..... .....

Dalam perjalanan pulang Yong Yan semakin tak sedap di pandang. Putri nya saja, Yong Shu yang di kenal putri kebanggaan serta di manja saja takut hingga tak berani bersuara walau beda kereta kuda. Perlu di ketahui awalnya Yong Yan akan menggunakan kereta kuda namun urung merasa lebih baik menggunakan kuda saja maka dari itu Yong Yan berada di belakang kereta kuda Yong Shu. Yong Shu ini model tipikal yang suka cari muka dan ketenaran tak wajar jika sering kali ikut Yong Yan namun tetap pada tau batasan juga. Yong Shu yang berada satu kereta dengan Yong Lanmei merasa sesak hingga tak dapat mengungkapkan walau sekata pun nyatanya hatinya bergemuruh bagai badai melanda. Di lain itu Yong Shu juga takut dengan kemarahan Yong Yan jika ia bertindak impulsif saat ini. Yong Shu memandang rendang Yong Lanmei. Rasanya ingin mencakar habis serta mencabik-cabik Yong Lanmei hingga tulang belulang nya sekalian.

Perjalanan memakan waktu dua jam lebih dan akhirnya tiba juga di kediaman. Selir Lu Hairan yang mendapat kabar Yong Yan telah kembali segera merapihkan pakaian nya dan bergegas menyambutnya. Tak di sangka saat ini Lu Hairan sangat terkejut setengah mati setelah melihat adanya Yong Lanmei di antara mereka. Sebelum selir Lu Hairan buka suara, Yong Yan telah melangkah dulu dan berteriak agar lekas masuk. Di halaman utama bukan hanya Yong Yan seorang. kini tampak juga nenek nya Yong Mei, kakaknya Yong Jun serta pelayannya Xiamei. Mereka orang yang diam-diam sayang dan selalu melindungi Lanmei namun Lanmei tak pernah menganggap semua itu tulus serta penyesalan itu berakhir sia-sia. Di samping itu ada pula Selir Lu Hairan serta putri nya Yong Shu beserta pelayan pribadinya. Tak hanya itu ada juga selir Xi Jiansin yang mana belum memiliki anak. Pernah waktu itu mengandung entah karena apa selir Xi keguguran.

Kembali ke topik Yong Yan sangat marah dan dengan suara yang menggelegar bagai halilintar hingga membuat seluruh orang yang hadir terjengkit kaget, hanya Lanmei yang tenang setenang air mengalir tanpa buih ombak.

Yong Yan " Lanmei anak durhaka, cepat berlutut dan renungkan kesalahan mu sebelum berkata "

Yong Mei " Kenapa kau ini Yan, sungguh tak paham setiap kali ada saja keributan tak pernah damai sehari pun. Kau ini ingin melihat tua renta ini segera menjemput ajalnya. "

Yong Yan " bu, ini semua ulang Lanmei. andai saja tidak mencari masalah tak mungkin aku sampe seperti ini."

Yong Lanmei " bersujud jangan mimpi. kau tak pantas untuk di hormati pun tuk pantas di sanjung setinggi langit. hanya orang bodoh yang mau mencari muka untuk menyenangkan mu yang tua berkalang tanah sebentar lagi."

Yong Shu " ayah tolong jangan marah. mungkin kakak hanya sedang lelah karena baru kembali"

selir Lu Hairan " jaga sopan santun mu Yong Lanmei. Bagaimana pun ia adalah ayah mu. Sikapmu ini tak tercermin putri bangsawan sama sekali. "

Lanmei " bulshit dengan omong kosong kalian muka-muka rubah licik"

Yong Yan " LANMEI HENTIKAN UCAPAN MU DAN PERGI KE AULA LELUHUR RENUNGKAN KESALAHAN MU. INI HANYA HUKUMAN RINGAN. JANGAN MELEWATI BATAS. JIKA SAJA KAU BERTINDAK GEGABAH LAGI MAKA HUKUM KELUARGA JALAN KELUARNYA."

Yong Jun " ayah, apakah harus dengan gertakan untuk bicara dengan Meimei. ia masih belum dewasa, belum paham dunia luar. Dan apakah ayah harus seperti ini juga menghukum Meimei yang baru kembali. Bahkan aku saja terkejut dan bahagia Meimei pulang dengan selamat setelah perjalanan panjang pencarian yang tak membuahkan hasil sama sekali. Tolong turunkan lah ego ayah dikit"

Yong Yan " Jangan membantah dan jangan berbicara lagi " berlalu pergi meninggalkan aula utama.

Selir Lu Hairan mencibir serta pandangan mata yang tak mengenakkan itu jangan lupa kan putrinya pula hingga tangan Lanmei gatal rasanya ingin menampar atau mencolok matanya. Dengan hati ruwet serta gundah Lanmei sesaat hanya dapat mengikuti perintah ayahnya. Tuk saat ini belum ada kekuatan serta pendamping yang berkuasa. Jika terus melawan yang ada hanya akan mengantarkan nyawa kepada maut. Susah payah Lanmei berusaha menerima kenyataan malah ingin mengantar nyawa lagi hooo tidak sebodoh itu juga pikiran Lanmei.