Tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang saat ini tengah di rasakan oleh Satriya, perasaannya campur aduk, antara senang dan bingung itu lah yang dia rasakan saat ini, di mana saat ini wanita yang dia cari, datang menghampiri dia yang sudah menyerahkan pasrah dengan keadaan yang ada.
Maura, dia tampak tidak jauh berbeda dari delapan tahun, hanya saja aura yang dia miliki begitu memikat, kalau saja tadi dia tidak sadarkan diri, pasti Satriya langsung menghampiri, memeluk dan menumpahkan segala rasa yang selama ini membelenggu nya.
Melakukan apa yang pernah dia lakukan pada wanita itu, delapan tahun silam, sampai detik ini dia tidak bisa melupakan kalimat terakhir yang terucap dari bibir bidadari nya.
"Maaf, mungkin setelah ini saya tidak lagi bertemu dan saling mengerti, mari kita lupakan seperti sebelumnya"
Kalimat itu yang selalu dia ingat sampai saat ini,saat di mana wanita itu berada di hadapan nya, tapi tidak untuk nya,apa mungkin sepadan menyerahkan wanita yang selama delapan tahun itu dia perjuangkan, dan kini dia harus menyerahkan nya pada Arka, putra kandungnya.
Selama ini dia bekerja keras untuk melupakan bayangan wanita yang dia ingat lebih dari dia mengingat Tuhan nya.
Hidup nya tak tentu arah
Dia hidup tidak sehat hanya karena wanita itu meninggalkan nya.
"Perkenalkan Maura, dia pak Satriya Kamandanu, ayah saya" ucap Arka memperkenalkan Ayah nya.
"Selamat malam pak" sapa Maura yang menyelipkan senyum yang sangat manis untuk calon mertuanya.
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Satriya, dia hanya mengangguk seakan dia keberatan dengan panggilan itu, dia ingin di panggil dengan sebutan yang lebih mesra mungkin, bukan karena dia tidak suka pada Maura hanya saja dia sama sekali tidak ingin menyerah wanita itu pada putranya.
Maura menatap Satriya yang tidak menjawab sapaan nya dan merespon apa yang di lakukan oleh Arka, bahkan saat Arka membicarakan tentang rencana pernikahan mereka pun dia tetap diam, dia seperti tengah menyaksikan pertunjukan drama yang membuat nya terpaku pada satu titik di sana.
Maura.
Menyadari dirinya yang menjadi pusat perhatian dari laki-laki itu pun membuat Maura berani menatap mata laki-laki yang ingin dia lupakan itu, tapi kini takdir justru memainkan nya sekali lagi.
Saat tatapan mereka bertemu di sana, Maura bergidik ngeri tapi berusaha acuh dengan apa yang di lakukan oleh prianya.
Pria nya.
Apa dia tidak salah sebut, sejak kapan laki-laki itu menjadi pria nya, bagaimana kalau dia mempunyai istri di rumah, hati nya serasa di remas oleh tangan ghaib yang tidak terlihat tapi terasa nyata.
Kenapa juga dia harus sakit hati bukan kah mereka tidak mempunyai hubungan sama sekali baik dulu atau pun sekarang, mereka bertemu hanya melakukan sebuah transaksi ilegal yang membelenggu hati, tanpa mereka sendiri sadari apa yang di butuhkan oleh mereka.
Tapi bukan kah Arka mengatakan kalau dia sudah lama di tinggal oleh Mama nya, bahkan dia saja lupa bagaimana wajah wanita yang melahirkan nya dulu, dia bisa bernafas lega untuk itu, setidak nya dia punya kesempatan untuk bersama dengan nya.
Dua orang pelayan masuk membawa pesanan yang tadi sudah di pesan oleh Arka saat Maura pamit ke kamar mandi tadi, dessert nya plus satu bungkus rokok dan pemantik nya tidak Arka lupakan.
Arka seakan lupa atau memang sengaja memberikan kesan buruk untuk nya di depan Ayah nya sendiri, Maura langsung meraih rokok dan juga pemantik nya itu dan menyembunyikan nya di bawah meja.
Namun na'as bagi nya saat Satriya yang ternyata sudah melihat nya, Maura melirik sekilas kearah Satriya yang menyunggingkan sudut bibirnya nya saat wanita itu berusaha menutupi kelakuannya, dia menatap Maura dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Sementara Maura dia mendengus kesal pada Arka yang sama sekali tidak melihat kearah nya, kenapa juga dia harus kesal pada Arka buka kah itu sudah biasa bagi nya, dan Arka sama sekali tidak mempermasalahkan nya bukan, lalu kenapa dia yang seolah ingin terlihat baik di depan Satriya, apa yang sebenarnya dia harapkan satu pertemuan mereka saat ini.
Satriya menebak kalau Arka mengetahui secara detail kehidupan wanita yang sejak tadi menghindari tatapan matanya, dia merasa iri dan juga cemburu pada Arka yang bisa tahu dan mengenal dekat wanita yang menjadi impian nya sejak pertemuan pertama mereka.
Jika semua orang bilang kalau cinta pertama sulit di lupakan tapi itu tidak berlaku untuk nya, tapi cinta pada pandangan pertama lah yang sangat sulit di hilangkan dan membekas di hati dan membuat hidup nya terombang ambing.
"Ayah kenapa diam saja?" Tanya Arka.
Ini, ini yang dia tunggu sejak tadi, saat Arka memaksa pria yang sejak tadi dia tunggu, suara dari pria yang sejak tadi enggan mengatakan apa pun hanya menatap nya dengan tatapan liat nya.
Tidak kah Satriya tahu bahwa duru nya merindukan suaranya.
Jelas nya, bukan hanya suara nya saja, tapi yang lebih menjurus ke suatu kegiatan yang tidak bisa mereka lakukan secara terang-terangan.
Dia merindukan suara Satriya yang tegas dan dalam, tapi dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, Satriya hanya menyeringai di sana yang membuat Maura lega saat dia kembali melihat seringai nya.
Akhirnya Maura bisa tidur nyenyak malam ini saat dia mendapatkan apa yang dia rindukan selama ini, seringai yang sudah lama sekali tidak dia lihat, mungkin nanti dia bisa melihat kembali bukan hanya sekali tapi berkali-kali.
Tentunya bukan hanya seringainya tapi juga senyuman nya, tatapan mata yang penuh damba dan saling menginginkan satu sama lain, dan ******* nikmat, di tambah erangan nya saat sudah berada di puncak ******* nya, yang dia rasa baru kemarin dia merasa kan nya.
Dia ingin kembali mengulang semua yang ada, mengulang nya atas dasar suka sama suka, bukan atas kepentingan di atas kepentingan seperti yang dulu mereka lakukan.
Acara pertemuan itu sudah selesai tapi Maura menolak di antar pulang oleh Arka, dia beralasan akan jalan-jalan sebentar dengan kakak perempuan nya, padahal sama sekali dia tidak ada janji dengan kakak nya itu, dia hanya mencoba menenangkan diri nya saat ini.
Pertemuan nya kembali ini membuat kinerja jantung nya tidak baik-baik saja dan dia harus menenangkan diri nya terlebih dahulu sebelum dia kembali ke rumah, karena dia tahu di rumah dia tidak akan bisa tenang, apa lagi perceraian nya tidak di setujui oleh orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Chiisan kasih
namanya satria kamandanu keris empu gandring musuhnya mak lampir😁
2023-02-18
2
mom_abyshaq
jadi penasaran apa yang akan dilakukan mereka berdua saat lagi berduaan
2023-02-04
2
mom_abyshaq
jadi penasaran apa yang akan dilakukan mereka berdua saat lagi berduaan
2023-02-04
0