BAD BOY AND BAD GIRL

Saat sedang berbincang dengan Nadia tiba ada junior yang datang ke kelasku,

Junior itu berkata

" Kak! Kakak di suruh pergi ke kantor kepala sekolah sama pak Yoga " ujar gadis itu.

" Kenapa " tanyakku datar.

" Tidak Tau kak! Tadi aku hanya pas lewat di sana dan di panggil pak Yoga untuk manggil kak Meca. " ujar juniorku yang bernama Kayla tersebut.

" Udah! Loe boleh pergi " ujarku datar.

" Anj***g si Clara! Napa lagi sih si anak biang onar itu. Bikin susah saja " umpatku dalan hati seraya menggebrak meja.

Setelah menangkan diri aku pun melangkah menuju ruangan kepala sekolah.

Sesampainya di sana aku melihat banyak orang termasuk tuan Aiden Aldero yang terhotmat termasuk Amelia. Aku hanya mendengus kesal, malas sekali rasanya berhadapan dengan ketiga orang ini.

Saat pandanganku mengarah ke kanan ternyata

Degg

Kevin yang sedang menatapku tajam, aku melihat seringai kejam. Rasanya aku tak sanggup berdiri karena sangking lemasnya.

Setelah aku memalingkan wajahku ke arah lain. Dan menenangkan diri aku memberanikan diri bertanya pada pak kepala sekolah.

" Maaf pak! Ada apa bapak memanggil saya " tanyaku pada beliau.

" Oh iya Mec! Berdasarkan pengakuan Clara kamu terlibat dalam pembulyan anak murid baru yang bernama Alleta Putri Bramasta. Jadi apa itu benar tanya pak kepala sekolah.

Mendengar pertanyaan itu aku hanya tersenyun kecut sambil menatap tajam ke arah Clara.

lalu berkata,

" Apa kalau dia berkata saya pelakunya maka kalian semua akan percaya hah. Ini negara hukum tak ada bukti maka jangan menunjuk seseorang bersalah. "

Sambil berjalan ke arah Clara aku bertanya pada Clara

" Loe bilang gue terlibat apa loe punya bukti sampai loe berani nuduh gw Clara " tanyaku penun intimidasi.

Aku lihat dia gelisah karena ketakutan, karena dia diam saja aku kehilangan kesabaranku lalu membentakknya

" Jawab! Clara " bentakku padanya.

Mendengar aku membentak anak kesayangannya aku lihat papa mengangkat tangannya sambil ikut membentakku beliau berkata

" Cukup Meca! Jangan keterlaluan kamu sama adikk kamu Clara " bentaknya marah dengan tangan yang masih di udara.

Aku yang mendapatkan bentakkan itu merasa tak takut justru malah menantangnya untuk menamparku.

" Ayo Tampar! kenapa belum juga papa menampaarku. Tamparr bentakku kesal. Tak ku ada lagi rasa hormatku padanya. Selama ini aku selalu mengalah dengan putri kesayangannya tapi hari ini aku tak akan mau jadi tumbal lagi.

Tak ku hiraukan tatapan semua orang yang ada di dalam ruangan itu karena emosiku telah menguasaiku.

Aku lalu berkata

" Selama ini aku diam saja setiap papa menghukum aku atas pengaduan anak papa itu tapi hari ini aku Meca Anjelista bukan lagi putri anda tuan Aiden Aldero. Putri anda yang bernama Meca Anjelista sudah mati dan saya Meca Anjelista yang tak memiliki ayah alias seorang yatim " ujarku dingin.

Mendengar ucapanku papa terlihat marah dia seperti tak terima karena aku mengatakan dia telah meninggal lalu papa berkata

" Apa apaan ini Meca! Keterlaluan kamu mengatakan kalo papa telah mati. Jangan kurang ajar kamu " bentaknya.

Aku menatapnya sambil menyeringai,

Lalu berkata.

" Kenapa? Anda tak terima aku katakan telah meninggal. Sekarang aku bertanya pada anda. Apa anda pernah ada buat saya sebagai sosok seorang ayah. Apa pernah anda berperan sebagai seorang ayah buat saya " tanyaku meremehkannya.

Aku melihat papa mematung, dia terdiam tak mampu menjawab, aku yang melihatnya hanya mematung tersenyum getir lalu berkata

" Kenapa tak menjawab? Apa anda mendadak menjadi bisu atau karena apa yang aku katakan benar adanya " ujarku meremehkannya.

Lalu akupun melanjutkan ucapanku

" Selama ini aku dan mama terus mengalah, membiarkan anda bertindak sesuka anda. Aku diam saja saat anda mengabaikanku.

Aku selalu mengalah dan memikul kesalahan yang di perbuat oleh anak emas anda tapi hari ini aku sudah sampai pada batasanku. Jika aku mendapatkan bukti bahwa aku tak bersalah maka aku Meca Anjelista akan menarik saham yang ada di Aldero Corp atas namaku. Aku tak sudi anda membiayai wanita anda dan putri anda dengan uangku sementara aku dan mamaku tak pernah anda nafkahi. Keputusan ini adalah keputusan mutlah tak bisa di ganggu gugat " ujarku tampa memberi kesempatan pada papa untuk membantah.

Setelah berkata begitu aku pun menelpon pengacaraku dan meminta anak OSIS untuk mengumpulkan bukti secara adil.

Saat telpku tersambung aku berkata

" Hallo om Arga! Bisa ke NUSA BANGSA sekarang Meca butuh pendampingan om. Soal masalahnya nanti akan Meca ceritakan kalo om sudah sampai "

".......... ......"

" Baik om! Meca tunggu kedatangan om "

Setelah aku berbicara pada pengacaraku by phone

Lalu aku memintak kepada kepala sekolah untuk mengecek cctv saat kejadian.

Aku berkata

" Pak bolehkah saya meminta seseorang mengecek rekaman CCTV saat kejadian untuk mengungkapkan kebenaran ini dan membersihkan nama saya pak " izinku pada pak kepala sekolahkubyang bernama pak Brian.

Mendengar permintaanku beliau mengizinkannya karena ini demi mengungkap kebenaran.

Papa yang sejak tadi mematung akhirnya bersuara,papa berkata

" Mec! Masalah ini bisa kita bicarakan secara kekeluargaan kan. Enggak harus dengan emosi kayak gini. Kenapa harus sampai ke penarikkan saham segala sih. Ayolah Mec, papa janji akan berubah dan berbuat adil pada kamu dan Clara jadi kamu jangan perpanjang masalah ini yah " ujar papa membujukku.

Tapi sayangnya aku tak tertarik untuk mendengarkan keinginan papa karena aku sudah muak sama semua ketidak adilan yang papa lakukan padaku.

Aku hanya diam saja dan teringat aku harus mengabari mama soal masalah penarikan saham ini. Akupun menelpon mama,setelah tersambung lalu aku berkata

" Hallo ma! Mama bisa datang ke sekolah. Aku sedang ada masalah dan sekarang lagi di ruang

kepala "

"............................."

" Ok ma! Aku tunggu ya ma. Ini aku juga ada hal penting yang harus aku beritahukan ke mama "

"......... .......... "

" Ok ma "

Papa sepertinya tak juga menyerah untuk membujukku. Tapi aku hanya diam saja tak mengatakan apapun lagi.

Sampai om Arga datang lalu mama yang tertegun sejenak di pintu sebelum masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.

Tak lama kemudian anak OSIS yang di berikan perintah untuk mengecek kebenaran CCTV itu datang dan memberikan hasil rekamannya pada pak Bryan. Lalu setelah mengecek rekaman itu pak Bryan langsung memperlihatkan hasil rekaman itu pada papa dan yang lainnya termasuk keluarga Bramasta termasuk Kevin.

Baru setelah itu papa menyadari kesalahannya yang terlalu mendengarkan ucapan Clara. Tapi semua terlambat. Aku sudah membuat keputusan karena aku ingin memberi pelajara pada Clara agar dia tidak sombong.

Saat aku menceritakan keputusanku pada mama,mamapun tak melarangku dan mendukung keputusanku karena mama juga ingin memberi pelajaran pada papa supaya papa jangan bertindak gegabah ke depannya dan tak menganggap remeh akau dan mama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!