Dengan sangat terpaksa, akhirnya Nicky pergi dari kediaman rumah keluarga Ayah Michel.
Sementara, Renata di paksa untuk melayani Niko. Walaupun sebenarnya ia tidak mau karena ia sudah tahu jika suaminya itu bukanlah orang yang ia sayang.
"Sayang, kenapa kamu menjauh dariku? aku tidak akan menyakitimu jika kamu menurut padaku. Kita kan sudah suami istri, jadi tidak pantas berjauhan seperti ini. Mendekat lah sekarang padaku."
Namun Renata tetap saja duduk diam tak jauh dari Niko. Hingga pada akhirnya, Niko pun mengancam Renata. Jika ia tidak mau mendekat, orang tuanya yang akan menjadi sasaran kemarahan dirinya.
Niko pura-pura memencet nomor ponsel salah satu anak buahnya dan meminta untuk melakukan hal keji pada orang tua, Renata. Hingga Renata ketakutan dan terpaksa ia pun menuruti kemauan, Niko.
Dengan sangat jijik, ia pun menerima ciuman demi ciuman dari Niko. Pada saat ia tak membalas ciuman dari Niko. Niko pun kembali marah pada, Renata.
"Heh, kamu mau aku bertindak kasar padamu! mau aku pukul dirimu! layani aku dengan benar dan setulus hatimu, jangan terlihat murung atau terpaksa seperti ini! aku nggak suka!"
Niko menarik rambut Renata secara kasar, hingga ia menitikkan air mata. Ia sama sekali tidak menyangka jika pernikahan yang selama ini ia tunggu dan ia harapkan, malah tragis seperti ini.
Renata begitu pilih, menanggung beban hidup yang baru akan di mulai ini. Bayangan tentang malam pengantin yang indah dengan, Nicky kini hilang sudah. Yang ada malam pengantin yang kelam dan penuh keterpaksaan yang harus ia jalani.
Sebenarnya ia ingin lari dari hadapan Niko dan tak mau melayani dirinya. Tetapi ancaman itu tidak bisa membuat Renata lari. Ia tidak ingin orang tuanya yang menjadi korban kemarahan Niko.
Niko begitu kasar dalam memperlakukan Renata. Dia sama sekali tak selembut, Nicky. Dalam menjalankan hubungan suami istri saja, Niko tak peduli dengan rasa sakit yang di alami oleh Renata.
"Diam, nggak usah menangis seperti itu! sakitnya nggak akan lama, pasti setelah ini kamu akan merasa nikmat dan bisa minta tambah lagi sama aku."
Dengan sangat kasarnya ia memasukkan benda tumpulnya ke suatu lubang yang masih sempit sekali karena belum pernah di masuki sesuatu. Renata terus saja meringis dan bahkan menangis. Apa lagi dengan paksa benda tumpul itu masuk menerobos ke dalam lubang tersebut.
Niko bagai orang yang kesetanan, karena ia tidak peduli dengan rasa sakit Renata. Ia terus saja melakukan hal itu berulang-ulang, walaupun Renata susah memohon untuk menyudahi permainan ranjang itu. Apa lagi waktu sudah menjelang dini hari. Renata sudah sangat lelah sekali.
Jam tiga dini hari, barulah Niko menyudahi permainan ranjangnya dan ia pun tertidur pulas. Akan tetapi tidak dengan, Renata. Ia masih saja menangis.
Dengan langkah terseok-seok merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian intimnya, ia pun melangkah ke kamar mandi.
"Ya Allah, baru awal menikah saja aku sudah merasakan derita seperti ini. Bagaimana dengan hari-hari selanjutnya? kenapa aku yang tak tahu apa-apa harus ikut merasakan sakit seperti ini? jika memang Niko dendam pada, Mas Nicky seharusnya limpahkan padanya bukan padaku."
Terus saja Renata menangis di bawah guyuran air shower.
Sementara saat ini Nicky juga tidak bisa tidur, ia memikirkan nasib Renata. Apakah mendapatkan perlakuan baik oleh Niko, atau sebaiknya.
"Renata, aku minta maaf. Seharusnya kamu tak ikut mendapatkan imbas dari balas dendam, Niko. Bagaimana kondisimu sekarang? semoga saja apa yang tadi Niko katakan tidak benar-benar ia lakukan padamu. Semoga saja Niko tidak bersikap kasar padamu. Jika Niko benar-benar bisa bersikap lembut terhadapmu, aku akan mengikhlaskan dirimu telah menjadi istrinya. Tetapi jika ia tidak bisa berbuat lembut, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri."
"Sebisa mungkin aku akan mencari cara supaya bisa mendapatkan dirimu kembali. Aku tidak peduli lagi jika kamu sudah di sentuh olehnya. Ini semua juga bukan karena kesalahanmu, tetapi kesalahan saudara kembarku!"
Nicky pun uring-uringan tak bisa tidur, hingga menjelang pukul lima pagi dia baru bisa tidur.
Dua jam berikutnya, Nicky sudah rali dengan seragam kantornya. Tetapi ia ingin melihat kondisi Renata dan orang tuanya terlebih dahulu.
Dia sama sekali tidak ingin sarapan, yang ada di otak dan pikirannya hanyalah kondisi Renata dan orang tuanya. Ia pun segera memerintahkan sang sopir untuk segera ke rumah mewah milik orang tua Renata.
Namun pada saat Nicky akan masuk ke dalam pintu gerbang. Di depan pintu gerbang sudah di hadang oleh beberapa Preman anak buah Niko. Hingga Nicky sama sekali tidak bisa masuk ke dalam rumah.
Dia pun memutuskan menelpon nomor ponsel, Renata. Dan pada saat sambungan telpon sudah mendapatkan respon. Dimana Renata akan mengangkat telpon tersebut, tiba-tiba Niko merebut ponselnya.
"Halo, untuk apa kamu mengganggu istri orang! tidak punya rasa malu ya! mulai sekarang tak usah lagi kamu menghubungi istriku! jika hal itu terjadi lagi, aku akan menyakiti Renata!"
"Oh iya, semalam aku sangat menikmati malam pertamaku bersama kekasih tercintamu. Ternyata Renata masih perawan, aku sangat beruntung, haaaa......!"
Setelah mengatakan hal itu, Niko melempar ponsel Renata ke lantai hingga hancur berkeping-keping.
Renata hanya bisa menitikkan air matanya. Ia pun memunguti remukan ponselnya.
"Jika kamu dendam sama Mas Nicky, seharusnya kamu lampiaskan rasa dendammu itu padanya! kenapa kamu lampiaskan kepadaku yang tak tahu apa-apa dengan permasalahan kalian berdua! jahat kamu!"
Niko merasa kesal dan marah pada saat mendengar apa yang barusan di katakan oleh, Renata. Ia pun mencengkeram rahang, Renata.
"Mulai berani ya kamu! apa siksaanku semalam padamu kurang juga? apa mau aku sakiti kamu lagi, hah? kamu nggak perlu memunguti remukan ponselmu itu! nanti akan aku belikan yang baru. Dan ingat satu hal, jangan pernah lagi kamu berhubungan dengan, Nicky! karena kamu sudah bersuami!"
Renata hanya diam saja pada saat di perlakukan kasar seperti itu. Hanya derai air matanya saja yang terus tertumpah. Niko menuntunnya mengajak ke ruang makan untuk sarapan bersama orang tua Renata yang sudah menunggu di ruang makan.
"Hapus air matamu, jangan sampai orang tuamu tahu apa yang telah terjadi semalam! awas ya jika kamu mengadu, orang tuamu yang akan aku sakiti!" ancam Niko.
Hingga Renata benar-benar menuruti perintah Niko. Ia pun lekas menghapus air matanya itu. Ia menarik napas panjang dan mencoba menenangkan diri, supaya tidak lagi terlihat kesedihan di wajahnya. Karena ia tak ingin orang tuanya ikut merasakan sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
HNF G
yg sabar ya renata, semoga Nico segera mendapat hidayah😞
2023-02-28
1