“Sudah lah Sean, aku hanya ingin hidup tenang di sini, jadi aku mohon pada mu untuk mengerti,” ujar Amber lemah.
Sean terdiam sesaat, tubuhnya ingin berlari mencari Deliah dan meneriaki wanita itu untuk tidak mengganggunya lagi, namun pikirannya ini tetap disini bersama Amber dan Earl. “Baiklah kalau begitu, aku pastikan hidup mu aman dari gangguan Deliah, aku akan datang menemui Earl seminggu dua kali,” jawab Sean dengan berat.
Amber mengangguk dan senyum tipis mulai terlihat dari bibir itu, “Terimakasih Dr.Sean.”
“Hei, tidak ada kata dokter di pertemuan kita,” protes Sean.
“Tapi lebih aman dan cocok aku memanggil mu itu, kau akan mendapatkan tingkatan baru di rumah sakit bukan?” kekeh Amber. Ia menatap Sean sambil menegakkan tubuhnya. “Kau ingin bertemu Earl?”
Sean menganggukkan kepalanya cepat. “Tentu saja,” jawab Sean. Mereka pun berjalan menyusuri gang, membicarakan rencana Amber untuk kedepannya seperti apa.
Semanjak itu, pertemuan mereka menjadi terbatas, Sean hanya datang untuk memeriksa Earl dan Amber sibuk dengan pekerjaan barunya, saat malam hari, Amanda yang bekerja dan Amber yang menjaga Earl. Begitulah perputaran hidup selama setahun ini, gaji Amber selalu habis untuk membeli obat dan alat untuk merawat Earl di rumah, tabungan Amber dan Amanda masih jauh untuk memulai operasi Earl.
Usia Earl kini memasuki satu tahun lebih enam bulan, bayi kecil itu kini sudah menggemaskan dan tumbuh dengan ceria, hanya saja tubuhnya tidak sebesar anak kecil normal di luaran sana, Earl bahkan sudah satu tahun ini tidak keluar rumah selain memeriksa sebulan sekali kerumah sakit Sean, beruntungnya Earl masih tetap ingin merangkak dan mulai berdiri menggapai benda di sekitarnya.
Dan kini, Amber sedang berada di kantornya, jam makan siang baru saja ia lewati karena masih banyaknya tugas yang menumpuk. Amber ingin semua tugasnya selesai dan saat waktu pulang pikirannya hanya terfokus pada Earl, bukan masalah pekerjaan lagi. “Mrs. Amber, ini laporan yang sudah aku buat, bisakah kau memeriksanya dan memberikan tandatanga?” ujar seorang wanita yang lebih muda dari Amber, ia begitu manis dan selalu tersenyum ceria di kantor ini.
Amber membalas senyuman itu dan menerima map yang di berikan. “Baiklah Vi, aku akan mengantarkannya keruangan mu jika sudah selesai aku periksa,” jawab Amber ramah.
“Oh tidak perlu Mrs. Amber, biar aku saja yang kemari nanti,” ujarnya cepat. Deringan ponsel Amber membuat keduanya mengalihkan pandangan pada benda itu, dengan kerutan samar di kening Amber ia mengambil ponselnya, Amanda. “Aku permisi Mrs. Amber,” ucap Vi sambil tersenyum.
Amber mengangguk cepat, ia mengangkat panggilan dari Amanda. “Hallo,” sapa Amber pelan, ia tahu jika Amanda menelfonnya ada sesuatu yang tidak baik, dan Amber sangat berharap jika ini bukanlah masalah Earl.
“Amber, Amber bisakah kau pulang? Aku dan Dr. Smith sedang di perjalanan menuju rumah sakit, Earl mendadak rewel dan demam, Dr. Smith tidak mengatakan apapun dan langsung membawa kami ke mobilnya,” ucap Amanda dengan nada panik dan tergesa.
Amber memejamkan matanya, cobaan hidup tampaknya belum puas menimpa Amber. “Aku akan menyusul kalian, aku ke rumah sakit sekarang,” jawab Amber cepat, ia mengambil tas dengan tergesa, keluar dari ruangannya dan memesan sebuah taxi dari ponselnya, ia masuk ke dalam lift dengan perasaan tak menentu, selama setahun ini tidak ada yang menunjukkan jika kondisi Earl menurun.
Saat pintu lift terbuka, Amber keluar dari kantor, mencari nomor mobil yang ia pesan. Sebuah jendela mobil terbuka dan berhenti di hadapannya. “Kau nona Am,,”
“Ya! Aku,” ujar Amber cepat tanpa menunggu ucapan supir sampai selesai. Ia masuk dan duduk dengan tak tenang di belakang sana, menyuruh sang supir untuk mengendarai dengan cepat kerumah sakit.
Setelah mobil berhenti, Amber dengan cepat berlari masuk, mencari ruangan Earl. Amber menghentikan larinya saat melihat Amanda tengah duduk dengan perasaan yang gelisah. “Amanda, bagaimana?”
“Amber! Dr. Smith sedang di memeriksanya bersama dokter lain, kita di suruh menunggu nya disini. Sean sedang di luar kota dan ponselnya tidak aktif sama sekali.”
“Sean sedang sibuk disana, dan tiga hari lagi akan pulang,” jawab Amber.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, pintu ruangan itu terbuka, Amber dan Amanda dengan cepat berdiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments