Suatu pagi yang indah, Ella melakukan aktivitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Karena ia benar-benar ingin mengabdi sepenuhnya pada suaminya.
Walaupun di rumah mewah itu sudah ada beberapa asisten rumah tangga. Tetapi ia selalu turun tangan sendiri untuk memasak. Ia yang dulunya adalah seorang perawat di salah satu rumah sakit.
Hingga ia hapal dengan menu masakan yang sehat untuk suaminya yang membuat penyakit diabetes dan juga hipertensi. Ia benar-benar menjaga pola makan suaminya agar selalu sehat.
Walaupun ia sudah menjadi seorang nyonya rumah dari suami kaya raya, tetapi ia tidak pernah sombong. Kepada siapapun juga kepada para pelayan yang ada di rumah tersebut.
"Mas, apa kamu serius jika pagi ini akan mulai berangkat ke kantor? memangnya kamu yakin dengan kesehatanmu sendiri!" tanya Ella di sela selesai memasak dan ia akan mandi pagi.
"Sudah, sayang. Kamu nggak usah khawatir ya? berkat perawatan dari istriku tercinta ini, aku kini benar-benar sudah sehat total."
Pada saat Rangga menghampiri Ella akan menciumnya, tiba-tiba Sigit melintas dan dengan tujuan akan menemui dirinya.
"Ist, mas. Aku bau bumbu belum mandi, tuh lihat apa kamu nggak malu di lihat anakmu?" tolak Ella lalu ia beralih ke toilet yang ada di kamar tersebut.
Melihat tingkah Papahnya itu, Sigit merasa sangat kesal sekali. Ia semakin terbakar api cemburu.
"Sigit, lain kali ketuk pintu dulu. Ada apa pagi-pagi ingin menemui papah?" tegur Rangga yang tak suka dengan sikap Sigit yang tak bisa menjaga sopan santun.
"Pah, seharusnya jangan menyalahkan aku. Salah siapa pintu dibuka lebar seperti itu. Aku datang hanya ingin tanya saja, apakah papah mau ke kantor bareng sama aku atau tidak?" tanya Sigit kesal.
Rangga mengatakan jika dirinya tidak akan berangkat bersama dengan Sigit. Apa lagi kantor mereka berbeda arah. Rangga akan berangkat dengan sopir pribadinya saja.
Mendengar akan hal itu, sejenak terlintas pikiran jahat di benak Sigit untuk membuat celaka papah kandungnya sendiri. Ia pun menyunggingkan senyumnya, hingga Rangga heran.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?"
Pertanyaan dari Rangga mengagetkan lamunan Sigit," nggak apa-apa pah."
Saat itu juga Sigit berlalu pergi dari kamar Rangga. Dan ia melangkah ke kamarnya sendiri.
Beberapa menit kemudian...
Setelah acara sarapan selesai, Sigit terlebih dahulu berangkat ke kantornya. Dan tak berapa lama, Rangga juga pergi. Tetapi Ella tak membiarkannya pergi begitu saja, ia membawakan bekal makan siang yang sehat untuk Rangga. Dan juga telah ia siapkan obat serta minumannya.
*********
Tanpa sepengetahuan siapapun, Sigit memerintah orang bayaran untuk menyabotase rem mobil milik Papahnya. Di saat jam makan siang, dimana semua orang yang ada di kantor di sibukkan dengan makan siang di luar kantor. Begitu juga dengan sopir pribadi, Rangga. Kesempatan ini tidak di biarkan begitu saja oleh dua orang bayaran Sigit.
Salah satu menyabotase rem mobil, dan salah satunya melihat sekelilingnya aman atau tidak. Hanya beberapa menit saja tugas mereka tak berhasil dengan lancar.
Dan pada saat sore hari menjelang pulang kerja, terjadilah hal yang tak di inginkan. Yakni mobil yang di tumpangi oleh Rangga menabrak sebuah tiang listrik besar. Dimana si sopir sengaja membelokkan mobil pada saat akan menabrak mobil yang lain.
Mendengar kabar kecelakaan tunggal yang menimpa suaminya. Ella pun sangat cemas, ia langsung pergi ke rumah sakit dimana Rangga dan sang sopir mendapatkan perawatan medis.
"Dok, bagaimana kondisi suami saya?" tanya Ella panik.
"Alhamdulillah, kondisi pasien tidak parah. Hanya luka ringan di pelipisnya dan juga kakinya."
Dokter juga mengatakan jika kondisi si sopir juga tidak apa-apa. Ella bisa bernapas lega setelah tahu suaminya baik-baik saja. Tapi tidak dengan Sigit, ia sangat kesal mengetahui jika kondisi Papahnya baik-baik saja.
Padahal ia ingin sesuatu hal buruk terjadi papahnya supaya dirinya bisa memiliki Ella sepenuhnya.
"Sialan, bagaimana mungkin papah bisa terhindar dari maut. Padahal sudah jelas sekali anak buahku menyabotase rem mobilnya, karena salah satu dari mereka sempat merekam aktivitasnya dan mengirimkannya padaku. Jadi tidak mungkin jika mereka berbohong padaku," batin Sigit.
Demi rasa cintanya pada Ella, ia bisa berbuat nekat terhadap papah kandungnya sendiri.
Tak berapa lama, ia pun tersenyum sinis mempunyai suatu rencana baru di mana ia akan menghasut Papahnya jika kecelakaan yang terjadi padanya adalah karena unsur kesengajaan.
Pada saat Ella tidak ada di samping Rangga, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Sigit. Ia pun menghampiri papahnya dan mengatakan banyak hal buruk tentang Ella padanya.
"Pah, aku rasa kecelakaan yang papah alami ini bukan murni karena kecelakaan, tetapi ada yang berniat buruk pada papah. Ingin papah celaka."
Mendengar apa yang dikatakan oleh Sigit, Rangga memicing alisnya," apa maksud dari perkataanmu itu?"
Sigit pun mengatakan bahwa kemungkinan buruk, semua yang terjadi pada Rangga adalah ulah Ella.
"Astaga, kenapa kamu berprasangka buruk pada Ella? papah yakin sekali jika Ella tidak akan melakukan hal keji. Dia seorang istri yang sangat baik dan santun serta solehah."
Sigit sangat kesal karena usahanya menghasut Papahnya tidak berhasil. Walaupun berbagai kata ia lontarkan tetapi tetap saja Rangga percaya pada istrinya.
"Sialan, sebegitu cintanya Papah pada Ella hingga tidak bisa di hasut begitu saja. Apakah yang telah Ella lakukan pada papah hingga papah tak bisa di perdaya olehku?" batin Sigit kesal.
Tetapi ia tidak akan tinggal diam, ia akan mencari cara lain supaya bisa memisahkan Ella dari Rangga. Sigit memutar otaknya supaya bisa menemukan ide yang cemerlang.
Sejenak ia pun tersenyum bahagia, dan ia pun berpamitan pulang pada saat Ella telah datang kembali.
Akan tetapi seperginya Sigit, Rangga pun menanyakan sesuatu hal yang mengganjal di dalam hatinya.
"Ella, aku ingin bicara padamu. Tetapi aku minta kamu jangan marah ya, dengan apa yang ingin aku bicarakan atau aku tanyakan padamu."
Ella memicingkan alisnya," sepertinya kok serius sekali mas? katakan saja aku akan jawab dengan jujur dan tak akan marah."
"Ella, untuk apa kamu mau menikah denganku? apa maksud dan tujuanmu?" tanya Rangga seraya menatap menyelidik ke arah Ella.
"Mas, bukankah dari awal sudah aku katakan. Aku menikah denganmu karena aku tulus cinta dan sayang padamu. Tidak ada maksud apa pun selain itu. Kenapa juga Mas masih meragukanku?" Ella balik bertanya.
"Aku tidak meragukan cintamu, hanya saja setiap kali aku dengar kata-kata indah itu aku menjadi tersanjung," ucap Rangga berbohong.
Tetapi di dalam hatinya masih saja ada rasa gundah gulana, memikirkan apa yang barusan di katakan oleh Sigit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
evita vita
pa Rangga apa perlu ada alasan untuk mencintai
2023-03-09
1
Fhans Rossi
tega banget Yach Sigit demi seorang wanita rela membunuh ayah kandungnya sendiri.....
2023-02-07
1
Eka Elisa
astaga jht bgt nie sigit smoga rangga gk kmkan hsutan cie sigit anak durjana nya itu...
2023-01-31
2