Pintu lift pun terbuka, Livy yang sudah puas memukuli Mark Lee sampai babak belur pun langsung keluar dan menuju ke tempat parkiran. Setidaknya kali ini ia harus melarikan diri dari Bos Marcho karena beberapa kesalahan yang ia lakukan hari ini.
Setelah menyalakan mesin motornya, Livy langsung melesat pergi meninggalkan apartemen.
‘Aku harus mencari pekerjaan baru kali ini!’ gumam Livy dalam hati. Meski kali ini jabatannya sebagai manager pemasaran perhiasan yang dibuat oleh perusahaan Marcho tidak membuatnya sering bertemu dengan Marcho, tapi tetap saja suatu saat ia akan bertemu dengan Marcho saat bekerja.
Hidupnya yang sebatang kara setelah melarikan diri dari mansion utama keluarganya yang sangat penuh dengan peraturan, membuat Livy harus berjuang seorang diri untuk melanjutkan hidupnya.
Melarikan diri ke kota lain yang tidak pernah Livy injak sebelumnya bukanlah hal yang mudah untuk Livy. Untungnya ia bertemu dengan Cintya yang dengan baiknya mau menerima Livy yang saat itu tidak memiliki apa-apa.
Cintya mempersilakan Livy tinggal di kost bersamanya selama satu bulan sampai Livy mendapatkan pekerjaan.
Sejak itu, keduanya sangat dekat sampai akhirnya Livy memperoleh pekerjaan. Setelah mendapatkan gaji pertamanya, ia memilih menyewa kamar kost yang berdampingan dengan kamar kost Cintya.
“Cintya!” teriak Livy sambil menggedor kamar sahabatnya yang terkunci dari dalam.
Teriakan Livy kali ini membuat Cintya yang baru saja memejamkan matanya langsung melompat terkejut dan membukakan pintu untuk Livy.
“Kamu kenapa sih teriak-teriak?” protes Cintya dengan matanya yang memerah.
“Kaget tahu gak sih. Ganggu orang tidur saja!” lanjut Cintya sambil memijat kepalanya yang sedikit terasa pusing karena ulah Livy.
“Gawat, Cint! Gawat!” ucap Livy sambil terus saja berjalan mondar mandir.
Cintya langsung menarik tangan Livy dan mendudukkannya di tepi ranjang miliknya.
“Duduk, deh! Cerita baik-baik sama aku!” pinta Cintya.
“Aku sudah berhasil bikin Mark Lee babak belur!” ucap Livy sambil mengatur nafasnya.
“Bagus, dong! Kalo perlu sampai mati sekalian karena aku sudah gak sudi lagi punya calon suami kayak dia!” balas Cintya berapi-api mengingat pernikahannya yang akan digelar 2 bulan lagi kini harus berakhir seperti ini hanya karena Mark selingkuh di belakangnya.
“Tapi sebelumnya aku salah masuk apartemen. Udah gitu, aku ngelakuin banyak kesalahan kali ini!”
Cerita Livy kali ini membuat Cintya mengerutkan dahinya. "Maksudnya apa? Kamu menghabisi Mark Lee di Apartemen Nomor 243 kan?" tanya Cintya.
Livy pun langsung menggelengkan kepalanya. "Bukan, Cint. Aku menghabisi dia di lift dan aku justru masuk ke dalam Apartemen Nomor 234," jawab Livy yang kemudian menceritakan apa yang terjadi di apartemen tersebut.
Mulai dari ia mengaku hamil anak Marcho sampai saat ia melakukan pembelaan diri agar terlepas dari Marcho.
"Marcho?" gumam Cintya sambil mengingat ingat dimana ia mengenal nama Marcho.
"Iya Cint, Bos aku di Mc Energy!" ucap Livy sambil memijit kepalanya yang mulai berdenyut.
"Jadi, mulai sekarang aku harus segera cari pekerjaan lain agar tidak akan pernah lagi bertemu dengan Marcho Albert.
"Nah, kebetulan Livy. Carl Hotel sedang mencari Manager baru. Aku rasa kau bisa mengirim surat lamaran pekerjaan di tempatku bekerja. Jadi kita bisa berangkat bekerja bersama-sama, bukan?" tawar Cintya.
"Tenang saja, aku akan meloby HRDnya agar menerima mu menjadi karyawan baru!" lanjutnya lagi.
"Benarkah, Cintya?" tanya Livy dengan mata yang berbinar.
"Kau memang benar-benar sahabatku." Livy langsung memeluk Cintya dengan erat.
"Besok aku langsung mengajukan surat pengunduran diri dan mengirimkan lamaran kerja di hotel Carl."
...💕💕💕...
Keesokan harinya, Livy langsung menemui Chief Marketing Officer untuk mengajukan surat pengunduran diri.
Sebelumnya Livy memang sudah memberi kabar via chat jika mulai hari ini dia akan mengundurkan diri. Jadi pagi ini Livy tinggal menyerahkan surat pengunduran diri saja secara resmi.
"Selamat pagi, Pak Jodi!" sapa Livy menghadap CMOnya (Chief Marketing Officer) yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya sambil membelakangi Livy.
"Seperti yang saya beritahukan semalam, ini surat pengunduran diri saya, Pak!" lanjutnya lagi sambil meletakkan surat pengunduran dirinya di atas meja.
Kursi yang ada di hadapan Livy pun berputar, "Apa kamu fikir begitu mudah untuk melarikan diri dari saya, Livy Cantika?"
Livy langsung membelikan matanya dan menelan ludahnya kasar saat melihat bukan Pak Jodi yang duduk di kursi kebesarannya, melainkan justru Marcho Albert yang memiliki kedudukan sebagai CEO perusahaan.
"Mati aku kali ini!" gumam Livy pelan yang sudah bersiap untuk melarikan diri.
Kali ini ia memperhitungkan kecepatannya berlari menuruni anak tangga darurat karena ia tidak mungkin menunggu pintu lift terbuka.
Tanpa pikir panjang lagi, Livy langsung berbalik untuk melarikan diri. Sayangnya, tiga orang bodyguard Marcho sudah berdiri tegap di belakangnya dan siap mencekal Livy yang berusaha melarikan diri.
"Mau kemana, Livy?" tanya Marcho yang sudah mulai mendekat ke arah Livy berdiri.
"Mencoba melarikan diri setelah melakukan kesalahan fatal, hah?" gertak Marcho yang kini sudah berdiri di hadapan Livy.
'Okey, tidak ada cara lain lagi selain tersungkur di depan Bos Marcho dan meminta maaf. Setelah semuanya lengah, aku akan segera melarikan diri!' gumam Livy dalam hati.
"Bos, saya mohon maafkan saya!" ratap Livy yang langsung tersungkur di kaki Marcho.
"Saya benar-benar tidak sengaja melakukan kesalahan kemarin. Saya mohon maafkan saya, Bos!"
"Saya janji setelah ini saya tidak akan menampakkan diri lagi di hadapan anda!" ucap Livy yang sudah mulai terdesak.
"Apa kamu fikir saya obral maaf?" tanya Marcho.
"Dasar cewek gak tau diri!" gertak Marcho tepat di hadapan Livy.
Sayangnya gertakan Marcho kali ini tidak membuat Livy gentar sedikit pun.
"Saya sama sekali tidak pernah berfikir seperti itu Bos!" jawab Livy.
"Saya benar-benar minta maaf, bukan beli maaf yang anda obral karena tentunya saya tidak memiliki uang yang banyak untuk membelinya!" lanjut Livy lagi membuat Marcho semakin geram dan kemudian berjongkok di depan Livy sambil menarik kerahnya.
"Apa yang membuat nyalimu sebesar ini, Livy, sampai berani meminta sesuatu dariku yang sudah kau buat rugi berkali-kali?!" tanya Marcho dengan tatapan yang begitu tajam.
Livy yang mulai merasa sesak pun langsung menepis kasar tangan Marcho yang kini menarik kerahnya.
"Saya hampir mati tidak bernafas jika anda seperti ini, Tuan!"
Marcho langsung mengibaskan tangannya yang sedikit panas akibat tepian tangan Livy.
'Sial, gadis ini ternyata tidak seperti yang aku kira! Bisa-bisanya dia memperlakukan aku seperti ini!' gumam Marcho dalam hati.
"Tolong anda katakan secara baik-baik kepada saya! Apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan saya kemarin?" tanya Livy sambil merapikan pakaiannya.
"Menikah denganku!" pinta Marcho dengan tegas sambil berdiri meninggalkan Livy dan kembali duduk di kursi.
...💕💕💕...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒗𝒚 𝒃𝒂𝒓" 🤭🤭🤭
2024-07-26
0
Wiwik Murniati
hahahaha cerita asik dan kocak thor,,,👍👍👍
2024-04-14
0
Ita rahmawati
bilang aja baik² sih klo mau ngajak nikah mah gk usah galak² bos 😂😂
2023-12-05
0