Pemuda yang kini di rawat Lanmei perlahan mulai membaik. Dengan cekatan Lanmei membalurkan tanaman herbal setelah di haluskan ke sekujur tubuh luka sang pemuda yang sebelum nya di bersihkan terlebih dahulu agar tidak iritasi. Setelah selesai dengan pengobatan tersebut Lanmei mengumpulkan bahan obat untuk pemulihan diri nya sendiri. Dan oh ya, Lanmei dalam dunia nya telah sembuh dari penyakitnya dan hanya terus berpura-pura melanjutkan dramanya agar dapat melihat jelas watak asli orang terdekat nya. Dengan perlahan namun pasti dia bangkit setelah selesai dengan obat-obatan tersebut. Kini, ia mulai melakukan praktek pembuatan racun guna senjata melindungi diri sendiri ketika berada di luar.
Pergerakan terlihat dari sang pemuda yg terbaring di samping nya. Lantas Lanmei mengecek kondisi pemuda tersebut. Akhirnya, dengan menghela nafas lega ia berkata " Beruntung dirimu tidak ku cincang setelah perbuatan yang sangat ku benci "
pemuda " engghh...... terimakasih"
Lanmei " tidak semudah itu dirimu akan lepas dariku. kau harus bertanggung jawab bung."
pemuda " (mengerenyitkan dahi tak paham) tanggung jawab dari mencium pipi kah ( menaikkan alis menggoda)"
Lanmei " Weh ekspresi macam apa itu sungguh konyol "
pemuda " apa "
Lanmei " kau.... ah lupakan "
pemuda " aku benar-benar mengucapkan terimakasih ku pikir sudah berada di akhirat"
Lanmei " jangan senang dulu setelah kutarik susah payah dari ambang kematian. kau bersihkan diri saja terlebih dahulu agar tampak lumayan menarik dengan tampang seperti ini membuat ku jijik "
pemuda " dasar ****** kejam "
Lanmei " what?? kau mengatai ku ****** dasar idiot tak berperasaan. begini caranya mengucapkan terimakasih. kau menyayat luka di hati. perih rasanya"
pemuda " bahasa apa lagi yang kau gunakan "
Lanmei " bahasa planet "
pemuda " ini.... ??? ( kebingungan sendiri)"
Tanpa memperdulikan lagi ucapan-ucapan asing dari gadis di hadapan nya sang pemuda lebih memilih bergegas pergi ke sungai membersihkan diri. Dimana dirinya yang suka kebersihan merasa risih dengan keadaan nya saat ini.
Di lain tempat Lanmei tengah termenung. Dimana ia tak mengenal sama sekali dunia antah berantah ini membuatnya merasa kecil lagi bodoh. Di dunia nya tak pernah sekalipun ia membaca tentang novel bergenre kolosal seperti ini. Dunia nya di sibukkan dengan penelitian serta latihan fisik lainnya. Jika dipikir kenapa masih banyak yang membencinya. Padahal, dirinya bukan tipe orang yang suka memprovokasi orang lain.
Sang pemuda yang telah selesai, menatap bingung dengan gadis yang menyelamatkan hidupnya. Serasa beban hidupnya banyak dan berat. Perlahan pemuda tersebut mendekatinya.
pemuda" ku pikir kau orang yang suka menyibukkan diri ternyata kau hanya seorang pelamun tingkat dewa "
Lanmei " stop berbicara suara mu bagai kumbang yang menyinyir di atas rerumputan. Sangat-sangat sumbangan dan tak enak di dengar"
pemuda " kau benar-benar ****** kecil kejam. Tak adakah sedikit hati nurani mu "
Lanmei " hmmm"
pemuda " kk-aa-uu.. kau.. bedebah ( hampir muntah darah )"
Lanmei " jangan teriak aku dapat mendengar dengan baik. Ok. Oh ya karena aku berbaik hati sebaiknya terus rawat dirimu sendiri. Racun di dalam tubuh mu belum seutuhnya hilang di karenakan bahan obat yg tidak memadai. Kalau begitu aku akan pergi jangan ikuti langkah ku lagi. Aku tak peduli dengan imbalan apapun. Kau tak muncul di dalam hidupku sudah sangat berterimakasih sekali."
Setelah panjang lebar Lanmei berkata, ia langsung pergi dan tak menoleh lagi. Rasanya lapar namun tak ada yang dapat dia makan. Hanya ada hamparan yang kosong tak ada buah atau apapun yang dapat di konsumsi. Kondisi fisik nya mulai membaik, tidak selemah dulu. Sedang sang pemuda yang di tinggal melenggang pergi begitu saja langsung merasa geram bukan main. Dia yang seorang raja yang di hormati serta di takuti di wilayah ini harus menelan pil pahit dengan penghinaan, pergi ditinggal sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
yusuf syaifullah
emang enak di tinggal sendiri
2024-02-04
0