Bab 5 : Pencuri?

"Siapa yang bercerai...?" Agam menelisik dua wanita itu dengan tatapannya.

"Ini, teman mama... Biasa wanita kalau bertemu pasti gosip. Iya kan Nisha..?" Ambar begitu cepat menutupi rasa ingin tau Agam. Di balik tasnya, ia meremas kaki Lukka agar tak sembarangan bicara lagi.

"Iya, Mas. heheheh gara-gara mama bawa black forest kita jadi lupa kalau Mas masih sembunyi."

Agam langsung bergabung dengan mereka, lalu duduk ditengah-tengah antara Nisha dan mamanya. Mereka pun menikmati cemilan malam sambil mengobrol hangat, membahas pekerjaan dan membahas banyak hal lainnya.

Keseharian Nisha memang penuh dengan hal yang disembunyikan. Ia terpaksa harus menutupi luka yang berulir, akibat ucapan ibu mertuanya. Wanita itu pula yang menjadi salah satu dorongan kuat, kenapa Nisha hendak mencari rahim seseorang.

...~~...

Hari ini Agam sedang ada tugas pagi. Mulanya ia ingin mencoba memasang dasi sendiri, namun setelah beberapa percobaan, ia menyerah.

"Sayang..." Panggil Agam lembut menggema, rumah besar nan sunyi itu memang mudah sekali memantulkan suara.

Nisha yang tengah menata isi lemarinya langsung bergegas menghampiri sang suami.

"Maaf Mas, aku lupa..." Lirihnya tersenyum lembut.

"Aku sudah mencoba memasangnya sendiri, tapi sepertinya dasi ini hanya patuh pada jemari mu." Agam menarik pinggang Nisha, merangkulkan lengan kekarnya pada pinggang ramping itu.

Nisha tersenyum manis, ia bahkan menggoda sang suami dengan membelai lembut leher Agam.

"Jangan memancingku, sayang.. Aku tak bisa membatalkan jadwal tugas hari ini." Bisik Agam, sedikit saja sentuhan Nisha, membuat pikirannya luluh lantak.

"Aku tidak sedang memancing..." Balas Nisha manja, ia malah semakin melancarkan aksi untuk menjahili Agam. Kedua tangannya melingkar lembut di tengkuk sang suami.

"Kamu mau membalas dendam?" Agam melepas rangkulan tangan Nisha, ia melawan sekuat jiwa dan raga. Agar tak terjerumus oleh senyum menawan sang istri.

Tempo hari Agam membuat Nisha menerima SP1, karena rayuannya yang mengajak Nisha untuk berperang di atas ranjang. Ia tau ini upaya Nisha untuk balas dendam.

Senyum lebar Nisha mengecil, raut mata yang berbinar pun tampak sendu dan sayu.

"Mas.., bagaimana dengan perkataan ku waktu itu?" Nisha tertunduk, seraya mengusap pelan dada sang suami.

Tanpa bertanya, melihat ekpresi Nisha, Agam sudah tau kemana arah pembicaraan sang istri. "Sayang..?"

Agam mengangkat dagu Nisha, tampak sebuah genangan tipis di pelupuk matanya. Namun wanita itu tetap menunjukkan senyum tipis.

"Apa kamu tidak bahagia jika hanya hidup berdua denganku?" Agam mengusap lembut dagu sang istri dengan ibu jarinya.

"Aku sangat bahagia Mas.. Sangat bahagia..." Jawabnya parau.

"Lalu kenapa? Bukankah sudah ku katakan, jika kau menginginkan seorang anak, mari kita adopsi. Kau menginginkan berapa? Aku tidak akan keberatan sayang..."

Nisha mengecap bibirnya, memandang legam pada pria yang amat dicintainya itu. "Aku menginginkan seorang anak dari benih mu, Mas. Anak mu, orang yang sangat ku cintai..."

"Sayang..."

"Yang tidak bisa punya anak itu aku Mas..." Potong Nisha dengan nada lirih.

Agam melepaskan pelukannya, tampak dari ekspresi, Agam tak setuju dengan permintaan Nisha tersebut.

"Aku berangkat..." Ucapnya datar, ia sungguh tak habis pikir dengan perkataan Nisha.

Ia tau Nisha sangat mendambakan seorang anak, begitupula dengannya. Namun mereka sudah berjanji bukan? Untuk saling menerima, saling mencintai satu sama lain.

Jika ia mengindahkan permintaan Nisha, bukankah itu akan sangat menyakiti Nisha? Ia tau persis tak akan ada wanita yang rela berbagi, apalagi benih suami. Ia sangat mencintai Nisha, ia sangat ingin membahagiakan Nisha. Namun ini bukanlah cara yang tepat.

...~...

Saat jam istirahat, Agam menyempatkan diri mendatangi salah satu cabang Bank Swasta. Salah satu kartu debitnya terblokir, karena Lukka terus menekan kode yang salah saat berbelanja ke Mall kemarin.

Entah Lukka mendapatkan kartu Agam darimana, anak besar itu memang mudah sekali meniru perbuatan orang lain. Pengasuh yang mengawasinya kemarin bahkan tidak tau, kalau itu kartu debit milik Agam.

"Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?" Sambut Pak Satpam, sesaat Agam memasuki Bank.

"Kartu debit saya terblokir..." Agam menunjukkan kartunya.

Pak Satpam langsung mengantarkan Agam, ke bagian Customer Service. Setelahnya Agam langsung diarahkan untuk menuju ruangan konsultasi.

"Selamat siang, ada yang bisa..." Wanita di balik meja konsultan itu seketika mematung, kala sudut matanya mengenali seseorang yang tampak tak asing.

Agam pun sama terkejutnya, ia mengamati sekeliling. Memperhatikan kartu nama yang tergantung di leher sang Konsultan.

"Yasmine.., Aurora? Ternyata mencuri jadi pekerjaan sampingan mu?" Ia sudah tampak jengah, kala teringat momen sial hari itu. Momen dimana ia hampir kehilangan dompetnya.

"Yasmine AUZORA, telinga mu masih tidak berfungsi?" Ketus Yasmine menekan kalimatnya, ia menatap tajam kearah pria itu.

"Kau punya pekerjaan yang cukup layak, kenapa harus mencuri?"

"Kau kesini untuk menanyakan itu? Kau Detektif?"

"Aku kesini untuk ini," Agam mengeluarkan kartu beserta buku tabungannya. "Tapi melihat wajahmu, aku jadi penasaran. Bagaimana bisa seorang konsultan Bank mencuri?"

"Apa kau tidak tau, bahwa menuduh seseorang tanpa bukti bisa dikenakan hukum pidana?" Ketus Yasmine menggeratkan giginya. Dengan wajah membara, ia tetap memeriksa kartu debit milik Agam. Ketukan jarinya pada tombol komputer bahkan terdengar sangat keras.

"Aku kehilangan dua dompet sebelumnya, isinya uang cash 6 sampai 8 juta..."

"Kau punya bukti..?!" Sekali lagi Yasmine menusuk Agam dengan tatapannya. Berani sekali pria bermulut sampah itu menuduh dirinya. Andai tidak sedang bekerja, kaki Yasmine pasti sudah melayang.

"Aku akan segera membawakan buktinya." Ucap Agam membalas tatapan tajam gadis itu. Ia takkan melepaskan pencuri itu begitu saja.

...~...

Di RS Harapan...

Nisha dan para Dokter lainnya berlarian menuju ruang rawat 2005. Mereka mendapat kabar bahwa pasien mengalami keadaan darurat. Pasien tersebut tak lain adalah ibunya Yasmine.

"Semua tanda vital pasien menurun, Dokter." Ucap salah satu perawat.

"Defribilator." Pinta Nisha dengan cepat, hanya dalam hitungan detik. Detak jantung pasien turun ke angka Nol.

Berulangkali Nisha memicu detak jantung Pasien, agar segera kembali. Namun hasilnya nihil. Saturasi bahkan terus menurun.

Tak ada respon, Nisha pun melanjutkan memompa jantung manual menggunakan kedua tangannya. Namun sayang, Pasien yang telah terbaring Lima tahun itu tak merespon sama sekali.

Nisha mengangkat tangannya, wajahnya tampak pias dan kelu. Menyampaikan kabar duka, bukanlah hal mudah bagi seorang Dokter. Disaat mereka harus menyampaikan kabar tersebut, secara tak langsung mereka telah gagal memberikan harapan kepada pasien dan keluarganya.

"Pukul 14:15, Pasien telah meninggal dunia. Segera telepon walinya."

"Baik, Dokter." Ucap salah satu perawat.

Beberapa Dokter dan Perawat lainnya pun melepaskan seluruh alat bantu yang menempel di tubuh pasien.

Sementara Nisha tak bergeming, ia menatap lurus ke arah pasien, yang kini telah menjadi jasad itu. Ia membayangkan betapa sia-sia semua usaha yang telah dilakukan Yasmine selama ini. Namun disisi lain ia lega, karena akhirnya pasien terbebas dari perpanjangan rasa sakit itu.

30 Menit kemudian...

"Ibu...!" Seru Yasmine begitu sampai di ruang rawat. Ia jatuh bersimpuh disebelah jasad sang ibu.

Lima tahun ia memupuk keyakinan, bahwa sang ibu akan kembali. Lima tahun ia berjuang siang dan malam demi kesembuhan sang ibu. Ia melalukan apapun, apapun yang bisa menyembuhkan ibunya. Dengan harapan suatu hari takdir baik akan datang.

"Ibu, bangunlah... Ibu, jangan tinggalkan aku...!" Yasmine menangis sesenggukan, seraya menciumi tangan ibunya. Tangan yang tak ada lagi kehangatan. Tangan itu kini terbujur dingin.

"Ibu..., jangan tinggalkan aku..! Aku masih butuh ibu.. Aku tidak bisa tanpa ibu..."

Kini ia benar-benar seorang diri. Tak ada lagi tempat bersimpuh. Tangan yang biasa ia gunakan untuk melebur lelah, kini tangan itu tak lagi bisa memberinya kehangatan.

Menyaksikan itu, hati Nisha terenyuh. Ia menepuk pelan bahu Yasmine. Sebagai orang yang pernah kehilangan ibunya, Nisha paham dengan rasa sakit ini.

Kenapa kehidupan begitu tidak adil? Tidak ada kebahagiaan yang utuh. Semua kemewahan yang tampak, bahkan memiliki kekurangan yang tak berujung.

...*************...

Terpopuler

Comments

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

menyuruh suami menikah bukan hanya menyakiti hatimu,tp jg hati wanita kedua,, menikah hanya untuk diambil anaknya bukankah itu kejam jika sampe terjadi,,,suami tetap mencintai istri pertama,,, trus yg kedua gimana perasaan nya,,,,hehhhhhh,,,,ngeri euyyyy

2023-02-23

3

Anis Yafi Mairah

Anis Yafi Mairah

kok aku nyesek ya liat Yasmin,,, 😥

2023-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : September
3 Bab 3 : Kesempatan 000,1 Persen
4 Bab 4 : Petak Umpet
5 Bab 5 : Pencuri?
6 Episode 6 : Aku Membutuhkanmu
7 Episode 7 : Dia Buta
8 Episode 8 : Wanita Penipu?
9 Episode 9 : Sebatang Kara
10 Episode 10 : Ular
11 Episode 11 : Pemeriksaan Awal
12 Episode 12 : Kaktus
13 Episode 13 : Anak-anak Nakal
14 Episode 14 : Inseminasi
15 Episode 15 : Kubah
16 Episode 16 : Bukan Suami Istri
17 Episode 17 : PS Baru
18 Episode 18 : Klub
19 Episode 19 : Swalayan
20 Episode 20 : 200 Juta
21 Episode 21 : Keyakinan
22 Episode 22 : Anak Baik
23 Episode 23 : Komplotan si Buta
24 Episode 24 : Ketahuan
25 Episode 25 :
26 Bab 26 : Berbadan Dua
27 Bab 27 : Aroma Terapi
28 Bab 28 : Samyang Yang Terbuang
29 Episode 29 : Hamil Diluar Nikah?
30 Episode 30 : Pria Idaman
31 Episode 31 : Wanita Ular
32 Episode 32 : Pengen Motor
33 Episode 33 : Simpati Tak Berguna
34 Episode 34 : Rumah Bordil
35 Episode 35 : Penyelamat
36 Episode 36 : Ada Kutu
37 Episode 37 : Menikah Yuk
38 Episode 38 : Zona Nyaman
39 Episode 39 : Klaster Mewah
40 Episode 40 : Dobrakan Mental
41 Episode 41 : Topping Bubur
42 Episode 42 : Masa Kritis
43 Episode 43 : Jangan Menyerah
44 Episode 44 : Pantaskah?
45 Hiatus
46 Bab 45 : Persidangan
47 Bab 46 : Siapa?
48 Bab 47 : Anna
49 Episode 48 : Bandara
50 Episode 49 : Gagal Pergi
51 Episode 50 : Bukan Kamu, Tapi Dia.
52 Episode 51 : Sebenarnya....
53 Episode 52 : Pernyataan Mengejutkan
54 Episode 53 : Duri Masalalu
55 Episode 54 : Bukan Sekedar Luka
56 Episode 55 : Tak Mungkin
57 Episode 56 : Cinta Tulusnya
58 Episode 57 : Tanda Jadi
59 Episode 58 : Duri Yang Terpendam
60 Episode 59 : Hari Bahagia
61 Episode 61 : Dimarahi
62 Episode Terakhir
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : September
3
Bab 3 : Kesempatan 000,1 Persen
4
Bab 4 : Petak Umpet
5
Bab 5 : Pencuri?
6
Episode 6 : Aku Membutuhkanmu
7
Episode 7 : Dia Buta
8
Episode 8 : Wanita Penipu?
9
Episode 9 : Sebatang Kara
10
Episode 10 : Ular
11
Episode 11 : Pemeriksaan Awal
12
Episode 12 : Kaktus
13
Episode 13 : Anak-anak Nakal
14
Episode 14 : Inseminasi
15
Episode 15 : Kubah
16
Episode 16 : Bukan Suami Istri
17
Episode 17 : PS Baru
18
Episode 18 : Klub
19
Episode 19 : Swalayan
20
Episode 20 : 200 Juta
21
Episode 21 : Keyakinan
22
Episode 22 : Anak Baik
23
Episode 23 : Komplotan si Buta
24
Episode 24 : Ketahuan
25
Episode 25 :
26
Bab 26 : Berbadan Dua
27
Bab 27 : Aroma Terapi
28
Bab 28 : Samyang Yang Terbuang
29
Episode 29 : Hamil Diluar Nikah?
30
Episode 30 : Pria Idaman
31
Episode 31 : Wanita Ular
32
Episode 32 : Pengen Motor
33
Episode 33 : Simpati Tak Berguna
34
Episode 34 : Rumah Bordil
35
Episode 35 : Penyelamat
36
Episode 36 : Ada Kutu
37
Episode 37 : Menikah Yuk
38
Episode 38 : Zona Nyaman
39
Episode 39 : Klaster Mewah
40
Episode 40 : Dobrakan Mental
41
Episode 41 : Topping Bubur
42
Episode 42 : Masa Kritis
43
Episode 43 : Jangan Menyerah
44
Episode 44 : Pantaskah?
45
Hiatus
46
Bab 45 : Persidangan
47
Bab 46 : Siapa?
48
Bab 47 : Anna
49
Episode 48 : Bandara
50
Episode 49 : Gagal Pergi
51
Episode 50 : Bukan Kamu, Tapi Dia.
52
Episode 51 : Sebenarnya....
53
Episode 52 : Pernyataan Mengejutkan
54
Episode 53 : Duri Masalalu
55
Episode 54 : Bukan Sekedar Luka
56
Episode 55 : Tak Mungkin
57
Episode 56 : Cinta Tulusnya
58
Episode 57 : Tanda Jadi
59
Episode 58 : Duri Yang Terpendam
60
Episode 59 : Hari Bahagia
61
Episode 61 : Dimarahi
62
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!