"Apa-apaan ini?!"
Monika dan Gerald menoleh pada sumber suara, di sana ada mata yang memancarkan api menatap keduanya. Gerald melepaskan pelukan Monika, sementara Monika mundur menjauhkan diri.
"Sayang!" Panggil Gerald pada orang itu, yang tak lain adalah Nadira.
Huekkk!!!
Belum apa-apa Nadira rasanya ingin muntah, gadis itu mati-matian menahan dirinya. Jika saja bukan sebuah kontrak kesepakatan Nadira tidak akan pernah bersikap seperti ini sekarang, tapi apa boleh buat dia harus melakukan semuanya sesuai kesepakatan. Dia akan berpura-pura menjadi pasangan harmonis bersama Gerald di hadapan Monika seperti yang dia lakukan sekarang.
"Sayang, biar aku jelaskan. Kau jangan salah paham." Kata Gerald.
Ayolah! Gerald terlalu lebay menurut Nadira.
"Tidak perlu, aku tau kau tidak salah." Ujar Nadira. "Untuk apa kau kemari?" tanya Nadira pada Monika.
"Menemui kekasihku." Jawab Monika tanpa rasa malu.
Nadira mengangguk-angguk kepala nya sambil berjalan mendekati Gerald. "Dia kekasih mu?" Tunjuk nya pada Gerald. "Tapi, dia suami ku." Lanjutnya.
Wajah Monika mulai memerah lantaran menahan kesal, berani sekali sepupunya ini membalikan ucapan nya. Monika selalu meremehkan Nadira, sejak kecil mereka sering bersaing dan Monika yang selalu menang dan kali ini pun Monika tidak mau kalah dari Nadira.
"Dia mungkin suami mu, tapi dia cinta ku. Tanyakan padanya, dia pasti masih mencintai ku." Jawab Monika percaya diri.
Nadira menaikan alisnya, Gerald langsung memainkan perannya. "Tidak, aku sangat membenci mu. Jangan bermimpi untuk bersama ku lagi, sebab kini aku sudah bahagia bersama istri ku."
Monika mengepalkan tangannya kuat, dia menahan kekesalan nya. Amarahnya semakin tak tertahan, ketika Gerald dengan jelasnya memeluk erat pinggang Nadira dan mengecup singkat puncak kepala gadis itu.
"Aku mencintai nya, biarkan aku hidup bahagia bersama nya. Tempat mu sudah tidak ada lagi, jadi pergilah!"
Monika menatap tak percaya, dia rasa tidak mungkin secepat ini kan?
"Gerald, kau?" tatap Monika tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya ini.
Gerald memalingkan wajahnya, dia enggan untuk menatap lebih lama Monika.
"Kau tidak dengar? Pergi dari sini, tempat mu sudah tidak ada lagi." Ujar Nadira.
Di tengah-tengah drama itu, ada Zaky yang menjadi penonton nya. Pria itu cukup takjub dengan apa yang di lakukan Nadira, gadis itu ternyata benar-benar bisa di andalkan. Akting nya terlihat nyata, bahkan Zaky sampai berpikir itu nyata bukan akting.
Monika yang merasa dirinya semakin terpojok pun akhirnya memilih untuk pergi, lebih lama lagi berada di sana maka dia akan semakin di pojokan.
"Pergi jauh-jauh!" Seru Nadira mengejek Monika.
Seperginya Monika dan keadaan sudah aman, Nadira langsung menjauhkan dirinya dari Gerald. Dia sudah tidak tahan lagi berpura-pura seperti itu, Nadira merasa jijik sendiri.
"Ayo, sayang masuk!" Ajak Gerald yang kini malah menggoda Nadira.
"Hueekkk!!! Lebay!" Nadira meninggalkan Gerald dan Zaky, gadis itu langsung masuk kedalam.
Gerald tertawa pelan melihat Nadira yang kesal padanya itu, dia tidak pernah menyangka akan melakukan hal gila seperti tadi bersama gadis itu.
"Kau bertemu dengan nya dimana?" tanya Gerald pada Zaky.
"Di caffe dekat sini tuan, nona sedang berkumpul bersama teman-teman nya. Saya melihat nona Monika di depan gedung, jadi saya pikir akan lebih baik jika membawa nona Nadira pulang untuk mengusir nona Monika. Maaf, tidak meminta izin darimu terlebih dahulu." Jelas Zaky.
"Ah, tidak masalah. Justru aku sangat bersyukur kau bisa bergerak dengan cepat."
****
"Hah? Benarkah Monika datang kemari?" tanya Rey tak percaya.
"Nadira benar-benar hebat, aku bangga pada nya." Timpal Teza.
Rey, Teza dan Gerald berada di apartemen Gerald saat ini. Kemarin Teza dan Rey datang ke kantor Gerald dan ternyata Gerald pulang lebih awal, tadinya mereka ingin menemui Gerald kemarin tapi niat itu di urungkan dan barulah sekarang mereka datang ke apartemen Gerald.
Hari ini Gerald tidak masuk ke kantor karena tubuhnya terasa kurang sehat, jadilah sekarang ketiganya berkumpul di sini di apartemen Gerald.
"Wanita itu sangat licik, dia datang tanpa rasa malu setelah mencampakkan ku di hari pernikahan kami." Kata Gerald sambil menyesap minuman nya.
"Kau benar. Aku rasa, kau harus bersyukur karena Tuhan mengirimkan Nadira untuk mu. Dia jauh lebih baik dari Monika, gadis itu juga sangat polos dan____." Rey memuji sosok Nadira, meski baru pertama bertemu di hari pernikahan kala itu Rey tahu gadis itu sangat baik dan juga masih begitu polos dan lugu.
"Kau memuji seorang wanita di hadapan suaminya?" Gerald memotong ucapan Rey.
hahhaaa!!!
Rey dan Teza tertawa terbahak-bahak, Gerald mulai merasa terganggu?
"Ah, astaga! Kau mulai tertarik padanya. Aku pikir pria seperti mu akan sulit untuk menerima orang baru." Ujar Teza.
"Tapi, bro! Kau tinggal bersama Nadira hampir 2 minggu, selama ini kau bahkan belum menyentuhnya sama sekali?" Rey masih tak percaya rasanya.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Gerald.
"Oh, ayolah man! Dia istri mu, kau berhak atas dirinya." Timpal Teza.
"Tidak akan ada dosa, tapi mendatangkan pahala." Lanjut Rey sambil terkekeh sendiri.
Teza memukul pelan bahu Rey. "Kau masih ingat rupanya bedanya dosa dan pahala."
Rey memasang wajah kesalnya. "Aku memang pendosa, tapi di sela-sela dosa selalu ku selipkan sebuah pahala."
"Caranya?" Celetuk Gerald, di susul tawa renyah Teza dan dirinya.
Hahha...!!!!
"S**t! Dasar biadab!" Rey melempar bungkus rokok pada Gerald. "Taklukan istri mu, baru kau bebas mentertawakan ku."
"Jangan katakan kau takut pada Nadira." Teza asal bicara, pria itu sangat senang menggoda Gerald saat ini.
"Hentikan kalian berdua, otak kalian selalu di penuhi pikiran kotor ternyata." Gerald dalam hati menahan malu sebenarnya.
...*****...
Next?
Jangan lupa untuk klik favorit, rate, komen, like, hadiah dan vote!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 15 Episodes
Comments
Rosee
lanjut Thor 🤩💪✨
kapan-kapan mampir yuk ke novel aku
2023-04-24
0
Nur Mandina
lanjut...makin seru.semangat Thor🦾🦾🦾
2023-01-28
0
Santai Dyah
lnjut thor Aku hadir
2023-01-15
1