Hari ini Azzura sedang terburu-bur ke kampus karena ada matkul pak Reyhan. Hari ini tugas yang diberikan pak Reyhan harus segera dikumpulkan. Ia mencoba sepeda matic-nya ternyata tidak hidup. Akhirnya dia terpaksa berlari ke arah luar untuk mencari angkutan umum atau ojek. Sebelum dia menemukan kendaraan yang bisa mengantarkannya ke kampus dia berpapasan dengan seorang ABDI NEGARA yang menyapanya.
" Zura? Hai ...," sapa seorang pemuda berperawakan tinggi tegap tegas dengan memakai pakaian Dinas.
" Kak Dzul?" senyuman terbit di wajah Azzura.
DZULQARNAIN PANDE NEGARA adalah putra paman Pande sahabat ayah. Kak Dzul sudah 3 tahun ini menjadi seorang TNI angkatan Darat. Dia pemuda manis berperawakan atletis senyuman menawannya membuat para gadis betah memandangnya. Ayah kak Dzul adalah seorang perwira TNI, kakaknya pun menjadi menjadi Kapolres di kota Bogor. Keluarga kak Dzul berasal dari keluarga militer semua.
" Zura mau kemana? Kok buru-buru tapi tidak pakai kendaraan?" tanya kak Dzul pada Zura.
" Mau ngampus kak tapi sepedanya tidak bisa diajak kompromi masak iya tiba-tiba mati. Jengkel sekali rasanya," ucap Zura dengan kesalnya. Kak Dzul hanya tersenyum sambil menampilkan deretan giginya yang putih.
" Zura mau kak Dzul antar?" tawar kak Dzul pada Zura. Tapi Zura nampak berfikir ia tidak ingin membuat pemuda itu repot. Dzul mengerlingkan matanya.
" Ayo naik kak Dzul antar!" tiba-tiba kak Dzul menarik tangan Zura agar naik ke sepeda motor sportnya. Mau tidak mau gadis itupun naik ke sepedanya.
Perjalanan mereka tempuh kurang lebih 15 menit karena Zura bilang sudah kesiangan. Ketika masuk ke area kampus semua mata tertuju pada 2 kendaraan yang masuk bersamaan. Motor sport yang di kendarai Dzul dan mobil sport yang di kendarai Reyhan. Mereka jadi perhatian publik kampus.
Visual Dzul ( produk dalam negeri wkwkwk)
Visual Dosen Reyhan
Visual Azzura
Ketika sudah sampai zura segera turun dan mengucapkan terima kasih. Namun Dzul meminta ponsel Zura dan segera mengambilnya. Zura hanya menatap Dzul entah apa yang pemuda itu lakukan.
" Calling me Zura ... By. Nice to meet you," ucapnya lalu melajukan motornya keluar dari area kampus.
Pemandangan itu membuat teman-temannya berlari ke arah zura yang mematung. Dari kejadian itu ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka yakni dosen Reyhan.
" Zura ... Kekasihmu? Wah ...," tanya lisa. Zura hanya mengedikkan pundaknya dengan jawaban yang membuat kawannya mengejar Zura.
" Entahlah," jawab zura dan berlari menjauh dari teman-temannya. Mereka semua jadi mengejar Zura.
Sedari tadi Reyhan yang memperhatikan Zura jadi tersenyum. Dia merasa lucu dengan pemandangan di depannya. Sikap Zura yang kekanakan membuat senyum Reyhan terbit secara spontanitas.
" Jika pemuda itu kekasihmu lebih baik kita tidak usah menikah Zura. Itu lebih baik untuk kehidupan kita," monolog Reyhan di dalam mobil. Dia pun segera turun dari mobilnya menuju ruangannya.
Reyhan berjalan dengan sumringah sekali. Dia bahagia jika melihat zura sudah memiliki kekasih setidaknya dia bisa menggugurkan keinginan ayahnya untuk menikahi gadis cantik itu. Saat Reyhan sedang menatap ke arah laptop sambil memandangi foto Khansa.
" Setidaknya aku bisa memperjuangkanmu sayang. Aku akan segera menikahimu sabarlah sebentar," ucap Reyhan sambil menatap foto kekasihnya di layar laptop. Tak selang berapa lama suara pintu di ketuk seseorang.
Tok.tok.tok.
" Masuk! ( Reyhan melihat siapa yang menyembul dari balik pintu, muncullah si cantik Zura) Oh, Zura silahkan!" seru dosen Reyhan.
" Ini tugas teman-teman pak. Masih adakah yang harus saya kerjkan ?" tanya zura yang notabene-nya memang mahasiswi rajin.
" Tidak ada," jawab dosen Reyhan. Namun baru beberapa saat melangkah dosen Reyhan memanggilnya kembali. Otomatis zura pun menghentikan langkahnya.
" Tunggu!" seru pak dosen.
" Iya pak," jawabnya sambil menoleh.
" Apa pemuda itu kekasihmu?" tanya Reyhan dengan tiba-tiba. Zura mengernyitkan alis.
" Pemuda mana pak? Saya tidak membawa siapapun?" tanya Reyhan sambil menunduk membaca tugas mahasiswanya.
" Abdi Negara tadi," ucap Reyhan kemudian.
" Oh, tadi Kak Dzul pak. Maaf ya pak karena dia tadi jadi membuat keributan," jawab Zura sungkan pada dosennya. Dia tahu bahwa pak Reyhan ada pemilik kampus ini. Maka dia jadi tidak enak saat pagi-pagi sudan menimbulkan kegaduhan.
" Bukan itu yang kutanyakan. Tapi apakah dia kekasihmu?" tanya dosen Reyhan sekali lagi. Azzura menggeleng.
" Belum pak ... Eh bukan maksud saya. Kak Dzul adalah alm. Teman ayah pak. Saya tidak berani memimpikan siapapun pak untuk menjadi pendamping saya pak. Saya masih ingin fokus belajar. Tadi kebetulan saja kak Dzul ingin mengantar saya karena saya berlari d jalan khawatir terlambat. Sekali lagi pak mohon maaf," jawab Zura mewakili semua pertanyaan Reyhan. Pemuda itu menatap ke arah zura dengan seksama tak ada dusta dalam matanya itu. Dia benar-benar tidak ingin memiliki hubungan dengan siapapun saat ini. Dia sedang dalam kondisi tidak Pede dengan keadaannya tapi dia memang mahasiswa yang fokus belajar. Reyhan pun mengangguk mengiyakan ucapan Zura.
" Baik pak permisi! Assalamualaikum," ucapnya.
" Waalaikimsalam," jawab Reyhan.
Kepergian Zura membuat banyak pertanyaan di benak Reyhan. Seharusnya dia tidak pasif. Kulihat lelaki itu menyukai Zura tapi zuranya terlalu lempeng. Mungkin karena hidupnya terlalu keras. Setelah di tinggal sang ayah dia hidup sangatlah sederhana. Bahkan diapun tak berani memimpikan siapapun. Padahal modal utamanya sudah dia miliki yakni wajah yang cantik. Siapa yang tidak tertarik. Saat memikirkan itu semua handphone-nya berbunyi.
" Ya khansa sayang?"
" Kak ... Rindu. Tapi saat ini aku sedang berada di indonesia. Suprise!" teriaknya di ujung telpon. Reyhan yang kaget malah melemparkan handphone-nya.
" What? Zura ..." Reyhan salah menyebutkan nama. Khansa langsung terdiam dan mulai mengintimidasi kekasihnya itu.
" Kak, Zura siapa?" tanya khansa serius.
" Oh, dia mahasiswaku barusan dia ke ruanganku jadi aku salah ucap," jawab Reyhan sambil mengambil nafas. Khansa pun terdengar kembali bahagia
" Kak temui aku ya saat tidak sibuk. Aku sedang mencari hotel nanti ku kabari," ucap Khansa.
" Oke sayangku. Baik-baik di sana ya!" seru Reyhan kemudian menutup handphone-nya dengan perasaan bahagia campur deg- degan. Bagaimana jika gadisnya mengetahui bahwa zura adalah gadis yang akan dijodohkan dengannya. Kacau.
Reyhan jadi tidak fokus melihat tugas mahasiswanya. Dia menelpon Zura untuk segera ke ruangannya. Untuk menanyakan sesuatu.
" Zura ... Teman mahasiswa suruh ke perpus saja jam saya. Bilang pada salah satu temanmu. Kamu tetap di ruangan saya," ucap Reyhan. Zura yang berdiri kembali menoleh ke arah dosennya.
" Untuk apa pak?" tanya zura sedikit ragu khawatir salah dengar.
" Duduklah di sana tunggu sebentar. Aku menyelesaikan ini dulu," ucap Reyhan tanpa menatap zura. Zura tanpa bertanya lagi dia pun duduk di kursi tamu.
Visual Khansa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sinta Amalia
bentar Thor
tadi kan ada matkul Ushul fiqh
berarti ini universitas Islam dong.
nah kenapa visual nya gk pake kerudung?
2024-06-17
0
Nur Liana
dalam ekpektasi saya,tokoh wanitanya berjilbab
2023-06-30
3