3. Malam tak di duga.

"Jangan tarik tangan gue..!!! Jauhkan tangan lu yang kotor..!!" Bentak Punai.

"Benahi bahasamu. Panggil saya Abang dan jangan tinggikan nada suaramu..!!!!" Bang Igo balik membentak Punai. Tangan itu menutup rok kebaya Punai yang tersingkap. "Beraninya pamer. Apa pahamu itu mulus????"

"Jangan sok kegantengan. Nai hanya terpaksa menuruti Papa, kalau tidak.. Nai malas di jodohkan sama pria macam ini. Menikahnya tidak usah jadi saja..!!" Kata Punai.

Bang Igo menyeringai gemas. "Terserah..!!!!"

...

Begitu sampai di rumah, Punai langsung berlari naik ke lantai atas membuat seluruh yang hadir dalam acara akad nikah jadi terdiam.

"Maaf.. maaf.. itulah kelakuan Punai." Ucap Papa Hara merasa sangat tidak enak dengan keluarga Bang Ricky.

"Nggak apa-apa. Saya maklum"

"Papa titip Punai ya Igo..!!" Pinta Papa Hara.

"Insya Allah Om" jawab Bang Igo.

"Om Hara Papamu..!!" Papa Ricky pun mengingatkan putranya.

"Maksud saya Papa.."

...

Malam ini juga Bang Igo memboyong Punai untuk langsung tinggal di asrama setelah mengambil seluruh barang Punai di kost mewah.

Punai ternganga melihat rumah dinas yang masih seadanya karena semua di lakukan secara mendadak.

"Astaga.. rumah ini sempit sekali..!!" Gerutu Punai.

"Nanging rupane cilik koyo omah doro, awakmu sek iso turu. Ora kepanasen, ora kudanan" sambar Bang Igo menanggapi.

Punai langsung memonyongkan bibirnya. Ia pun melanjutkan langkah kakinya. "Kita hanya pakai kipas??"

"Abang belum beli AC. Pakai yang ada dulu..!!!" Kata Bang Igo.

"Kamar mandinya dimana?" Tanya Punai sembari berjalan ke belakang rumah. "Iiiihh.. warna catnya pudar" protes Punai.

Bulu kuduknya pun bergidik, aroma rumah lama masih kental terasa.

"Kamu jangan ribut sama hal kecil. Cepat tata pakaianmu dan tidur..!!!! Jangan rewel.. Abang mau ke pos kesatrian..!!!"

"Sana pergi. Nai malas lihat wajah Abang" usir Nai.

"Dasar sok Nona. Kau pikir Abang suka?????" Bang Igo pun meninggalkan rumah setelah membanting pintu ruang tamu.

:

"Aku mau mengajakmu ke cafe tapi kau sudah punya istri. Padahal di cafe baru ada LC cantik. cantik sekali Go, seksi. Namanya Poppy"

"Oya?? Bisa di booking donk" kata Bang Igo seperti biasa dengan sengaja.

"Bisa lah, tapi kau yakin mau berduaan sama LC. Kau sudah punya istri." Tanya Bang Unggar.

"Amaaaann..!!!!"

"Okeee.. berangkat..!!!!"

***

Entah sudah berapa batang rokok yang telah di hisap Bang Igo. Sedari tadi tidak ada wanita yang menarik perhatiannya.

"Eeehh.. Poppy sudah selesai dengan tamunya. "Kamu mau masuk, atau aku yang masuk??" Tanya Bang Unggar.

"Aku mau masuk. Aku penasaran sekali, seberapa cantiknya si Poppy itu." Jawab Bang Igo.

"Oke lah kalau begitu. Hari ini aku sama Selia. Lain kali guliranku sama Poppy." Kata Bang Unggar.

"Hmm.." Bang Igo yang malas segera menuju room dua puluh empat."

~

"Haaaii.. mau di temani nyanyi lagu apa?" Tanya Poppy.

"Lagi koplo bisa?" Bang Igo mengunci rapat pintunya bahkan sampai menutup jendela kecil di pintu dengan jaketnya.

"Bisa donk" jawab Poppy.

Begitu mereka berdua saling berbalik badan, betapa terkejutnya mereka saat mendapati pasangan mereka sedang ada disana.

"Nai.. untuk apa kamu disini???" Suara Bang Igo langsung meninggi.

"Abang sendiri kenapa ada disini?? Bukannya tadi pamit ke pos kesatrian????" Poppy balik bertanya.

Bang Igo melangkah maju kemudian mencengkram kuat pergelangan tangan Punai. "Kamu pergi tanpa ijin suamimu..!! Berapa harga tubuhmu sampai kamu bekerja seperti ini????" Punai memang baru beberapa jam menjadi istrinya, namun hatinya sudah tidak rela dan tidak ikhlas jika sang istri bekerja sebagai pemandu karaoke di club malam tersebut.

"Lepaas Bang..!! Sakiiiiit..!!" Punai memberontak agar bisa segera melepaskan diri dari Bang Igo. "Nai bekerja dan tidak menjual diri"

"Pulang sekarang..!!!" Bang Igo menyeret Punai dengan kesal. "Apa maksudnya memamerkan tubuh di hadapan pria lain?? Murah sekali kau ini..!!" Sungguh meradang hati Bang Igo memikirkan Punai.

"Lalu apa bedanya dengan Abang??? Pastinya Abang juga sering masuk ke tempat seperti ini. Kalau begitu apa bedanya Nai sama Abang??" Teriak Nai.

Buuughhhh..

Praaanngg..

Bang Igo menghantam kaca yang ada di belakang punggung Punai hingga istrinya itu sedikit ketakutan. "Kalau begitu mulai sekarang kita sama-sama tidak usah menginjak tempat seperti ini lagi. Abang kesini hanya untuk melepaskan penat dan beban pikiran meskipun Abang tau semua ini salah. Sedangkan kamu.. apa tujuanmu menginjak tempat ini????" Sorot mata Bang Igo menekan Punai.

"Nai butuh uang, karena tidak mungkin Nai minta sama Papa" jawab Nai.

"Apa yang kamu butuhkan? Motor.. mobil.. rumah??" Gigi Bang Igo masih mengatup geram. Tetesan darah mengalir dari sela jemarinya.

"Apa semua rahasia Nai perlu Abang ketahui?" Mata Nai mulai berkaca-kaca.

"Jelas.. karena mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki di tubuhmu.. itu semua milikku" ucap tegas Bang Igo.

"Memangnya Abang siapa?? Suaminya Nai?????" Pertanyaan Punai seolah meledek Bang Igo.

"Kamu perlu bukti apa??"

"Serahkan seluruh hartamu..!! Bukankah itu milik ku juga andaikan benar aku istrimu??" Tantang Punai sengaja menguji kesabaran Bang Igo dan membuatnya jengkel.

"Ada lagi?"

"Nai minta mobil sport..!!" Pinta Nai karena tidak mungkin Bang Igo akan mengabulkannya.

"Mahal juga ya..!!" Bang Igo menyeringai menanggapi tantangan sang istri.

"Jelas.. Nai wanita berkelas dan mahal. Bukankah ruang ini juga private dan VIP?" Jawab Punai dengan sombongnya.

"Hamil anak Abang dulu, baru Abang kabulkan"

"Oke.. siapa takut" Punai mendekati bibir Bang Igo lalu mengecupnya, perlahan hingga bibir Bang Igo menjadi basah. Tapi semakin lama, ada gerak tubuh yang berbeda dari Punai. Gadis itu terlihat sangat takut. "Sudah.. besok juga hamil. Mana mobilnya?" kata Punai kemudian menghindar.

"Apa ini?? Lakukan yang benar..!!!" Bang Igo kembali menarik Punai ke dalam pelukannya. Dirinya adalah seorang pria, sudah tentu kelakuan Punai sudah mengganggu gejolak hasratnya.

Punai begitu kaget sampai gemetar dalam dekapan Bang Igo.

'Kenapa badannya gemetar? Dia benar-benar tidak pernah melakukannya atau hanya akting?'

"Kamu kenapa? Tidak pernah berkencan dengan pria?"

Punai memajang wajah ketusnya. "Tentu saja pernah. Bukankah menemani tamu bernyanyi juga kencan?" Punai berusaha melepaskan diri dari Bang Igo. "Jangan macam-macam. Nai pekerja eksklusif.. kalau Abang bertingkah.. Nai panggilkan bodyguard" ancam Nai.

"Panggil saja..!!" Tantang Bang Igo.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Pricecilia Doom

Pricecilia Doom

si punai wataknya keras ,manja seperti mamanya Tisha.

2023-12-28

0

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

haaaa....beranteemmm mulu yaaa....nnti sayang2an...😊😊😊😊..kata...kataan nnti jadi demen loohhh nai...bang igo gagah.perkasa ganteng pulaa😀😀😀

2023-09-29

0

Alif Septino

Alif Septino

semangat kak Nara 🥰🥰

2023-04-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!