Bab4

Bu Sarah tersenyum ketika melihat cucunya bisa tersenyum bahagia ketika sedang bermain bersama Avica. Ia tidak pernah melihat cucunya sebahagia itu. Kehidupan cucunya yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu membuat anak itu menjadi pendiam dan tidak mau bermain dengan anak seusianya.

"Lagi main apa sayang? Kok kelihatannya seru banget, sampai nggak sadar kalau oma datang." Kata bu Sarah saat menghampiri Avica dengan cucunya.

Alula mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara sang oma "Alula lagi belajar menggambar dan mewarnai oma. Lihat oma gambarnya bagus kan?" Ujar Alula sambil memperlihatkan hasil gambarnya.

"Wah, bagus sekali gambarnya sayang. Kalau oma boleh tau ini siapa saja yang Alula gambar?" Tanya bu Sarah pada Alula. Sebab gambar yang digambar sang cucu itu seperti sebuah keluarga.

"Ini papa, ini Alula, dan ini kak Avica." Tunjuk Alula satu persatu orang yang ia gambar.

Avica yang mengetahui bahwa wanita yang berada pada gambar Alula itu adalah dirinya sangat kaget. Begitu pun dengan bu Sarah ia tidak percaya bahwa cucunya bisa sedekat itu dengan Avica, sedangkan mereka baru saja bertemu dan mengenalnya.

Di usianya yang genap menginjak 5 tahun ini seharusnya Alula sudah memasuki Tk. Tetapi anak itu tidak mau dan sangat menolak jika harus bertemu banyak teman. Ia sudah sudah sering kali dibujuk agar mau sekolah, tapi hasilnya anak itu malah mengurung diri.

"Nyonya baru sampai ya?" Tanya Avica untuk menghilangkan kecanggungan yang baru saja terjadi.

"Eh..iya, saya baru sampai, Ca. Jangan panggil saya nyonya panggil saja ibu." Pintanya.

"Tapi saya tidak enak, nyonya." Ucap Avica tak enak.

"Tidak apa-apa, Ca. Saya lebih nyaman jika kamu memanggil saya ibu."

"Baik, bu."

Siang harinya Avica mengajak tidur Alula. Karena anak itu terlihat sangat mengantuk setelah makan siang. Sedangkan bu Sarah ia sudah pulang setelah makan siang.

"Alula ngantuk ya?" Tanya Avica lalu dibalas anggukan oleh Alula. "Kalau gitu ayo bobok siang dulu." Ucapnya lagi sambil menggendong anak itu karena kelihatan sudah sangat mengantuk.

Setelah sampai kamar ternyata Alula sudah tertidur dalam gendongan lalu Avica langsung saja menidurkannya. Setelah itu ia memilih untuk merapikan semua mainan yang masih berserakan di ruang keluarga. Tadi setelah belajar menggambar bu Sarah mengajaknya untuk berbincang di ruang keluarga untuk membahas pekerjaan apa saja yang harus Avica lakukan disaat mengasuh Alula. Dan membiarkan Alula bermain sendiri tetapi tetap dalam pengawasan.

Selesai merapikan semua mainan, Avica ikut berbaring disamping Alula untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, tak terasa ia pun ikut terlelap.

Sore harinya pekul 15.30 ia terbangun dan melihat kesamping ternyata anak itu masih tertidur. Ia memilih langsung membersihkan diri lalu menunaikan sholat asar. Selesai sholat ternyata Alula sudah bangun dari tidurnya tetapi masih berbaring ditempat tidur. Avica langsung melipat mukenanya kemudian menghampiri Alula.

"Eh, si cantik sudah bangun ternyata." Kata Avica "Yuk, kita mandi dulu biar nggak bau asem." Ucapnya lagi.

Anak itu hanya menurut saja. Avica menyiapkan airnya terlebih dahulu. Baru setelah itu ia memandikan Alula. Selesai mandi dan berpakaian Alula mengajak Avica untuk menggambar kembali. Sepertinya itu hobi baru Alula.

"Kak, Lula pengen menggambar lagi." Ucapnya dengan nada imut.

"Oke. Kakak siapin dulu alat-alatnya." Ucap Avica. Tanpa pikir panjang ia menerima keinginan gadis kecil itu. Ia langsung menyiapkan semua yang akan dibutuhkan untuk menggambar.

"Kita menggambarnya di ruang keluarga aja ya." Ajak Avica. Dan Alula dengan cepat mengaggukan kepalanya.

"Ini semua alatnya kakak taruh dimeja ya. Kamu tunggu disini sebentar. Kakak akan ambilkan cemilan sama minuman buat kamu." Ujar Avica lalu pergi kedapur meninggalkan anak itu sendirian.

Entah ada angin apa Abizar yang biasanya selalu pulang malam tiba-tiba pulang sore hari. Pria itu telah sampai didepan rumah lalu memasukinya. Disaat ia menuju ruang keluarga ia melihat anaknya sedang melakukan sesuatu sendirian.

"Dimana pengasuh itu. Kenapa Alula sendirian berada diruang keluarga." Gumam Abizar. Lalu menghampiri putrinya itu.

"Alula sayang, sedang apa nak?" Tanyanya pada sang anak.

"Papa. Ini Alula sedang menggambar." Jawab anak itu sambil tersenyum manis.

"Boleh papa lihat?"

"Boleh, tapi lihat yang itu dulu ya pah, yang ini belum selesai Alula gambar." Tunjuk Alula pada kertas yang bergambar sebuah keluarga.

Abizar yang sedang melihat apa yang digambar anaknya pun kaget. Ia bingung siapa perempuan yang anaknya gambar itu. "Yang ada di gambar ini siapa, sayang?" Tanya Abizar sedikit penasaran.

Alula pun menoleh "oh, ini papa, ini Alula, dan yang ini kak Avica." Tunjuk anak itu satu persatu.

Abizar pun bingung, bagaimana bisa anaknya bisa menggambar orang asing yang baru dikenal nya. Sedangkan biasanya anak itu sangat susah dekat dengan orang yang belum ia kenal.

"Kenapa Alula menggambar nya?" Abizar ingin tahu apa alasan sang anak menggambar gadis itu.

"Karena Alula pengen punya mama kayak kak Avica." Jawab anak itu dengan polosnya. Anak itu sungguh ingin merasakan kasih sayang seorang ibu. Meskipun keluarga nya telah memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih tapi itu masih kurang karena tidak ada sosok ibu.

Abizar yang mendengan penuturan sang anak pun hatinya merasa sakit. Karena anaknya harus merasakan semua ini. Tak lama kemuadian Avica muncul dari arah dapur. Ia juga heran kenapa majikannya jam segini sudah pulang.

"Tuan, baru pulang?" Tanya Avica.

Abizar yang mendengar suara Avica sedikit kaget. Karena ia sibuk memikirkan hal-hal buruk yang telah Avica lakukan pada sang anak.

"Ya." Jawabnya dengan dingin. Lalu Abizar berlalu menuju kekamar nya untuk membersihkan diri.

"Apa yang sudah gadis itu katakan pada Alula. Sehingga anak itu bisa berpikir ingin memiliki ibu seperti dia." Kata Abizar dalam hati. Abizar merasa sedikit curiga dengan Avica. karena dengan waktu yang begitu singkat anaknya bisa sangat dekat dengan pengasuhnya itu.

Karena tak ingin pusing memikirkan hal itu. Abizar memilih untuk langsung pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini ia begitu merasa sangat lelah, jadwalnya begitu padat, sehingga ia ingin pulang lebih cepat agar bisa cepat istirahat. Tapi niatnya untuk istirahat harus ia tunda terlebih dahulu. Ia ingin tau sudah sampai mana asistennya itu mencari informasi tentang baby sitter anaknya.

(Halo Ren!)

(Iya tuan. ada yang bisa saya bantu?) tanya Rendi pada bosnya.

(tidak. saya hanya ingin tahu sudah sampai mana kamu mencari informasi tentang pengasuh anak saya?) tanya Abizar.

(Anda menelepon saya diwaktu yang tepat, tuan. saya baru saja mendapatkan informasi tentang baby sitter itu. Dia berasal dari kampung dan terlahir dikeluarga kurang mampu dan tuan. tujuannya memang untuk benar-benar bekerja untuk membantu orang tuanya. pertemuan nya dengan nyonya dan non Alula memang tidak disengaja. karena waktu itu non Alula memang sempat hilang dan gadis itu tidak sengaja melihatnya saat sedang mencari angkutan umum. umurnya juga masih sangat muda, dia baru saja lulus SMA. hanya itu informasi yang baru saya dapatkan tuan.)

(Baiklah. terima kasih atas bantuan mu.) ucap Abizar setelah mendengar penjelasan Rendi.

(sama-sama tuan. itu sudah tugas saya.) Sambungan telepon telah mati.

Setelah mendapatkan informasi dari sang asisten Abizar bisa langsung beristirahat dengan tenang tanpa beban pikiran.

Terpopuler

Comments

Reza Indra

Reza Indra

Semoga Avica akan mendapat kebaikan...❤❤🧡❤❤😘😘😘

2023-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!