Delia Memeluk Daniel

Keesokan harinya

Delia sudah siap dengan pakaian casualnya, ia hendak pergi ke kampus.

Setibanya dikampus Delia langsung disambut oleh sang kekasih, Daniel sengaja menunggu Delia diparkiran hanya satu hari saja ia tak bertemu dengan Delia tapi rasanya seperti sudah satu abad.

Delia berjalan mendekati Daniel tanpa berucap satu katapun ia langsung memeluk tubuh kekasihnya dengan sangat erat, Daniel sampai terkekeh dengan sikap Delia. Ia tersenyum membalas pelukan Delia mengusap rambut hingga ke punggungnya.

"Kenapa kau memelukku seperti ini, seolah kita akan perpisah saja" Ucap Daniel dengan terus mengelus rambut kekasihnnya

Deg

Delia tak mampu lagi menahan air matanya, akhirnya hancur juga pertahanannya ia malah terisak di pelukan Daniel.

"Heii kenapa kau menangis?"

Tangan Daniel terulur untuk menyeka air mata yang membasahi pipi kekasihnya.

"Katakan ada apa?" Daniel terus membelai pipi Delia agar bisa memberikan ketenangan untuk kekasihnya itu.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya rindu padamu sangat rindu" Delia tersenyum getir ia tak mampu mengatakan yang sebenarnya bahwa dia akan menikah dengan pria lain.

"Ya ampun sayang aku kira ada apa, sudah jangan menangis lagi. Kau tau aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini, tersenyumlah! sekarang peluklah aku sesuka hatimu untuk mengobati rindumu"

Daniel kembali memeluk Delia, diusapnya punggung sang kekasih kemudian ia mendaratkan bibirnya dikening Delia.

Dan tanpa mereka sadari seseorang didalam mobil sedang menatap mereka dengan tatapan tajam, Gino mengepalkan tangannya berusaha menahan amarah yang membuncah dihatinya ia tak terima ada orang lain yang berani menyentuh miliknya.

"Jalan!" Ucapnya pada sang sopir

"Baik tuan"

Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang cukup padat pengendara, Gino keluar dari mobil setelah mobil sampai disebuah rumah sakit. Ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan dimana papa Joy dirawat.

Sesampainya disana ia langsung masuk dengan angkuhnya ia berjalan mendekati papa Joy.

"Katakan pada putrimu besok aku akan menikahinya!" Ucapnya tanpa basa basi "Dan kau pasti sudah tau jika aku tidak suka dengan penolakan" Lanjutnya kemudian.

"Dan akupun suadah tau tentang hal itu, tuan pemaksa" Suara Delia tiba-tiba mengagetkan Gino dan papa Joy, secara bersamaan mereka menoleh kearah Delia.

Delia mendekat kearah Gino, sungguh demi apapun Delia benci melihat pria itu ingin sekali ia hempaskan pria dihadapannya kekutub utara atau mungkin ia tenggelamkan di samudra atlantika supaya tidak lagi menampakan wajahnya dihadapannya.

Berbeda dengan Delia, Gino ingin sekali memeluk gadis kecilnya saat ini juga mengurungnya supaya tak ada lagi orang lain yang menyentuhnya. Hanya dia yang berhak, sungguh posesif sekali pria ini.

Delia melirik Gino dengan tatapan sinisnya "Saya berasedia menikah dengan anda, tapi dengan sebuah syarat!" Ucap Delia dengan suara setegas mungkin, Walau sebebarnya ada rasa takut saat melihat wajah datar pria dihadapannya.

Gino menatap delia dengan tatapan yang susah diartikan, sungguh ia merasa kecewa kenapa gadis kecilnya sama sekali tak mengenalinya.

"Katakan!"

"Saya ingin pernikahan dilakukan disini dengan tertutup tanpa diketahui oleh pihak luar dan satu lagi rahasiakan pernikahan ini!"

Bukan tanpa alasan Delia ingin pernikahannya dilakukan dirumah sakit, mengingat kondisi sang ayah yang tidak memungkinkan untuk keluar dari rumah sakit. Dan untuk merahasiakan pernikahan tentu saja ia tak ingin Daniel sampai tau, karna demi apapun untuk saat ini Delia benar-benar tidak ingin kehilangan Daniel.

Gino terdiam beruasaha

mencerna setiap kata yang terucap dari bibir mungil Delia, lama Gino terdiam hingga akhirnya ia tersadar saat Delia menggoyangkan tangannya didepan wajah Gino.

"Jadi bagaimana tuan?"

"Baiklah" Walau dalam hati ia merasa tak terima dengan persyaratan dari Delia tapi biarlah, hanya dengan cara ini dia bisa memilki gadis kecilnya. Dan untuk pesta pernikahan yang sudah disiapkan oleh Roxy ia tak ingin ambil pusing biarlah Roxy yang menghandelnya, bukankah tidak akan ada acara pesta untuk penikahannya.

Delia terperanjat kaget, kenapa pria dihadapannya begitu mudah menerima persyaratannya. Berbeda sekali dengan cara pria itu saat meminta ia jadi istrinya, tapi terserahlah Delia tak peduli bukankah itu malah bagus untuknya.

"Aku akan kembali besok dan kau harus sudah ada disini, aku tidak suka menunggu!" Setelah mengucapkan itu Gino langsung pergi dari ruangan papa Joy tanpa berpamitan, kini diruangan itu hanya tersisa Delia dan papanya.

Delia berjalan mendekati papanya kemudian duduk disampingnya, ia tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"Bagaimana keadaan papa?"

"Sudah lebih baik nak"

"syukurlah"

"Maafkan papa nak, ini semua karna papa"

Delia menggelengkan kepalanya

"Papa ga salah, anggap saja ini sudah takdir" Delia meyakinkan papanya bahwa ini semua bukan salah papanya melainkan sebuah takdir yang sudah tertulis untuk hidupnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!