"Kamu rendam pakai apa? Kenapa lecek begini??"
"Pakai air lah. Abang nggak bisa baca instruksi nya?" Tanya Punai dengan wajah tegasnya.
Bang Igo tak sabar lagi. Ia pun menjepit bibir Punai agar tidak semakin banyak bicara. Malu semalu malunya ia rasakan.
"Nah lho Goo.. mampu nggak. Di tagih nyonya tuh" ledek Papa Ricky. "Belum ada sejarahnya dalam keluarga kita tekdung nya lama. Istri Bang Isyad saja sudah isi"
Jengkel sekali rasanya mendengar ucap sang Papa. Betapa harga dirinya sebagai seorang pria begitu di remehkan.
"Sabar Bang, biar mereka saling mengenal. Saya juga takut Nai merepotkan suaminya karena usianya terlalu muda." Papa Hara sangat takut jika Punai hamil karena kepolosan sang putri.
"Kau jangan pura-pura tidak ingat. Saat kita menikah dulu.. berapa usia Tisha dan Nindy? Mereka juga hamil dan Alhamdulillah jadi anak-anak. Yang penting sebagai suami harus siaga" jawab Bang Ricky.
Papa Hara hanya menepuk bahu Bang Igo tanpa jawaban apapun lagi. Tepukan tanda beliau telah merestui apapun yang melatar belakangi pernikahan mereka. "Sabar Le, Papa akui Punai memang agak banyak kekurangan tapi Papa yakin dirinya tidak seburuk itu"
"Saya tau Pa" Bang Igo pun melirik Punai yang masih menatapnya jengkel. "Kenapa melihat Abang seperti itu??" Tegur Bang Igo.
"Dasar kumis lele" ejek Punai.
Bang Igo sangat kesal namun dirinya tidak mungkin membalas kelakuan istri kecilnya. "Iwak cithul" gumam lirih Bang Igo.
Papa Hara dan Papa Ricky menggeleng tersenyum geli melihat perdebatan sengit anak dan menantunya.
...
"Aku nggak bisa keluar. Bang Igo marah" Punai berbisik di sambungan teleponnya.
"Masa aku kerja sendiri?" Tanya Esi.
"Maaf Si, sepertinya aku nggak bisa kembali kesana lagi. Abang selalu mengawasiku." Jawab Punai.
"Eheem..!!!" Bang Igo sengaja berdehem sembari mengerjakan tugas pada laptopnya di ruang tamu.
"Sudah ya. Dewa kematian sudah memberiku tanda untuk diam..!!" Bisik Punai kemudian mematikan sambungan teleponnya.
"Sudah sholat apa belum? Ngoceh saja itu bibir" tegur Bang Igo.
"Sudah."
"Kapan, sejak tadi Abang duduk disini.. kamu belum juga sholat. Cepat sholat sekarang, ini sudah hampir masuk waktu sholat maghrib..!!" Perintah Bang Igo.
Punai pun segera berjalan ke arah belakang untuk mengambil air wudhu.
...
Kini waktu sudah masuk waktu sholat maghrib. Bang Igo menggelar sajadahnya. "Dek.." Bang Igo memanggil Punai yang akan menggelar sajadahnya di ruang tengah.
"Apaa??"
"Yang baik to jawabnya..!!"
"Ada apa Abang??" Punai mengulang lagi jawabnya.
"Nah.. begitu khan bagus, tidak terlihat seperti preman" kata Bang Igo. "Cepat gelar sajadah disini..!! Sholat sama Abang..!!" Ajak Bang Igo.
Tanpa kata, Punai menggelar sajadahnya.
~
Bang Igo mengucap salam kemudian membaca do'a usai sholat isya. Beberapa waktu lamanya akhirnya ia menoleh dan mendapati sang istri tengah bersandar dan tertidur pulas. Ia sengaja mengisi waktu antara sholat maghrib dan sholat isya.
"Eeehh.. si Cithul, di suruh baca do'a malah tidur. Ya begini ini kalau capek di buat sendiri" Bang Igo pun akhirnya mengangkat tubuh Punai lalu merebahkan di atas ranjang.
...
Punai terbangun saat jam menunjukan pukul 21.23 WIB. Rasanya Ia langsung tersentak kaget karena Bang Igo tidur sembari memeluknya, meletakan tangan di atas perut ramping nya. "Aduuuhh.. ini tangan apa patahan kayu sih.. berat amat." Punai menyingkirkan tangan Bang Igo. "Isshh.. nggak pakai baju lagi" cicitnya saat tau Bang Igo tidur hanya bertelanjang dada tapi kemudian matanya tidak sengaja melirik perut kotak Bang Igo hingga sampai ke bagian tengah. "Idiiihh itu ngantongin apa coba"
Punai menyeret tubuhnya sedikit menepi namun tiba-tiba bagian tubuhnya terasa begitu sakit dan luar biasa kesakitan. "Aaaah.." ia sampai meremas selimut karena terlalu sakit. Ia pun kembali bergeser perlahan. "Ya ampun.. aku haid ya. Pantas sakit sekali tapi kenapa sakitnya di situ??" Gumamnya saat melihat ada bercak noda di sprei.
Merasa ada yang mengusik tidurnya.. Bang Igo pun terbangun. "Kamu itu mimpi atau kumur? Berisik sekali."
Bukannya menjawab, Punai malah terisak.
"Kenapa dek?" Tanya Bang Igo.
"Nai nggak bisa jalan Bang" jawab Punai.
"Haaaahh.. waduuhh yang benar dek?? Kamu sih, tidur sudah seperti orang mati." Bang Igo segera bangun dan membantu Punai untuk berdiri.
~
"Masih sakit ya? Abang belikan obat ya?" Tanya Bang Igo.
"Memangnya Abang tau apa yang sakit?"
"Cucur khan?" Jawab Bang Igo spontan.
Mata Punai langsung terbelalak kesal. "Abang tau darimana? Abang ngintip Nai tidur ya?"
"Nggak, buat apa sih Abang ngintip??? Seperti nggak ada kerjaan aja Abang ngintip kamu" jawab Bang Igo.
Punai menerka apa yang sebenarnya terjadi. Wajah Bang Igo menunjukan kejujuran. Ia menatap wajah Bang Igo. "Bang.. sepertinya Nai mimpi buruk deh"
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Oding bae
kocak abis deh,...lanjut
2024-07-03
0
Diah Darmawati
cucorrrrrrr🤣🤣🤣🤣
2023-11-07
0
Iis Cah Solo
😂😂😂😂...diam ...diam bang igo udah buka segel...sunyi senyap seperti pasukan yg sedang mengendap langsung sigaappp..😂😂😂😂💪💪💪💪
2023-09-29
0