Bab 3 : Kesempatan 000,1 Persen

Tak terasa Lima tahun sudah terlewati. Ibu Yasmine tak kunjung siuman dari koma nya. Yasmine sudah kehabisan seluruh tabungannya. Kini ia hanya mengandalkan uang gajinya yang hanya sebesar 6.5 juta rupiah. Tentu jumlah itu sangat timpang dengan biaya pengobatan sang ibu.

Saat sabtu tengah hari, dan minggu ia bekerja serabutan. Menjadi cleaning servis, pramusaji cafe, barista, bahkan delivery makanan. Ia juga menjual aksesoris dan perabotan kecil melalui akun media sosial. Semua itu ia lakoni demi menutupi biaya pengobatan sang ibu.

Banyak orang, bahkan Dokter menyarankan agar Yasmine merelakan ibunya. Bagi mereka, ibu Yasmine sudah seperti mayat hidup yang menguras masa muda Yasmine.

Namun Yasmine tak menganggap demikian, ia akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk kesembuhan ibu nya.

"Permisi..." Ucap Dokter, yang hendak memeriksa kondisi Ibunya Yasmine. Ia memasuki ruangan dengan beberapa perawat.

Yasmine yang baru selesai membersihkan tubuh sang ibu pun menyingkir beberapa langkah.

"Saturasinya melemah Dokter, turun Lima persen sejak hari kemarin." Ucap Sang perawat, sementara satu perawat lainnya mencatat hasil pemeriksaan.

Dokter yang tak lain adalah Nisha, memeriksa seluruh tanda-tanda vital di tubuh pasien. Ia membuka baju pasien, memeriksa apakah ada ruam atau semacamnya.

Setelah pemeriksaan selesai, semua perawat meninggalkan ruangan, kecuali Nisha. Hal yang ia takutkan benar-benar terjadi.

"Apakah kondisi ibu saya semakin buruk Dokter?" Yasmine menatap Nisha dengan penuh harap, walau ia tau jawabannya pasti masih sama seperti hari-hari sebelumnya.

Nisha menghela nafas berat, inilah salah satu kelemahannya, ia memiliki empati yang sangat besar untuk pasien-pasiennya. Seringkali ia merasa tak enak hati, merasa bersalah bahkan merasa gagal saat akan menyampaikan kondisi pasien yang semakin memburuk.

"Terdapat beberapa ruam di pinggul dan tulang belikatnya." Lirih Nisha, ia tak tahan ketika Yasmine menyodorkan tatapan penuh harap.

"Ibumu, mengalami gejala Ulkus Dekubitus, atau lebih dikenali dengan nama Luka baring."

Yasmine menaikkan kedua alisnya, ia berusaha mencerna yang dikatakan Dokter barusan.

"Ruam akibat tekanan konstan pada bagian tubuh, menyebabkan pembuluh darah yang mengantarkan oksigen dan nutrisi kepada sebuah jaringan terhambat. Tanpa nutrisi dan oksigen, kulit dan jaringan di sekitarnya akan rusak dan akhirnya bisa membusuk." Nisha menunjukkan sebuah foto dari layar ponselnya, dimana gejala tersebut memang banyak dialami oleh orang-orang yang lumpuh.

Yasmine mengangguk pelan, ia memang sudah melihat ruam kemerahan sejak dua hari lalu. Namun ia pikir itu hanyalah gatal biasa.

"Tolong berikan obat apapun...."

"Masalahnya adalah..," Nisha memotong ucapan gadis itu, "Ibumu lumpuh total, titik itu memang bisa diobati, tapi tidak menutup kemungkinan itu akan timbul di bagian lain. Setidaknya tubuh ibumu harus digerakkan setiap setengah jam sekali, itu pun hanya untuk memperlambat penyebarannya, bukan mengobati..."

Yasmine memandangi tubuh sang ibu, berbagai selang dan kabel menempel ditubuh wanita tak berdaya itu. Hidupnya bahkan bergantung pada ventilator.

"Apa separah itu..?" Ia kembali memindahkan pandangan, kepada Dokter yang baru lima Bulan ini menangani ibunya.

Terhitung selama Lima tahun, sudah 6 Dokter yang berganti merawat sang ibu. Nisha adalah Dokter ke 7 yang saat ini di limpahkan tanggung jawab untuk mengawasi pasien koma itu.

"Dengan kondisi ibumu, itu bisa sangat parah." Ucap Nisha berat hati.

"Apakah tidak ada solusi untuk itu? Berapapun biayanya, aku akan menyanggupi jika itu bisa membuat ibuku lebih baik." Ia sangat berharap, ada keajaiban untuk sang ibu. Dengan wajah penuh harap, ia menyorot sendu kepada Dokter.

Nisha hanya bisa menghela nafasnya, ia tau gadis itu bahkan kesulitan membayar tunggakan rawat inap. Donasi yang diberikan rumah sakit, hanya mampu membayar 10 persen tagihan perbulannya.

Dengan naluri lembut yang dimiliki Nisha, bukan tak mau ia membantu gadis tersebut. Namun jika ia hanya membantu satu pasien, bukankah itu tidak adil? Ada banyak pasien yang kondisinya mirip dengan gadis miris itu. Ia tak mungkin bisa membiayai semuanya.

Nisha juga mengerti kenapa gadis itu mau mempertahankan kondisi itu selama bertahun-tahun. Karena bukan hal mudah melepaskan seseorang yang paling berharga.

"Kami mendirikan rumah sakit ini memang untuk bisnis. Tapi sebagai Dokter, uang bukanlah yang utama. Kami pasti akan melakukan yang terbaik, tugas kami ialah menghilangkan rasa sakit pasien. Dalam kondisi ini, jika kau bertanya apa yang terbaik untuk pasien, maka jawabannya adalah melepaskan rasa sakit pasien."

"Ternyata Anda juga sama seperti Dokter yang lainnya. Saya bahkan bekerja keras siang dan malam demi untuk kesembuhan ibu saya, tapi kalian para Dokter, terus saja menganggap ibu saya seperti mayat hidup yang tak memiliki harapan." Yasmine menatap tajam wajah Dokter itu, ia sudah muak mendengar saran, agar melepaskan ibunya.

"Menyembuhkan hanya berlaku untuk pasien dengan kesempatan di atas 20 persen. Sementara ibumu, kesempatannya untuk kembali pulih bahkan hanya 000,1 persen. Jadi apapun yang kita lakukan, itu hanya akan memperpanjang rasa sakitnya, bukan menyembuhkannya."

"Bukan kami tak mau merawat ibumu, hanya saja kesempatannya sangat kecil, kau hanya akan kesulitan jika mempertahankan ini..." Nisha menepuk lembut bahu Yasmine, kemudian berlalu pergi dari sana. Rasanya sangat iba melihat Yasmine menghabiskan masa muda untuk hal yang tidak mungkin itu.

Seperginya Dokter Nisha, Yasmine terduduk sayu di kursi. Ia meraba ruam kulit yang ada di tubuh ibunya. Sesaat nalurinya membenarkan pendapat Dokter Nisha barusan, namun jika ia melepaskan ventilator, bukankah itu sama saja dengan mengambil harapan ibunya untuk sembuh? Dengan kata lain itu pembunuhan bukan?

Memang sangat berat hidup yang ia lalui selama 5 tahun terakhir ini, namun ia rela menerjang apapun, demi melihat ibunya sehat kembali.

...~~...

Sore ini, tampak Nisha dan Agam pulang bersama. Dikarenakan jam tugas mereka sama, jadi mereka bisa menghabiskan waktu luang malam ini.

Mobil diparkir pada garasi luas rumah mewah tersebut. Tentu tak hanya satu mobil yang mereka miliki, ada beberapa lainnya yang menjadi koleksi Agam.

"Bisa lembur malam ini..." Bisik Agam kepada sang istri, ia melepaskan sabuk pengaman Nisha sambil meraba pinggang ramping itu dengan senyum menggoda.

"Kamu ini, seperti pengantin baru saja, Mas." Nisha merangkul tengkuk Agam, lalu ia menempelkan dahinya pada wajah sang suami.

"Ini salah satu keistimewaan kita sayang, kita akan terus menjadi pengantin baru sampai kakek nenek." Rayu Agam seraya menyambangi sesuatu dibalik baju Nisha.

Senyum berbinar di wajah Nisha memudar. "Bukannya akan sangat hampa, jika kita seperti ini terus?"

Gairah Agam yang tengah memuncak, menjadi merosot kala ia mendengar hal tidak masuk akal itu lagi. Ada apa sebenarnya? Kenapa akhir-akhir ini Nisha sangat sering membahas hal itu.

"Sayang...," Agam mengangkat wajah Nisha, dan menyorot dalam kedua mata wanita manis itu.

"Ada apa, hmm..?" Ia membelai lembut kedua pipi Nisha, apa mungkin wanita itu benar-benar mulai bosan dengan pernikahan mereka. Agam menjadi cemas karenanya.

...***********...

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

tanpa disuruh pun laki bisa kawin lg

2023-04-24

1

🌺awan's wife🌺

🌺awan's wife🌺

jangan sekali kali minta suamimu menikah lagi Krn tanpa disuruh pun dia tuh pengen😜😜😜

2023-02-18

2

Anis Yafi Mairah

Anis Yafi Mairah

seru ni kyknya,lanjut kak otor syg🥰🙏💪

2023-02-15

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog (Bab 1)
2 Bab 2 : September
3 Bab 3 : Kesempatan 000,1 Persen
4 Bab 4 : Petak Umpet
5 Bab 5 : Pencuri?
6 Episode 6 : Aku Membutuhkanmu
7 Episode 7 : Dia Buta
8 Episode 8 : Wanita Penipu?
9 Episode 9 : Sebatang Kara
10 Episode 10 : Ular
11 Episode 11 : Pemeriksaan Awal
12 Episode 12 : Kaktus
13 Episode 13 : Anak-anak Nakal
14 Episode 14 : Inseminasi
15 Episode 15 : Kubah
16 Episode 16 : Bukan Suami Istri
17 Episode 17 : PS Baru
18 Episode 18 : Klub
19 Episode 19 : Swalayan
20 Episode 20 : 200 Juta
21 Episode 21 : Keyakinan
22 Episode 22 : Anak Baik
23 Episode 23 : Komplotan si Buta
24 Episode 24 : Ketahuan
25 Episode 25 :
26 Bab 26 : Berbadan Dua
27 Bab 27 : Aroma Terapi
28 Bab 28 : Samyang Yang Terbuang
29 Episode 29 : Hamil Diluar Nikah?
30 Episode 30 : Pria Idaman
31 Episode 31 : Wanita Ular
32 Episode 32 : Pengen Motor
33 Episode 33 : Simpati Tak Berguna
34 Episode 34 : Rumah Bordil
35 Episode 35 : Penyelamat
36 Episode 36 : Ada Kutu
37 Episode 37 : Menikah Yuk
38 Episode 38 : Zona Nyaman
39 Episode 39 : Klaster Mewah
40 Episode 40 : Dobrakan Mental
41 Episode 41 : Topping Bubur
42 Episode 42 : Masa Kritis
43 Episode 43 : Jangan Menyerah
44 Episode 44 : Pantaskah?
45 Hiatus
46 Bab 45 : Persidangan
47 Bab 46 : Siapa?
48 Bab 47 : Anna
49 Episode 48 : Bandara
50 Episode 49 : Gagal Pergi
51 Episode 50 : Bukan Kamu, Tapi Dia.
52 Episode 51 : Sebenarnya....
53 Episode 52 : Pernyataan Mengejutkan
54 Episode 53 : Duri Masalalu
55 Episode 54 : Bukan Sekedar Luka
56 Episode 55 : Tak Mungkin
57 Episode 56 : Cinta Tulusnya
58 Episode 57 : Tanda Jadi
59 Episode 58 : Duri Yang Terpendam
60 Episode 59 : Hari Bahagia
61 Episode 61 : Dimarahi
62 Episode Terakhir
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog (Bab 1)
2
Bab 2 : September
3
Bab 3 : Kesempatan 000,1 Persen
4
Bab 4 : Petak Umpet
5
Bab 5 : Pencuri?
6
Episode 6 : Aku Membutuhkanmu
7
Episode 7 : Dia Buta
8
Episode 8 : Wanita Penipu?
9
Episode 9 : Sebatang Kara
10
Episode 10 : Ular
11
Episode 11 : Pemeriksaan Awal
12
Episode 12 : Kaktus
13
Episode 13 : Anak-anak Nakal
14
Episode 14 : Inseminasi
15
Episode 15 : Kubah
16
Episode 16 : Bukan Suami Istri
17
Episode 17 : PS Baru
18
Episode 18 : Klub
19
Episode 19 : Swalayan
20
Episode 20 : 200 Juta
21
Episode 21 : Keyakinan
22
Episode 22 : Anak Baik
23
Episode 23 : Komplotan si Buta
24
Episode 24 : Ketahuan
25
Episode 25 :
26
Bab 26 : Berbadan Dua
27
Bab 27 : Aroma Terapi
28
Bab 28 : Samyang Yang Terbuang
29
Episode 29 : Hamil Diluar Nikah?
30
Episode 30 : Pria Idaman
31
Episode 31 : Wanita Ular
32
Episode 32 : Pengen Motor
33
Episode 33 : Simpati Tak Berguna
34
Episode 34 : Rumah Bordil
35
Episode 35 : Penyelamat
36
Episode 36 : Ada Kutu
37
Episode 37 : Menikah Yuk
38
Episode 38 : Zona Nyaman
39
Episode 39 : Klaster Mewah
40
Episode 40 : Dobrakan Mental
41
Episode 41 : Topping Bubur
42
Episode 42 : Masa Kritis
43
Episode 43 : Jangan Menyerah
44
Episode 44 : Pantaskah?
45
Hiatus
46
Bab 45 : Persidangan
47
Bab 46 : Siapa?
48
Bab 47 : Anna
49
Episode 48 : Bandara
50
Episode 49 : Gagal Pergi
51
Episode 50 : Bukan Kamu, Tapi Dia.
52
Episode 51 : Sebenarnya....
53
Episode 52 : Pernyataan Mengejutkan
54
Episode 53 : Duri Masalalu
55
Episode 54 : Bukan Sekedar Luka
56
Episode 55 : Tak Mungkin
57
Episode 56 : Cinta Tulusnya
58
Episode 57 : Tanda Jadi
59
Episode 58 : Duri Yang Terpendam
60
Episode 59 : Hari Bahagia
61
Episode 61 : Dimarahi
62
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!