Seminggu sudah Nadira menyandang status seorang istri CEO sukses, meski demikian Nadira tak pernah merasa ada yang istimewa dalam hidupnya, justru dia merasa hidupnya seperti terbebani.
Nadira akan pergi untuk kuliah lalu pulang ke apartemen lagi, hari-hari nya dia habiskan hanya duduk dan menonton tv di apartemen. Gerald memang jarang berada di apartemen, dia akan pulang untuk tidur lalu akan berangkat lagi di pagi harinya.
Dulu Nadira sibuk menghabiskan waktunya diluar, dia kuliah lalu bekerja. Terkadang Nadira pergi ke luar bersama teman temannya, tapi sekarang dia tidak bisa melakukan itu tanpa izin dari Gerald.
Lihat saja sekarang ini, Nadira tengah duduk di ruang tengah sambil menonton tv. Tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain itu, terkadang Nadira juga bertanya-tanya kapan Gerald pulang? Setiap malam Nadira tidak pernah tahu kapan pria itu datang ke apartemen, dan di pagi harinya saat Nadira bangun pria itu sudah pergi entah kemana. Apakah memang dia sesibuk itu?
"Ah, apa sih? Kenapa dia mengurung ku di sini, sedangkan dia sendiri terus kelayapan entah kemana." Gerutu Nadira jika mengingat Gerald yang terus mengekang nya, tapi Gerald sendiri tidak pernah diam di apartemen.
Drrtt!!!
Ddrrtt!!!
Ddrttt!!!
Ponsel Nadira berdering, dengan cepat gadis itu memeriksa ponselnya. Tertera nama Zaky di sana, dibandingkan dengan Gerald suaminya Zaky lebih sering menghubungi Nadira selama seminggu terakhir ini.
"Hallo!"
"Hallo, nona Nadira. Ini saya Zaky nona," ucap Zaky.
"Ya, aku tau! Ada apa?" Ketus Nadira.
"Nona, begini kata tuan nyonya Rowina meminta anda untuk ke rumah utama. Aku akan mengantar anda kesana, siap-siap lah sebentar lagi aku akan sampai." Jelas Zaky.
Nadira sedikit mengembangkan senyumnya, akhirnya dia akan keluar dari apartemen ini. Tidak masalah meski hanya ke rumah keluarga Gerald, setidaknya Nadira berpindah tempat untuk hari ini.
"Baiklah, aku akan bersiap-siap. Jangan lama-lama Zaky, aku sangat tidak sabar ingin pergi keluar." Terdengar suara Nadira yang bersemangat, membuat Zaky di sebrang sana sedikit terheran-heran
"Baik nona, saya sedang dalam perjalanan menuju apartemen."
"Ya, baiklah."
Sambungan telepon itu berakhir, Nadira langsung pergi ke kamar nya untuk berganti pakaian dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah utama.
Selang beberapa menit, Zaky sudah berada di depan pintu apartemen. Pria itu menghubungi Nadira dan mengatakan bahwa dia menunggu gadis itu di depan pintu, dengan semangat 45 nya Nadira langsung keluar.
"Zaky, kita pergi sekarang?" tanya Nadira dengan semangat.
Iya, nona ayo!"
Nadira berjalan lebih dulu di ikuti Zaky mengawalnya di belakang. Sesekali Zaky nampak menggaruk kepalanya, dia merasa sedikit aneh dengan sikap Nadira. Dia terlihat begitu bahagia, apakah Nadira memang senang karena akan bertemu mama Rowina? atau karena hal lain?
Mereka masuk kedalam lift, lalu setelah lift sampai di lantai bawah keduanya berjalan menuju parkiran mobil. "Nona, sepertinya anda sangat bahagia." Zaky membuka obrolan keduanya ketika sudah berada di dalam mobil.
"Ya, aku memang sangat bahagia. Apakah terlihat begitu jelas di wajah ku?"
Zaky berdehem singkat, pria itu juga berharap Nadira bisa bahagia bersama tuan nya itu. Bagaimanapun Gerald, sekasar dan searogan apapun Gerald dia adalah pria yang sangat baik. Andai Zaky memiliki adik perempuan dia pasti akan merekomendasikan pria seperti Gerald untuk di jadikan suami, sebab tidak ada pria sebaik Gerald untuk jadi suami.
"Saya selalu berharap kalian akan selamanya bersama, saya rasa kalian berdua adalah pasangan yang sangat cocok." Ungkap Gerald akan pemikiran nya selama seminggu ini.
"Apa kata mu?! Aku bahkan sudah tidak tahan, padahal baru satu minggu." Sahut Nadira sambil memajukan bibirnya kesal.
"Apa saya salah bicara nona?" tanya Zaky.
"Ck, sudah jangan bicarakan itu. Fokus saja pada jalanan di depan." Balas Nadira.
****
Di rumah utama mama Rowina tengah menunggu kedatangan Nadira, gadis itu di sambut antusias ketika sampai di rumah itu. Jujur saja mama Rowina lebih bahagia dengan pernikahan Gerald dan Nadira, di bandingkan dengan pernikahan Gerald dan Monika. Entah harus bersedih atau bersyukur sebab Monika melarikan diri, dan di gantikan oleh Nadira.
Nadira dan Monika seperti dua kubu yang berlawanan, jika Monika gadis yang selalu tampil glamor maka Nadira adalah gadis dengan kesederhanaan. Monika selalu berpenampilan terbuka, sedangkan Nadira lebih tertutup meski tidak dengan hijab.
"Sayang, aduh! mama seneng banget kamu mau datang kesini." Mama Rowina memeluk Nadira, lalu mencium pipi kiri dan kanan gadis itu. "Duduk sayang!"
"Iya mah, maaf ya Nadira baru dateng ke sini jenguk mama. Padahal seminggu terakhir ini Nadira cuma di apartemen aja." Kata Nadira.
"Ihh, atuh tidak apa-apa sayang. Mama ngerti ko, malah mama mau minta maaf sama kamu. Anak mama itu terlalu sibuk kerja, dia sampai tidak punya waktu untuk kalian berdua pergi honeymoon." Balas mama Rowina, tak lupa bahasa khas Sunda nya.
Mama Rowina itu berasal dari Bandung, meski lama tinggal di Jakarta tetap saja logat sunda nya tidak pernah tertinggal.
"Hehhe.... Tidak apa mah."
Keduanya terlihat asyik mengobrol, ini kali pertama mereka mengobrol dan bercengkrama bersama tapi mereka langsung akrab.
"Nad, Gerald tidak aneh-aneh kan sama kamu? maksud mama, dia tidak menyusahkan kamu kan?" tanya mama Rowina.
"Tidak mah, mas Gerald tidak pernah menyusahkan Nadira." Sahut Nadira.
'Tidak pernah menyusahkan, hanya memberatkan beban hidup ku.' Ucap Nadira dalam hati.
...****...
Next?
...Jangan lupa klik favorit, rate, komen, like hadiah dan vote!!!...
follow ig author: @azahramir_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 15 Episodes
Comments
范妮
AK mampir kak
2023-01-21
0