Nicky langsung masuk ke dalam rumah tersebut, dan ia mencari keberadaan Renata dan orang tuanya. Masing-masing berada di dalam kamar terpisah, akan tetapi pintu kamar di kunci dari luar.
Sang sopir tidak ikut masuk, karea ia di minta berjaga oleh Nicky.
Setelah menemukan kamar Renata, Nicky langsung membuka kunci kamar tersebut, karena kebetulan kuncinya tergantung di lubang kuncinya. Nicky sangat iba melihat Renata sedang menangis sendiri seraya memeluk lututnya. Dan wajahnya tertelungkup.
Pada saat Nicky menghampiri Renata dan mengusap surai hitam wanita cantik idaman hatinya tersebut. Renata tersentak kaget, dan ia langsung mendongak menatap ke arah Nicky dengan tatapan mata ketakutan.
"Sayang, ini aku Nick bukan Niko."
Nicky berusaha mendekati Renata yang sedang ketakutan seraya terus memundurkan tubuhnya.
"Sayang, apa kamu benar-benar tidak bisa mengenali aku? ini Nick, sayang."
Perlahan Renata sudah tidak takut lagi, tetapi dia sama sekali tidak bersikap hangat pada, Nicky. Ia hanya dia saja tanpa ada satu kata pun.
"Sayang, bagaimana. kondisimu? apakah sebaiknya kita pergi dari sini bersama orang tuamu. Nanti aku akan atur caranya supaya bisa melawan, Niko dan merebut semua yang aku punya termasuk perusahaanku yang saat ini sudah di kuasai olehnya," ucap lembut Nicky duduk di tepi ranjang.
Namun Renata masih saja diam, ia tak merespon yang dikatakan oleh Nicky. Ia sendiri tak tahu harus menjawab apa, rasa takut terus saja menyelimuti dirinya.
"Sayang, waktuku tak banyak. Karena di luar rumah ini banyak sekali anak buah Niko. Dan untuk saat ini mereka memang sedang tak berdaya karena pengaruh sesuatu cairan yang aku tuangkan di dalam makanan mereka. Cepat atau lambat mereka akan saya sadar. Aku ingi membawa kabur dirimu dan orang tuamu sekarang juga."
Renata menghapus air matanya. Ia pun mengatakan bahwa ia tak ingin pergi dari rumahnya sendiri.
"Nggak, mas. Aku nggak ingin pergi dari rumahku sendiri. Coba kamu tanya orang tuaku apakah mereka bersedia ikut denganmu. Jika mereka bersedia, aku baru bersedia," ucap Renata lirih.
Nicky beranjak bangkit dari duduknya, dan ia lekas melangkah ke kamar orang tua Renata. Dan membuka kunci kamarnya.
'Ayah-ibu, Ini aku Nicky. Aku ingin ajak kalian berdua dan Renata kabur dari sini," ucapnya berharap kedua orang tua Renata bersedia.
"Kami takut dengan ancamannya," ucap Ayah Mickel.
"Iya, Nicky. Kami sangat takut," ucap Ibu Clara.
"Astaga, Ayah-ibu. Aku susah payah bisa masuk ke rumah ini dengan memperdaya para anak buah, Niko. Kini ayah dan ibu juga Renata seperti ini. Jika tidak di lawan rasa takut kalian, apa selamanya kalian akan tetap terpengaruh dengan segala kejahatan dan ancaman dari, Niko?"
Nicky sudah tak sabar lagi, karena ia ingin cepat membawa kabur Renata dan orang tuanya, tetapi mereka malah engga pergi dari rumah tersebut. Ingin rasanya mengamuk saat itu juga, tetapi ia tahan.
Nicky memaksa kedua orang tua Renata ke kamar Renata. Dan pada saat Renata bisa melihat orang tuanya, mereka saling berpelukan satu sama lain.
"Ayohlah...ini bukan lagi saatnya untuk mengasihsni diri sendiri. Ayo kita lekas pergi dari sini, dan aku sudah mempersiapkan rumah untuk ayah-ibu dan Renata. Bisa untuk tempat persembunyian kalian untuk sementara waktu," bujuk Nicky.
Sejenak Renata terus saja berpandangan satu sama lain dengan orang tuanya. Mereka malah tidak lantas menjawab, karena bingung dan takut. Nicky semakin gelisah khawatir para anak buah Niko segera sadarkan diri.
"Ayah-ibu-Renata, tong percepat sedikit tak usah terlalu lama dalam berpikir. Karena waktu kita tak banyak, ayok kemasi pakaian kalian semua sekarang juga," pinta Nicky.
"Aku akan bantu mengemasi semua pakaianmu ya, sayang," pinta Nicky menatap ke arah Renata.
Renata merasa bingung, dan ia juga malu karena dirinya sudah tidak suci lagi. Karena semalam, Niko merenggut paksa kehormatan dirinya, dengan sangat kasar.
Menurut Renata, percuma saja jika dirinya kabur. Lantas untuk apa?
"Ayah-ibu, sebaiknya kalian saja yang ikut Mas Nicky. Biar aku tetap di sini saja, lagi pula aku ini sudah tidak suci lagi. Percuma saja jika aku ikut kabur dirimu, Mas Nicky," ucap lirih Renata seraya tertunduk.
"Astaga... Renata! aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Selamanya aku cinta kamu, sudahlah nggak usah di bahas untuk hsng satu itu. Cepat kita berkemas mumpung masih ada kesempatan untuk kita bisa kabur. Belum tentu esok atau lusa, kalian bisa kabur dan apa mau diperlakukan kasar terus oleh, Niko? pastinya tidak mau kan?"
Hingga pada akhirnya, semua setuju dengan keputusan yang di sarankan oleh Nicky. Saat itu juga, orang tua Renata berkemas, begitu juga dengan Renata di bantu oleh Nicky.
Setelah selesai mereka lekas melangkah keluar dari rumah tersebut.
PROK PROK PROK
Satu tepukan tangan menghentikan langkah kaki mereka bertiga.
Di hadapan mereka telah berdiri Niko beserta beberapa anak buahnya. Renata dan orang tuanya terhenyak kaget begitu juga Nicky.
"Astaga... bagaimana mungkin Niko bisa tiba-tiba pulang?" batin Nicky kesal.
"Pasti kamu penasaran kan, Nicky? bagaimana aku bisa tahu jika kamu ada di rumah ini? karena tanpa sepengetahuan Renata dan orang tuanya, aku telah memasang CCTV di depan kamar mereka dan juga di semua ruangan yang ada di. rumah ini."
"Walaupun aku ada di dalam kantor, aku bisa mengawasi kalian semua. Dan pada saat aku melihat ada seorang penyusup masuk, aku langsung pulang."
"Pintar kan aku? bisa dengan mudah memergoki aksimu ini. Kamu pikir akan dengan mudahnya membawa kabur istri dan kedua mertuaku? tidak, Nicky!"
"Cepat kalian bawa mereka bertiga ke kamar mereka! dan pastikah untuk tidak bisa keluar dari kamar!"
Mendengar perintah dari, Nicky. Segera anak buahya melakukan tugss mereka tanpa berlama-lama.
Sementara saat ini Nicky berhadapan dengan Niko dan beberapa anak buahnya. Hingga Nicky tidak bisa melawan Niko sama sekali, karena ia di kepung oleh beberapa anak buah, Niko.
Nicky di hajar habis-habisan oleh Niko dan saat itu juga tubuhnya yang sudah tidak berdaya di seret keluar dari rumah itu. Dan di lempar ke jalanan begitu saja.
Setelah itu, Niko masuk ke dalam rumah dan minta salah satu anak buahnya untuk menguncj pintu gerbangnya.
"Kali ini aku maafkan kalian atas keteledoran kalian! tapi lain kali tidak ada maaf sama sekali! jangan teledor badan jangan ceroboh lagi dengan begitu gampangnya menerima makanan dari orang tsk di kenal!" bentak Niko pada beberapa anak buahnya.
Serentak semuanya tertunduk dan pada menjawab ucapan Niko.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments