Hari itu Mahar masih mengambil cuti hingga satu minggu ke depan mengingat bahwa dirinya menjadi pengantin baru untuk kedua kalinya. Usai sarapan bersama sang istri, Mahar penyuruh pelayan untuk mengantar makanan ke kamar Rani, sementara dirinya ganti memberi kuliah tambahan untuk istri pertamanya Saskia.
Mereka berdua kembali berpeluh bersama di kamar Saskia. Setelah main kuda kudaan selama dua kali, Mahar sempat ketiduran dan dia bangun ketika hari mulai siang yakni pukul sebelas siang.
Ternyata ada satu percakapan empat mata ketika Mahar tengah tertidur pulas. Percakapan tersebut antara Saskia dan Rani.
Sekitar pukul sembilan ketika Mahar baru saja memejamkan mata dam tidur pulas, Saskia mendatangi kamar Rani.
Tok..tok...tok.. pintu di ketuk.
Rani segera membuka pintu, waktu itu dia pikir yang datang adalah suaminya atau mungkin pelayan. Dan betapa terkejutnya dia ketika dia buka pintu kamar dan ternyata Saskia yang berdiri di sana.
Memang Saskia datang dengan senyuman ,bukan dengan tatapan mematikan. Tetapi bagi Rani tetap saja menakutkan karena dia adalah istri pertama dari suaminya.
"Hai, selamat pagi." sapa Saskia.
"Pa_pa_pagi kak," jawab Rani gugup.
"Boleh aku masuk?" tanya Saskia.
"Bo_bo_boleh kak, si_silahkan," Rani masih tetap saja merasa cemas.
"Tolong pintunya di kunci." titah Saskia.
Rani melaksanakan perintah Saskia dengan hati deg degan dan pikiran tidak karuan. Prasangka buruk mulai mengarungi otaknya. Bagaimana tidak, istri pertama dari suaminya berada satu kamar bersamanya dan pintu dalam keadaan terkunci, apa yang akan Saskia lakukan pada Rani?
"Duduklah kemari, ada yang ingin aku bicarakan!" ucap Saskia.
Rani berjalan mendekat dengan pelan hingga akhirnya tubuhnya mendarat di sofa tempat Saskia duduk.
"Kenapa kamu takut begitu?" tanya Saskia.
Rani hanya menggeleng sambil tersenyum, namun mulutnya tiba tiba bersuara.
"Aku minta maaf kak, ini semua bukan kemauanku. Pasti kakak sangat marah padaku." Rani berkata sambil menundukkan kepala, namun dia di buat heran ketika Saskia malah terkekeh mendengar ucapannya.
"Kamu itu baik sekali , biasanya istri muda itu selalu merasa lebih baik dari pada istri tua. Nah kamu, kok malah nggak percaya diri sama sekali?" sahut Saskia dengan terus memasang tawa.
Rani semakin menundukkan kepala dan tidak berani sekalipun menatap wajah Saskia.
"Aku mau tanya, tapi aku mohon jawab dengan jujur." tukas Saskia selanjutnya dengan nada yang lebih serius.
"Ta_tanya apa kak?" Rani tetap membawa rasa cemasnya.
"Apa kamu benci pada suamimu? Karena aku tahu, dia menikahi mu karena keluargamu tidak mampu membayar hutang. Benar kan?" tanya Saskia.
Dengan berat hati Rani menganggukkan kepala tanpa berani menatap Saskia.
"Apa kamu tidak ingin membalas sikap suamimu yang semena mena? Jika kamu ingin membalasnya, kita bisa bekerja sama karena kita sama sama menaruh dendam pada seorang pria!"
Degh, hati semakin terkejut mendengar ucapan Saskia. Sulit baginya untuk segera mempercayai istri pertama dari suaminya itu, karena Rani takut itu hanya jebakan belaka untuk dirinya.
Rani mematung beberapa saat hingga akhirnya dia dengar kembali Saskia bersuara,
"Kamu kira aku menikah dengan Mahar karena cinta? Tidak. Dia menikahi ku karena taruhan." ucap Saskia.
Seketika Rani berani mengangkat wajahnya untuk mendengar lebih lanjut cerita Saskia. Dan ketika Rani sempat memandang wajah Saskia secara jelas dan dekat, di sana memang terpancar aura dendam dan kemarahan yang menggunung.
"A_a_apa maksud kakak? Aku tidak mengerti." tanya Rani dengan ragu.
"Apa kamu mau tahu bagaimana kisahku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments