak memberikan celah untukmu, Livy!” ucap Marcho dengan tegas.
Tak lama kemudian ponselnya bergetar dan tampak informasi yang masuk mengenai siapa Livy sebenarnya. Marcho cukup terhenyak saat mengetahui jika Livy bukan orang sembarangan. Livy adalah putri dari seorang Bos Pertambangan Minyak.
Setelah papanya meninggal dunia, Pertambangan Minyak tersebut kini dikelola oleh Mamanya yang sudah menikah lagi. Sejak saat itu Livy melarikan diri dari Mansion Utama dan hidup di kost bersama dengan Cintya, sahabatnya.
Marcho pun langsung memerintahkan asistennya untuk segera datang dengan membawa berkas perjanjian yang sudah ia buat sebelumnya.
“Cepat berikan kepadanya!” perintah Marcho kepada Fredy-asistennya.
“Baik, Tuan!” jawab Fredy yang langsung menyerahkan berkas perjanjian di hadapan Livy.
“Bacalah dan segera tanda tangani!” titah Marcho. “Aku tidak hanya mengerahkan anak buahku untuk terus mengawasimu, tapi aku juga akan mengikatmu secara hukum!” jelas Marcho membuat Livy kembali bergidik ngeri.
‘Mati aku kali ini!’ gumam Livy dalam hati.
Perlahan Livy meraih berkas yang ada di hadapannya dan membaca setiap tulisan yang ada di dalamnya. Hatinya langsung terasa sesak saat membaca isi surat perjanjian pernikahan yang berisikan aturan-aturan apa saja yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan selama pernikahan.
Begitu Livy membaca poin terakhir, semakin membuatnya kesulitan bernapas. Apa maksudnya dia hanya dijadikan pembantu oleh laki-laki itu?
“Pertama, kau harus menuruti semua perintahku. Kedua, kau sama sekali tidak diizinkan untuk membantah!” tutur Marcho.
“Tapi ini sangat tidak manusiawi, Tuan! Bagaimana bisa Anda menjadikan saya sebagai budak seperti ini?” sanggah Livy yang sama sekali tidak terima dengan isi perjanjian yang sangat merugikan dirinya.
Bagaimana ia tidak rugi, jika setelah menikah nanti ia dituntut agar segera hamil karena saat awal pertama ia membuat keributan sudah mengaku jika ia memang sedang hamil.
Tidak hanya itu, meski sudah menikah dengan Marcho statusnya bukanlah sebagai istri yang dengan enaknya menikmati uang suami. Dia masih harus bekerja di kantor dan juga di apartemen. Lebih tepatnya ia menjadi pembantu pribadi Marcho dengan gaji yang sama sekali tidak setimpal dengan pekerjaannya.
Dan satu lagi, Livy sama sekali tidak diperkenankan untuk mempublikasikan pernikahan mereka dan juga ikut campur dalam urusan pribadi Marcho.
“Jika pernikahan kita tidak bisa dipublikasikan, bagaimana saya menjawab pertanyaan netizen di saat saya hamil?” tanya Livy yang sama sekali tidak habis pikir dengan isi perjanjian tersebut.
“Aku tidak peduli dengan semua itu. Yang aku butuhkan adalah kau segera menandatangani perjanjian ini!” jawab Marcho.
“Saya tidak setuju, Tuan! Jangan khawatir, saya akan mengatakan secara baik-baik kepada Mommy Anda jika kemarin saya sudah salah masuk ke dalam apartemen!” balas Livy sambil meletakkan kembali berkas yang ada di tangannya dan bersiap untuk meninggalkan ruangan Marcho.
“Jika kau tidak menyetujui perjanjian ini, maka aku akan mengabarkan kepada Nyonya Besar Widya jika putri kesayangan ada di sini bersamaku!” ancam Marcho yang langsung menyebutkan nama mama kandung Livy.
Betapa terkejutnya Livy saat mengetahui jika Marcho mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Selama ini ia terus saja menutup identitas dirinya rapat-rapat. Ia tidak mau mamanya tahu keberadaannya dan menjemputnya secara paksa untuk kembali ke Mansion Utama yang sangat ketat dengan peraturan.
Bukan hanya itu sebenarnya, yang sangat Livy takutkan adalah jika ia harus kembali bertemu dengan papa tirinya yang selalu saja mencari celah untuk menggodanya.
Kini Livy mulai bimbang harus memilih yang mana. Jika ia menolak masuk ke kandang harimau yang disediakan oleh Marcho, mau tidak mau ia harus kembali ke kandang buaya dan siap untuk diterkam papa tirinya kapan pun dia mau.
“Saya akan menandatangani surat perjanjian itu...” ucap Livy memotong kalimatnya membuat Marcho tersenyum penuh kemenangan.
“Tapi, saya akan tetap berbicara jujur dengan Nyonya Merry jika sebenarnya saya tidak hamil. Jadi saya tidak perlu mengandung anak Anda, Tuan Marcho!” jelas Livy dengan tegas.
“Sayangnya kau tidak bisa mengubah surat perjanjian yang sudah aku buat, Livy!” balas Marcho tidak mau kalah.
“Apa sebegitunya kah Anda menginginkan saya mengandung anak Anda, Tuan Marcho?” tanya Livy yang semakin memberanikan dirinya mendekati Marcho.
“Jangan-jangan Anda benar-benar sudah jatuh cinta dengan saya?” lanjut Livy lagi sambil memainkan dasi Marcho.
“Cih, jangan pernah berharap aku jatuh cinta dengan gadis urakan sepertimu, Livy!” decih Marcho memandang remeh ke arah Livy.
“Bahkan aku juga tidak sudi untuk menidurimu!”
“Oh yaa?” tanya Livy yang semakin mengikis jaraknya dengan Marcho. “Apa Anda yakin tidak akan tergoda dengan saya?” Livy mulai menyibakkan rambutnya dengan gaya menggoda Marcho.
Nafas Marcho mulai tidak beraturan saat ia berdekatan dengan Livy kali ini. Namun, cepat-cepat ia menguasai dirinya sendiri agar tidak kalah dengan gadis pembuat onar di hadapannya itu.
“Jaga sikap kamu, Livy! Dasar wanita murahan!” hardik Marcho geram karena jantungnya justru bertalu-talu saat berada di dekat wanita yang ia katakan murahan.
“Fredy!” panggil Marcho.
“Ubah isi perjanjian nomor pertama! Aku tidak akan pernah menanam benih di rahim wanita seperti dia!” titah Marcho.
“Dan kau, Livy. Jelaskan secara baik-baik dengan Mommyku! Jangan sampai asmanya kambuh setelah mendengar penjelasan darimu!”
“Ingat! Aku benar-benar akan membuat perhitungan denganmu jika terjadi apa-apa dengan Mommy!” ucap Marcho.
“Siap, Tuan Marcho!” balas Livy yang mulai bernafas lega, setidaknya bebannya terkurangi sedikit kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒐𝒌 𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒎𝒂𝒉𝒂𝒍
2024-07-26
0
Wiwik Murniati
dasar marco nya aja sok jual mahal 🙄🙄🙄
2024-04-15
0
Ita rahmawati
sebenernya apa sih mau nya marcho,,masalah gitu aja kok sampe kemana²,, 🤦♀️🤦♀️
2023-12-05
0