Adzan subuh berkumandang, Avica membuka matanya dan bangun untuk mandi lalu menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Selesai menunaikan sholat subuh Avica memilih untuk kedapur membantu memasak sebelum Alula terbangun.
"Selamat pagi, bi." Sapa Avica pada bi Imah pembantu dirumah tuan Abizar.
"Pagi juga, neng." Jawabnya
Avica dan bi Imah sudah saling mengenal. Karena kemarin waktu Avica sampai dikediaman tuan Abizar mereka saling diperkenalkan oleh bu Sarah.
"Bi Imah mau masak apa?" Tanya Avica yang sedang memperhatikan bi Imah mencari bahan makanan di dalam kulkas.
Bi Imah pun menoleh lalu menutup kulkas "mau masak omlet buat non Alula dan nasi goreng buat tuan Abizar." Jawabnya.
"Boleh saya bantu, bi?" Tanya Avica lagi.
"Tidak perlu, neng. Ini sudah tugas bibi. Tugas kamu itu mengurus non Alula." Tolak bi Imah dengan halus.
Bi Imah wanita paruh baya yang telah bekerja selama 6 tahun. Yaitu semenjak Abizar menikah hingga sekarang ini. Wanita itu tahu betul bagaimana kehidupan majikannya setelah menikah hingga berpisah.
"Baiklah. Kalau begitu Avica mau kekamar non Alula dulu ya, bi." Pamit Avica. Ia memilih pergi kekamar anak asuhnya itu untuk melihat Alula sudah bangun atau belum.
Avica harus menaiki tangga satu persatu dan pelan untuk menaiki anak tangga menuju kekamar Alula. Ia tidak ingin mengganggu majikannya yang masih tertidur karena waktu masih menunjukkan pukul 05.00. Sedangkan kamar Alula dengan ayahnya itu bersebelahan.
Setelah sampai depan pintu kamar Alula, ia lalu membuka pintu dan memasuki kamar itu. Avica melihat Alula mulai mengerjapkan matanya dan bangun dari tidurnya.
"Selamat pagi cantik, baru bangun ya?" Avica menghampiri anak itu. Lalu merapikan tempat tidurnya kemudian ia mengajak Alula untuk mandi.
Selesai mandi dan memakaikan baju, Avica mengajak Alula turun untuk sarapan bersama papanya. Disaat Avica dan Alula keluar dari kamar mereka berpapasan dengan Abizar yang akan menuruni tangga.
"Selamat pagi, tuan." Sedikit canggung Avica menyapa majikannya itu.
Sejak kemarin ia belum sempat bertemu dengan Abizar. Karena waktu ia sampai dirumah ini Abizar masih bekerja, dan malam harinya setelah ia menidurkan Alula ia langsung merapikan barang bawaannya lalu mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
"Ya" Balas Abizar cuek. Awalnya Abizar juga terkejut ketika melihat ada gadis muda dan putrinya yang baru keluar dari kamar. Tetapi sedetik kemudian ia baru ingat jika mama nya telah mendapatkan baby sitter untuk anaknya itu.
Kemudian Abizar melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga diikuti Avica yang sedang menggandeng Alula dari belakang menuju meja makan untuk sarapan. Setelah sampai dimeja makan Avica langsung mendudukkan Alula dan mengambilkan makanan untuk anak itu kemudian menyuapinya. Alula sangat menikmati suapan demi suapan yang di berikan Avica, anak itu juga merasa bahagia. Beda jika ia sedang disuapi oleh omanya ataupun bi Ima. Abizar yang melihatnya merasakan ada yang aneh dalam hatinya. Karena pemandangan itulah yang ia impikan dulu bersama sang istri. Tetapi hal itu justru dilakukan oleh orang lain. Ia juga merasa berbeda dengan gadis yang ada didepannya itu, jantungnya langsung berdetak lebih cepat entah perasaan apa yang ia rasakan.
Setelah sarapan Abizar pamit kepada sang putri untuk berangkat bekerja karena ia telah ditunggu Rendi di ruang tamu.
"Papa berangkat dulu ya sayang, jangan nakal dan jangan rewel ya" Pamitnya lalu mencium sang putri.
"Iya papa. Alula janji tidak akan nakal, karena ada kak Avica yang akan menemani Alula bermain." Ucap Alula pada sang papa lalu mencium punggung tangannya.
"Jadi namanya Avica." Batin Abizar. Lalu ia menatap Avica "Saya titip anak saya. Jangan sampai dia kenapa-kenapa. Jika sampai terjadi sesuatu pada anak saya kamu harus terima akibatnya." Ucap Abizar dengan nada tegas.
"Baik tuan." Jawab Avica sambil menundukkan kepalannya.
kini Abizar sudah berada didalam mobil bersama asistennya. Abizar duduk dikursi penumpang sedangkan Rendy duduk dikursi kemudi.
"Bagaimana dengan tugas yang saya perintahkan, Ren?" tanya Abizar.
Rendy yang sedang fokus menyetir pun melihat atasannya melalui kaca depan.
"Saya sedang mencari informasinya, tuan." jawabnya.
"Kalau bisa lebih cepat kamu mendapatkan informasinya!" perintah Abizar.
"Baik tuan."
Sedangkan dikediaman Abizar, setelah kepergian Abizar, Avica mengajak Alula ketaman yang ada di belakang rumah untuk bermain.
Tidak lama kemudian bu Sarah sampai dirumah itu untuk melihat sang cucu dan akan memberitahu kepada Avica apa aja yang harus ia lakukan dan ia lakukan selama mengasuh cucunya itu.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam, nyonya." jawab bi Ima.
"Alula sama Avica kemana, bi?" tanya bu Sarah karena ia tidak melihat cucunya.
"Mereka ada di taman, nyonya." jawab bi Ima sambil menunjuk kearah belakang rumah.
"Baiklah. kalau begitu saya akan menyusul mereka. bibi boleh melanjutkan pekerjaannya." bu Sarah berlalu untuk menyusul cucunya yang sedang berada di taman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments