Bab 3
.
.
.
Hari sudah berganti pagi lagi seiring dengan jarum jam yang berputar.
Meski rasa malas untuk sarapan bersama sang papa, Namun deyna masih memiliki rasa takut jika sampai sang papa marah karna dia mengabaikan acara sarapan.
Namun saat tiba Dibawah, Deyna sedikit heran sebab yang terlihat duduk dimeja makan besar mereka hanya sang mama.
Deyna Meneliti mencoba mencari keberadaan sang papa.
"Pagi Nona..Silahkan.."Seorang pelayan yang memang bertugas melayani Deyna segera mempersilahkan Deyna untuk segera duduk.
"Oh.. Anak mama sudah turun.. Maaf sayang,mama tidak lihat.."Sapa Melani dengan begitu lembut.
"Papa mana ma ?? Tumben jam.segini.belum turun ??" tanya Deyna seraya duduk disisi sang mama dan menunggu pelayan menyiapkan makanan untuknya.
"Papamu ada urusan penting. Mama juga tidak tau untuk apa."Balas Melani.
Deyna.mulai meneguk susu terlebih dahulu.
"Em.. Ma, papa kan tidak dirumah. Em..Aku.bolehkan berangkat kuliah ?? Aku janji, akan menurut dengan sopir ??" Bujuk Deyna yang sangat faham.sang mama adalah orang yang tidak tegaan.
"Maafkan mama sayang. Papamu sudah pesan untuk.hari ini kau masih harus dirumah."balas Melani.
Deyna langsung cemberut dan berdumal.
"Tapi kau tenang saja. Besok sepertinya kau sudah bisa bebas kuliah lagi."tambah melani yang membuat alis Deyna malah bertaut menjadi satu.
"maksudnya ??" Deyna tak faham.
"besok kau sudah bisa kuliah seperti biasa. Papamu sendiri yang bilang. Bahkan kau akan bebas kemana saja"tutur Melani.
"Kenapa malah aku jadi curiga, Papa membebaskanku ?? Itu sangat mustahil."Timpal Deyna.
Melani hanya tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya.
.
.
.
Mobil Exel berhenti tepat didepan sebuah helikopter yang juga baru saja mendarat.
Tak mau menunggu lama Exel segera turun saat beberapa anak buahnya membukakan pintu mobil.
Senyumnya tak luntur sedikitpun saat melihat orang yang ditunggu menuruni tangga Helikopter itu.
Pria berkaca mata itu memberi hormat pada Exel yang dengan segera dibalas oleh Exel.
"Selamat datang"Sapa Exel.
"Siap tuan. Selamat datang."Balasnya.
"Biasa saja. Ini bukan dimarkasmu kan.."Canda Exel.
Pria itu tersenyum tipis seraya membuka kaca matanya.
"Kau sekarang sudah sangat dewasa. Sangat mirip Ayahmu. Abdi Negara."Puji Exel.
"Anda terlalu berlebihan tuan. Tapi anda orang yang sangat berpengaruh ya, buktinya anda bisa meminta saya dengan mudah."Pria itu kembali merendah.
Exel tertawa kecil. "Saya lakukan karna terpaksa. Karna saya yakin hanya kau yang bisa melakukan pekerjaan sulit ini."
Pria itu menggangguk pelan.
"Kita lanjut ngobrol dimobil saja bagaimana ??" tawar Exel.
"Baiklah. Mari silahkan."Pria itu mempersilahkan Exel terlebih dulu. Lalu kemudian dia mengekor dibelakangnya.
Pria itu sedikit menyunggingkan senyum saat banyaknya pengawal yang ada dalam penjemputannya.
"Baru kali ini aku merasa seperti tahanan.."Gumam Pria itu.
.
.
"Bagaimana rasanya bebas seperti ini ??" Tanya Exel dengan Candaanya. Saat melihat pria yang bersamanya tengah memperhatikan jalanan.
" Saya malah sedikit giguk. Biasanya hanya mengatur anak-anak dimarkas sekarang saya seperti orang biasa."Balas Pria itu.
Exel kembali terkekeh. "Ada saatnya kau harus memikirkan masa depanmu juga anak muda.."
"Saya malah belum berfikir kearah sana." timpalnya.
"Aku hanya tidak mau nasib Ayahmu menimpamu juga. Dia menikah diusia tua" Kembali kedua pria beda usia itu tertawa bersama dengan candaan ringan yang tak sengaja terlontar.
.
.
.
Pada nanya ya siapa pria itu ???
😁😁😁
Sabar ya ntar juga ada pengenalannya 🙏🙏🙏
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
3 semprul
Exel....
2023-03-05
1
Virushe Aira
lanjut
2023-01-25
1