Livy terus saja berpikir bagaimana caranya agar ia bisa melepaskan diri dari Marcho. Sampai ia tidak sadar jika sedari tadi Marcho diam-diam memperhatikannya.
“Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku, Livy!” gertak Marcho membuyarkan lamunan Livy seolah ia sangat tahu apa yang sedang Livy pikirkan saat ini.
“Itu sangat tidak mungkin Tuan Marcho. Bukankah bodyguard Anda sangat banyak? Jadi mana mungkin saya bisa melarikan diri!” balas Livy.
“Siapkan jawabanmu dengan benar jika nanti mommy banyak bertanya tentangmu! Jangan lupa untuk menjawab setiap pertanyaannya dengan jujur!” timpal Marcho lagi sambil mengalihkan pandangannya ke arah jalanan kota.
“Siap Tuan!” balas Livy.
“Dan jangan lupa untuk menyiapkan panggilan khusus untukku, saat kita berada di depan Mommy!” lanjut Marcho lagi membuat Livy kini harus berpikir keras panggilan apa yang cocok ia sematkan untuk memanggil pria yang kini duduk di sampingnya.
“Hei!” gertak Marcho yang kembali membuyarkan lamunan Livy.
“Siapkan panggilan khusus untukku!” titahnya lagi membuat Livy menghela nafasnya panjang.
“Iya, Tuan. Ini sedang saya pikirkan bagaimana saya harus memanggil Tuan!” balas Livy.
“Dasar lemot! Panggil aku ‘beb’ saat di depan Mommy!” titah Marcho yang seketika membuat Livy langsung tertawa.
“Apa? Beb?”
“Oh Noo! Ini benar-benar panggilan terburuk yang keluar dari bibirku!” gumam Livy yang langsung mendapat tatapan tajam dari Marcho.
“Apa kamu bilang?!” sarkas Marcho sambil mengikis jaraknya dengan Livy.
“Eh, tidak ada, Tuan!” balas Livy. “Maafkan saya!” Livy langsung menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
“Panggil aku, beb!” titah Marcho dengan gertakan khasnya.
Livy pun langsung menuruti perintah dari Tuannya itu dari pada nanti amukannya semakin berkepanjangan.
“Maafin aku ya, Beb!” ucap Livy manja membuat Marcho menelan ludahnya kasar.
Ia pun langsung kembali menjaga jaraknya dari Livy dan memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela mobil.
“Gimanaa Tuan? Sudah pas bukan?” tanya Livy yang hanya dijawab Marcho dengan deheman singkat.
Tak lama kemudian mobil mereka pun sudah memasuki bandara. Sopir Marcho pun langsung memberhentikan mobilnya di pintu kedatangan sebelum ia menuju ke tempat parkir. Kesempatan ini pun langsung digunakan Livy dengan sebaik-baiknya.
Ia sengaja melepas heels nya sebelum keluar dari mobil dan bersiap untuk melarikan diri. Gerakan Livy yang sangat gesit dalam berlari membuat Marcho yang tergagap dan tidak bisa mengejarnya. Begitu juga dengan sopirnya yang masih harus menuju ke tempat parkiran mobil.
“Sial!” rutuk Marcho yang kali ini bisa kecolongan.
Ia pun segera menghubungi body guard nya untuk merapat ke bandara dan mencari keberadaan Livy. Dengan geram Marcho pun berjalan menuju ke arah di mana Livy melarikan diri. Sayangnya, ia harus berputar balik untuk masuk ke pintu kedatangan karena sebentar lagi pesawat yang ditumpangi oleh Mommynya akan landing.
“Aku benar-benar salah perhitungan kali ini!” gerutu Marcho kesal.
“Seharusnya aku tidak lengah dan tetap membawa beberapa body guard untuk mengawasi Livy! Gadis ini benar-benar sangat menyusahkan! Awas saja jika ketemu, aku akan membuat perhitungan dengannya!”
“Ck, jika seperti ini, Mommy pasti akan kecewa!”
Sedangkan di sisi lain, Livy kini sudah mulai bernafas lega bisa terlepas dari Marcho. Ia pun menatap ke arah kakinya yang sudah mulai menghitam akibat berlari tidak mengenakan alas kaki.
“Aku harus segera mencari kamar mandi untuk mencuci kaki dan setelah itu aku akan memesan taksi online dan berkemas untuk pindah kost!” gumam Livy yang segera mencari toilet terdekat untuk mencuci kakinya.
Setelah mencuci kakinya dan kembali memakai heelsnya, Livy dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba terhuyung di depannya dengan nafas yang tersengal-sengal. Dengan sigap Livy pun langsung menangkap tubuh wanita tadi agar tidak terjatuh dan mendudukkannya di kursi.
Wanita tadi memberikan kode kepada Livy untuk mengambil sesuatu di dalam tasnya. Dengan cepat Livy membuka tas tersebut dan ia berhasil mendapatkan obat asma hirup. Livy pun langsung melepaskan tutup inhaler lalu mengocoknya selama 5 detik dan memberikannya kepada wanita yang sedang tersengal-sengal di depannya.
“Thank you very much,” ucap wanita yang ada di hadapan Livy saat nafasnya mulai teratur.
“You’re welcome!” jawab Livy sambil memapah wanita tersebut dan membantunya berdiri.
Livy pun terus memapah wanita ini setidaknya sampai ia bertemu dengan keluarganya yang kemungkinan sedang menunggu di depan kamar mandi.
Namun betapa terkejutnya Livy saat mendapati Marcho sudah berdiri tegap di depan kamar mandi. Seharusnya ia masih bisa melarikan diri dari Marcho, sayangnya ia tidak mungkin melepaskan wanita yang baru saja sesak nafas ini begitu saja.
Senyum seringai Marcho pun langsung tercetak jelas di wajahnya saat mendapati Livy justru datang menyerahkan dirinya sendiri. Bahkan kali ini ia justru sedang memapah Mommynya.
“Marcho, my asthma relapsed and fortunately there was this beautiful woman who helped me!” ucap Mommynya Marcho yang mengatakan bahwa asmanya baru saja kambuh, untungnya ada wanita cantik yang menolongnya kali ini.
‘What?! Ternyata wanita yang aku tolong ini mommynya Tuan Marcho?!’ teriak Livy dalam hati.
‘Oh My God! Aku benar-benar tidak bisa berkutik kali ini!’ batin Livy sambil menghela nafasnya panjang.
Pelariannya kali ini gagal total karena ia justru seperti penjahat yang menyerahkan dirinya kepada polisi.
Dengan cepat Marcho pun langsung mendekati Livy dan melingkarkan tangannya di pinggang Livy dengan sangat erat.
“Mommy, This is Livy! She is mine and your future daughter in law!” ucap Marcho memperkenalkan Livy sebagai miliknya dan juga calon menantu mommynya.
“Oh My God, This is Livy?!” pekik Mommy dengan raut wajahnya yang sangat gembira. Ia pun langsung memeluk Livy yang kini masih dalam rengkuhan Marcho.
“I’m Merry, and you can call me, Mom Merry!” ucap Mommy Marcho memperkenalkan dirinya.
Dengan kikuk Livy pun membalas pelukan Mom Merry karena dengan begitu ia bisa melepaskan dirinya dari rengkuhan Marcho. Mom Merry tampak sangat gembira bisa bertemu dengan Livy kali ini dan Livy sendiri sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi di depan Marcho maupun Mommynya.
Saat Livy hendak masuk ke dalam mobil bersama Mommynya, Marcho langsung menarik tangan Livy dan menahannya.
“Mom, Livy masih harus ke kantor bersamaku. Sedangkan Mommy akan diantar langsung ke apartemen!” ucap Marcho kepada Mommynya.
“Okey, Son!” balas Mom Merry sambil melambaikan tangannya.
“See you, Livy!” sapa Mom Merry dan Livy pun langsung membalas lambaikan tangan wanita tua yang baru saja ia tolong.
Selepas mobil yang ditumpangi Mommynya bergerak menjauh, Marcho pun langsung menarik Livy untuk masuk ke dalam mobilnya.
“Cih, aku pikir kau adalah wanita yang hebat bisa melepaskan diri dariku, Livy. Namun ternyata dugaanku salah besar!” ucap Marcho dengan nada yang terdengar begitu melecehkan Livy.
“Persiapkan dirimu untuk menerima hukumanku kali ini!” tegas Marcho dan Livy langsung menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
“Dan persiapkan dirimu untuk pernikahan kita, besok!” lanjutnya lagi membuat mulut Livy langsung menganga lebar.
“Apa?!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒗𝒚 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓" 𝒃𝒂𝒓" 😅😅😅
2024-07-26
0
Wiwik Murniati
hahaha,,,,😂😂😂😂😂😂,,livi livi gadis nekat
2024-04-15
0
Ita rahmawati
main nikah aja
2023-12-05
0