Happy Reading 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Ayah".
Ketiga wanita berbeda usia itu berhambur kearah pria paruh baya yang didorong dengan kasar oleh beberapa bodyguard suruhan dari jurangan kaya berkepala botak.
"Hahaha. Bayar cepat hutangmu. Atau...". Dia melirik gadis yang tengah membantu Ayah berdiri "Dia menikah denganku".
"Ayah pelan-pelan". Seru istrinya.
Milly menatap pria botak itu dengan jijik.
"Cih kau pikir aku mau menikah dengan pria botak seperti mu". Cibirnya
"Kau......". Tangan pria itu terkepal kuat "Sekarang pilih Ayah mu mendekap dipenjara atau menikah denganku". Ancamnya tersenyum licik.
"Ck, tidak bisa begitu". Protes Milly tidak terima.
Sang Ayah melindungi anak dan istrinya. Dia takut jika jurangan kaya itu berlaku kasar pada ketiga wanita yang sungguh dia cintai.
"Saya mohon Tuan. Jangan sakiti istri saya. Saya siap dipenjara".
"Ayah". Milly menggeleng "Ayah tidak boleh di penjara". Ucap Milly
"Tidak apa-apa Nak. Ayah tidak sudi kau menjadi istri kelima dari pria itu. Ayah menyanyangi mu". Ucapnya menatap putrinya dengan cinta.
"Ayah". Istri dan anak-anaknya memeluk pria paruh baya itu.
"Tangkap dia....". Seru pria itu menatap Milly dengan damba.
"Stopppp...". Gadis itu menahan para pria berbadan kekar yang hendak mencengkram tangan nya.
"Beri aku waktu, aku akan melunasi hutang-hutang Ayahku". Ujar Milly.
"Baiklah. Hanya sampai besok. Jika besok kau belum juga bisa melunasi hutang-hutang Ayahmu. Bersiaplah menjadi istri kelimaku". Tangannya hendak membelai wajah cantik Milly.
"Ck, jangan sentuh-sentuh". Milly menepis tangan pria itu dengan kasar.
"Kau.....". Wajahnya merah padam.
"Tinggalkan mereka. Jika sampai besok mereka tidak bisa melunasi hutang-hutang mereka. Bawa gadis itu ke hadapan ku dan siapkan pesta untuk pernikahan kami". Ujarnya.
"Baik Tuan".
Milly bernafas lega. Setidaknya pria botak itu tidak memaksa nya menikah hari ini.
Brakkkkkkkkkkk
"Ayah...". Teriak sang istri.
"Ibu, Ayah kenapa Bu?". Tangis Milly keras.
"Ayo bawa Ayah ke rumah sakit". Ajak Shendy, Kakak Milly.
Ketiga wanita itu membawa sang Ayah kerumah sakit. Wajah ketiganya tampak panik dan tak tenang.
Milly memejamkan matanya menahan emosi yang meluap. Dia bukan gadis cenggeng. Dia tidak akan menangis didepan Ibu dan Kakak nya.
Sampai dirumah sakit. Sang Ayah langsung ditangani oleh Dokter.
Shendy dan Livina saling memeluk dan menguatkan sambil menunggu dokter kekaur dari ruang pemeriksaan.
Sedangkan Milly gadis itu mondar-mandir seperti setrikaan. Gadis tomboy yang satu ini tidak suka terlihat cenggeng dalam keadaan apapun. Dia selalu bisa menguasai emosinya.
"Semoga Ayah baik-baik saja". Gumamnya.
"Hiks, Ayah". Livina hanya bisa menangis takut jika sampai terjadi sesuatu pada sang suami.
Milly duduk melirik Ibu dan Kakak nya. Gadis itu memalingkan wajah nya. Dia tidak boleh lemah dan menangis.
"Ly, kalau biaya rumah sakit Ayah besar. Apa yang harus kita lakukan Ly?". Adu Shendy. Dia baru lulus kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan.
"Tenang saja Kak. Lyly akan usahakan cari sana untuk Ayah". Ucapnya
Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruang pemeriksaan.
"Dok bagaimana?". Milly berdiri dengan tak sabar.
"Tuan Ibe mengalami pembengkakan hati atau yang biasa kita kenal dengan Liver".
Deg
"Maksudnya Dok?". Tanya Milly memastikan.
"Tuan Ibe harus segara di operasi Nona untuk mencegah lendir didalam hatinya". Jelas dokter sekali "Siapkan tiga ratus juta, agar Tuan Ibe bisa segera di operasi".
Livina kembali terduduk lemah dengan air mata yang mengalir dengan deras. Wanita paruh baya itu menangis sejadi-jadinya. Belum lagi hutang-hutang suaminya yang belum dibayar.
"Bu". Shendy langsung memeluk Livina.
Sedangkan Milly mengusap wajahnya kasar.
"Dok, apakah bisa beri saya waktu untuk mencari biaya?".
"Tidak bisa waktu lama Nona. Saya hanya bisa memberi waktu dua hari". Ujar sang Dokter.
"Dua hari Dok? Tidak bisakah ditambah hari nya?".
"Maaf Nona. Pembengkakan hati Tuan Ibe cukup parah jika tidak di operasi bisa berakibat fatal pada keselamatan nya". Sahut Sang dokter "Saya permisi Nona".
.
.
.
.
"Wajahmu kenapa Ly?". Ayana duduk disamping gadis itu.
"Lagi bete. Lagi ingin makan orang". Sahut nya asal.
"Kalau ada masalah cerita Ly. Siapa tahu kita bisa bantu". Justin ikut menimpali.
"Iya Ly". Sambung Heron.
Gadis itu menghela nafas sangat panjang. Lalu menghembuskan nya perlahan. Dia menatap ketiga sahabat nya secara bergantian.
"Kalian punya uang tiga ratus juta tidak?".
"Tiga ratus juta?". Pekik ketiga orang itu bersamaan.
Milly mengangguk dengan cepat. Meski dia tahu ketiga sahabat nya itu hanyalah anak rantau dan anak kost. Hidup saja menunggu kiriman dari orang tua di kampung.
"Ly, yang benar saja. Jangankan tiga ratus juta. Tiga ratus ribu saja tidak ada". Sahut Heron.
"Ly, mungkin ini bisa membantu". Justin meletakan amplop berwarna putih didepan Milly "Nilainya memang sedikit. Tapi hanya ini yang aku punya. Kebetulan kemarin aku baru gajian". Justin ini bekerja paruh waktu disebuah caffe setelah pulang kuliah.
Milly mengambil amplop itu. Gadis itu dengan cepat membuka amplop yang diberikan Justin penasaran apa isi dari amplop tersebut.
Brakkkkkkkkkkk
"Astaga Ly". Ketiga nya mengelus dada.
"Ini hanya cukup membeli infuse satu botol". Desahnya.
"Ya. Kan kau tahu Ly, aku anak rantau. Papa dan Mama belum mengirim uang. Itu saja uang gajiku bulan ini". Sahut Justin bernada berat.
"Ambil saja Kak. Itu terlalu sedikit. Beli untuk kebutuhan hidupmu di kost". Milly menyerahkan kembali uang itu pada Justin.
"Memangnya uang tiga ratus juta untuk apa Ly?". Tanya Ayana menatap sahabatnya.
"Buat beli kebun". Sahut gadis itu asal.
"Aku serius dodol". Sambil mendorong kening gadis itu dengan gemas.
"Awwwww. Kekerasan dalam persahabatan". Dia mengelus keningnya.
"Iya Ly. Uang tiga juta untuk apa?". Sambung Heron.
Milly menghela nafas panjang. Gadis itu menceritakan semua yang terjadi dan dia alami.
"Ly". Ayana memeluk sahabatnya dan berusaha memberikan kekuatan.
"Ly, aku janji akan bantu meski tidak banyak". Ucap Heron.
"Jangan dipaksakan Kak". Sahut Milly "Aku akan berusaha mencari pinjaman asal Ayah bisa di operasi dan aku tidak menikah dengan tua Bangka itu". Ujarnya
Ketiga sahabat nya memeluk Milly berusaha menyalurkan kekuatan. Meski tidak bisa membantu secara materi tapi setidaknya mereka bisa mendukung Milly.
Milly beruntung memiliki sahabat seperti Ayana, Heron dan Justin ketiga orang itu selalu suka rela membantu nya dalam suka mau pun duka.
Bersambung.....
Hai guys....
Terima kasih buat yang udah mampir ke karya receh author...
Mohon dukungan dan doa restu nya ya agar karya ini bisa terus berlangsung sampai tamat.
Jangan lupa buat selalu ikutin karya-karya author yaa...
Kalian boleh mampir ke karya sebelah author.
Love Me Please (Penyesalan suami kejam)
Cinta Manis sang Presdir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Adriani Bakkry
bagus sekali ceritanya
2024-03-20
0
Retnomaulida
masi nyimak
2023-07-07
0
Titin Sumarni
lanjut dong
2023-01-15
0