Setelah sejenak berada di toilet, Sigit segera kembali untuk melihat kondisi Ella apakah sudah selesai ditangani oleh dokter.
Ternyata Rangga masih sibuk mondar-mandir di depan ruangan di mana saat ini Ella sedang ditangani oleh dokter dan para perawat.
"Pah, dari tadi belum juga dokternya keluar?" tanya Sigit.
"Iya, Papah jadi khawatir dengan kondisi Ella," ucapnya terus saja mondar-mandir.
"Pah, tak usah terlalu dibuat panik dan khawatir seperti itu. Sebaiknya papah duduk saja, daripada nanti papah malah hipertensinya kambuh bagaimana coba? percaya saja, jika Ella tidak akan kenapa-napa. Pasti ia akan segera sadar dan lukanya tidak parah," ucap Sigit.
Mendengar nasehat dari Sigit, akhirnya Rangga pun memutuskan untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di depan ruangan di mana saat ini Ella sedang ditangani oleh dokter dan para perawat.
Lima menit kemudian....
Ruangan tersebut dibuka oleh seorang perawat, dan ia meminta suami dari Ella untuk masuk. Tetapi tatapan mata sang perawat tertuju pada, Sigit.
"Maaf, Anda suami dari pasien? dokter meminta untuk masuk," ucap sang perawat.
Belum juga Sigit menjawab apa yang di katakan oleh sang perawat, tiba-tiba Rangga berkata," saya suaminya, sus."
"Aduhhh...maaf ya pak. Saya pikir Mas ini yang suaminya pasien." Perawat merasa nggak enak terhadap, ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Rangga hanya menyunggingkankan senyumnya seraya melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.
Sementara di dalam hati Sigit, ia tersenyum," nah kan, perawat saja mengira aku yang suaminya karena memang aku yang lebih pantas menjadi suaminya bukan papah yang sudah tua."
Rangga merasa gemetar dan sangat panik. Ia pun menghampiri dokter untuk menanyakan kondisi Ella yang memang saat ini masih terlihat belum juga sadarkan diri.
"Bagaimana kondisi istri saya, dok?" tanya Rangga panik karena melihat Ella masih saja belum sadarkan diri.
"Alhamdulillah, kondisi tidak parah. Pisaunya juga sudah kami ambil dan akan kami cek sidik jarinya, siapa tahu bisa untuk melacak sang pelaku."
"Bapak nggak usah khawatir, saat ini pasien belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Untuk sepuluh menit kedepan, pasti pasien akan sadar."
'Untuk sementara waktu, pasien di sarankan di rawat inap. Untuk memulihkan kesehatannya, dan menstabilkan kondisi tubuhnya."
Setelah memberikan penjelasan kepada Rangga, dokter pun berpamitan untuk segera menangani pasien yang lainnya. Dan jika Ella telah sadarkan diri disarankan untuk segera memberitahu dokter.
Rangga duduk di tepi brankar yang saat ini Ella sedang berbaring. Ia pun menatap wajah cantik Ella yang matanya masih saja terpejam. Kedua tangannya menggenggam salah satu tangan Ella.
"Sayang, aku minta maaf selama ini telah meragukan ketulusanmu terhadapku. Kini aku bisa merasakan betapa dirimu benar-benar tulus ikhlas dalam mencintaiku. Kamu rela mengorbankan nyawamu demi menyelamatkan aku. Jika wanita yang lain belum tentu akan mau melakukan hal yang seperti kamu lakukan untukku," gerutuan Rangga di dalam hatinya.
"Sayang, semoga kamu lekas sadar supaya kita bisa bersama lagi bercanda ria melewati hari-hari selalu bersama-sama. Aku minta maaf karena mengajakmu untuk ke rumah ibumu, hingga di jalan terjadi suatu musibah seperti ini," batin Rangga.
Sejenak Rangga teringat akan sopir pribadinya yang pada saat terjadinya insiden penusukan tersebut, ia tidak bisa mengantarkannya ke rumah sakit karena disibukan dengan mengganti ban mobil yang bocor.
Rangga pun segera menelpon sang sopir pribadinya, untuk mengetahui keberadaannya saat ini di mana. Dan apakah telah selesai dalam mengganti ban mobil yang sempat bocor.
Kring kring kring kring
Satu panggilan telepon masuk ke dalam nomor ponsel sang sopir, dan ia pun segera mengangkatnya.
"Halo Tuan Rangga, saya baru saja selesai mengganti ban mobil."
"Jika begitu kamu lanjutkan saja perjalanan menuju ke rumah mertuaku, bukankah kamu telah mengetahuinya?"
"Baiklah Tuan, saya akan segera ke rumah Bu Rani."
"Kamu tak usah mengatakan apa yang telah terjadi pada Ella. Kamu katakan saja pada Bu Rani jika Ella memintanya untuk turut serta tinggal bersama di kota. Kamu katakan apa yang telah menimpa Ella jika Bu Rani sudah ada di dalam mobil. Kamu langsung antar ke rumah sakit Vira Medika di ruangan Mawar."
"Baiklah, Tuan. Akan segera saya laksanakan perintah anda."
Setelah cukup lama menelpon sang sopir pribadinya, Rangga pun menutup panggilan telepon tersebut.
Begitu pula dengan sang sopir pribadi, ia juga menutup panggilan telepon tersebut, dan langsung melajukan mobilnya menuju ke arah rumah Bu Rani.
Rangga teringat akan Sigit yang dari tadi berada di luar ruangan. Ia pun memanggilnya untuk segera masuk.
'Bagaimana kondisi istri papah?" tanya Sigit yang canggung untuk memanggil Ella sebagai mamah.
"Alhamdulillah... kata dokter sih tidak apa-apa. Hanya saja belum juga sadar karena terpengaruh obat bius. Dokter juga menyarankan supaya beberapa hari dirawat inap untuk menstabilkan kondisi kesehatannya. Kalau sudah benar-benar dinyatakan sehat baru boleh pulang."
Hati Sigit menjadi lega, mendengar apa yang dikatakan oleh papahnya tersebut. Ia sudah tidak khawatir lagi tentang kondisi, Ella.
Tak berapa lama, Ella pun sadarkan diri. Ia mulai membuka matanya secara perlahan-lahan. Dan sejenak menatap sayu ke arah Rangga.
"Mas, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Ella lirih.
Sigit semakin merasa cemburu pada saat melihat Ella begitu perhatiannya pada Rangga.
"Astaga, Ella! aku ingin sekali kamu juga menatap ke arahku pula saat kamu sadar, tetapi kamu sama sekali tak menghiraukan adanya aku disini. Bahkan kamu masih saja peduli pada papah, di tengah kondisi kamu yang masih lemah," batin Sigit kesal.
Sementara Rangga juga heran dengan sikap, Ella. Sendiri kondisi masih tak berdaya tapi malah memikirkan dirinya.
"Sayang, aku tidak apa-apa. Seharusnya aku yang saat ini ada di posisimu, jika kamu tak menghadang pria itu menusukku. Lain kali kamu nggak boleh seperti ini ya? membahayakan nyawamu sendiri seperti ini."
Rangga terus saja menatap sendu ke arah istrinya dan menciumi tangan Ella.
Kembali lagi, Sigit di buat cemburu pada saat melihat Rangga mengecup mesra saleh satu tangan Ella dan bahkan tak melepaskannya dari genggaman tangannya.
"Mas, aku kan istrimu. Sudah kewajiban aku menjaga dan melindungi suamiku. Intinya kita suami istri saling menjaga satu sama lain,' ucap Ella lirih.
Rangga merasa terharu, matanya berkaca-kaca pada saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ella. Jika wanita muda selain Ella, pasti hanya akan memanfaatkan kekayaan Rangga saja dengan meminta banyak hal padanya.
Tetapi tidak dengan Ella, selama ia menikah dengan Rangga sama sekali tak meminta apa pun. Ia bukan wanita yang gila harta, karena ia menikah dengan Rangga ata dasar kasih dan cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fhans Rossi
kesan banget dengan tingkah lakunya Sigit bisa²nya dia begitu....
2023-02-07
0