Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit kini kondisi Rangga telah sehat, dia sudah berada di rumah kembali. Tetapi Ella melarangnya untuk kembali bekerja. Ia meminta supaya suaminya istirahat beberapa hari di rumah. Supaya kesehatannya benar-benar pulih.
"Mas, aku minta padamu jangan kerja dulu ya? istirahatlah dulu beberapa hari di rumah untuk menstabilkan kondisi tubuh," saran Ella pada saat berada di meja makan.
Hal ini membuat Sigit sangat kesal mendengarnya. Ia benar-benar tak habis pikir kenapa Ella begitu perhatiannya pada, Rangga.
Dia ingin sekali ada seorang wanita yang benar-benar tulus cinta padanya seperti Ella cinta pada, Rangga yakni Papahnya. Karena selama ini jika ia dekat dengan seorang wanita, pasti wanita itu tidak benar-benar tulus cinta padanya. Hanya cinta dengan hartanya saja.
"Kenapa aku menjadi cemburu seperti ini? kenapa aku iri dengan papah yang di perhatikan oleh, Ella.
Sebenarnya aku yang lebih pantas untuk mendapatkan perhatian dari Ella, dari pada papah yang sudah tua. Karena aku lebih muda dan lebih kuat fisik, dan jalan masih membentang lebar," batin Sigit seraya menahan rasa kesalnya melihat begitu perhatiannya Ella pada Rangga.
"Sayang, aku akan bosan jika terlalu lama berada di rumah. Lagi pula aku sudah benar-benar sehat kok."
Namun perkataan Rangga di tentang oleh Ella. Ia tetap saja tak mengizinkan Rangga untuk lekas bekerja.
"Jadi Mas merasa bosan jika hanya di rumah saja bersamaku? aku ini membosankan ya, mas? ya sudah begini saja, mas libur saja. Aku biar pulang saja ke rumah Ibuku, jadi mas akan lebih kerasan jika nggak ada aku."
Ella pasang wajah cemberut dan masam di hadapan Rangga. Hingga pada akhirnya Rangga pun menyerah dan ia bersedia libur untuk beberapa hari istirahat di rumah. Ia tidak mau istri tersayangnya pergi ke rumah ibunya. Yang ada ia akan semakin kesepian.
"Sayang, apa nggak sebaiknya ibumu di minta tinggal di sini saja bersama kita? supaya ia tidak kesepian di kampung?" saran Rangga.
Sebenarnya Ella juga berharap demikian, tetapi ia tak berani mengatakannya pada Rangga, karena ia khawatir suaminya tak setuju. Mendengar saran dari suaminya, Ella menjadi sangat senang.
"Mas, apakah kamu serius dengan ucapanmu barusan?" tanya Ella ragu dan belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rangga.
"Serius, sayang. Bagaimana kalau kita ke kampung untuk jemput ibumu? sekalian kita healing supaya aku tidak begitu bosan. Kan bisa refreshing juga."
Ella pun mengangguk pelan seraya menyunggingkankan senyuman manisnya. Hal ini sempat di lihat oleh, Sigit. Ia begitu terpesona dengan senyuman dari Ella yang menampilkan gigi putihnya dan gigi gingsulnya.
Saat itu juga selesai sarapan, Ella mengemasi semua kebutuhan dirinya dan Rangga untuk pergi ke kampung. Pada saat itu, Sigit menghampiri Rangga yang sedang duduk di teras, menunggu Ella siap.
"Pah, aku boleh ikut nggak?"
"Lah kan kamu berangkat ke kantor? nanti kalau ada hal penting di kantormu bagaimana?" tanya Rangga.
"Hem, bilang saja aku nggak boleh ikut."
Melihat wajah murung Sigit, membuat Rangga tak tega. Hingga pada akhirnya, Rangga mengizinkan Sigit ikut pergi ke kampung dimana Ibunya Ella tinggal.
Sigit lekas berkemas pula untuk ikut ke kampung. Dia tersenyum lebar karena di dalam hatinya sudah merencanakan hal buruk untuk Rangga.
"Terima kasih papahku, sayang. Aku akan beraksi kembali. Dan kali ini pasti akan berhasil, nanti aku yang akan gantikan posisi Papah menjadi suaminya Ella," batin Sigit
Dia pun segera menelpon beberapa anak buah kepercayaannya untuk melancarkan aksinya tersebut.
Cintanya pada Ella sudah begitu besar, dan ia sudah tak sabar untuk bisa memiliki Ella. Bahkan ia sangat yakin, jika Rangga tewas, pasti Ella akan bersedia menjadi istrinya.
Beberapa menit kemudian...
Mereka bertiga sudah berada di dalam mobil, bersama dengan salah satu sopir pribadi keluarga Rangga.
Baru dua puluh menit perjalanan, dan tepatnya di sebuah jalan yang tak begitu ramai. Tiba-tiba mobil terpaksa terhenti, karena ban mobil bocor secara tiba-tiba. Dan tak hanya itu, ada beberapa Preman dengan memakai topeng menghampiri.
Sopir dan Sigit sempat berkelahi dengan mereka. Bahkan Sigit meminta Rangga untuk tidak ikut melawan para preman. Dan pada saat salah satu preman mengeluarkan pisau dan ia dengan cepat akan menusukkan pisau tersebut ke arah Rangga. Ella memekik seraya ia berlari menghadang preman tersebut dengan posisi memeluk Rangga, hingga yang terkena tusukan adalah Ella di bagian pinggir pinggang.
"Aaahhh..." rintih Ella dan saat itu juga matanya terpejam tak sadarkan diri.
Darah mengalir deras dari luka tusukan tersebut. Sementara para preman segera kabur, khawatir mereka akan di laporkan ke aparat kepolisian.
"Ella sayang! Sigit.... bantu papah! kita harus cepat bawa Ella ke rumah sakit. Ya ampun, ini pisaunya pasti dalam, hingga sampai menancap seperti ini. Ella, maafkan aku ya?"
Sang sopir segera memanggil taxi yang kebetulan melintas. Karena ia harus mengganti ban mobil yang bocor hingga tak bisa mengantarkan Ella ke rumah sakit. Rangga dan Sigit yang membawa ke rumah sakit dengan naik taxi.
Rangga terus saja bergumam di dalam hatinya, ia menyalahkan diri sendiri. Karena tadi ia tak fokus dengan sendiri tetapi terus saja menatap ke arah Sigit dan pak sopir melawan para preman.
Sigit juga merasa khawatir dengan kondisi Ella. Ia sangat menyayangkan sikap Ella yang menurutnya terlalu bodoh dengan mengorbankan diri sendiri demi, Rangga.
"Ella-Ella, kenapa kamu begitu bodoh sih? seharusnya biarkan saja, papah yang terkena tusukan supaya kita bisa hidup berdampingan selamanya. Aku itu sangat cinta padamu. Jika seperti ini aku akan sangat merasa bersalah. Apa lagi jika terjadi hal buruk padamu, aku tidak kan pernah bisa mengampuni diriku sendiri selamanya," batin Sigit merutuki diri sendiri.
Tak berapa lama, sampailah taxi yang di tumpangi Rangga dan Sigit di pelataran rumah sakit. Sigit segera memanggil beberapa perawat untuk membantu mengangkat tubuh Ella yang tak sadarkan diri di pangkuan Rangga.
Segera Ella di larikan ke ruangan Instalasi Gawat Darurat untuk segera mendapatkan penanganan medis. Di mana dokter dan beberapa perawat akan segera mengoperasi luka Ella yang terkena tusukan untuk di ambil pisaunya yang menancap tersebut.
Selama proses penanganan medis, Rangga dan Sigit berada di luar ruangan. Dan Sigit berpura-pura pamit pada Rangga untuk sejenak ke toilet.
Pada saat di toilet, Sigit segara mengirim chat pesan terhadap salah satu anak buahnya.
[Kerja kalian gagal total, salah target. Ya sudah nggak apa-apa, tapi sekarang juga kalian harus segera pergi dari kota ini karena khawatir papahku akan melaporkan kasus ini ke kantor polisi.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fhans Rossi
astaga tega bangat jadi anak 3mangnya nda cewek yang lain apa....
2023-02-07
0
Eka Elisa
astaga...sigit kmu ini itu istri papa kmu tau....msk kmu mo rbut juga ksian dong papa kmu..knpa gk cari di luar sana aj cih...kn byk wnita" cantik kmu mo yg model apa aj ada..
smoga satu saat rangga tau lok ank nya itu licik dn jht yg tega mo bunih dia buat rbut ela..
2023-01-31
2